Seri animasi What If…? yang tayang di platform streaming Disney Plus kembali mengembangkan konsep multiverse yang ada di MCU. Serinya menjanjikan berbagai timeline berbeda yang ada di MCU. Namun, yang menarik adalah apa yang kita ketahui sebelumnya akan disuguhkan berbeda. Seri ini sendiri diadaptasi dari antologi seri dengan nama yang sama dari Marvel Comics.

Serinya pertama kali dirilis pada 1977, dan menghadirkan cerita di mana berbagai momen penting dalam cerita di Marvel Comics dihadirkan berbeda dengan apa yang sebelumnya diperlihatkan. Hal inilah yang kemudian menjadi landasan dari berbagai seri komik lainnya di Marvel dan juga menjadi landasan bagi hadirnya multiverse. Berikut adalah berbagai fakta menarik mengenai What If…?

Cara Keluar dari Kontinuitas

Seperti disebutkan di atas, seri What If…? pertama kali muncul pada 1970an dengan tujuan utama adalah menghindari atau keluar dari kontinuitas cerita yang ada. Hal ini diungkapan oleh Roy Thomas dalam sebuah wawancara dengan Syfy Wire. Pada saat itu, Thomas merasa bahwa dia tertekan dan merasa terbatasi untuk menghadirkan sebuah cerita yang baru.

Thomas merasa bahwa cerita baru tersebut harus bisa sesuai dengan apa yang sudah dihadirkan sejak satu dekade yang lalu. Inilah yang menjadi awal kemunculan ide untuk menghadirkan cerita yang mengeksplor perbedaan berbagai momen penting yang ada di sejarah Marvel Comics.

Dinarasikan Oleh Uatu The Watcher

Roy Thomas tidak ingin ceritanya memiliki koneksi dengan timeline utama Marvel, karena itulah dia memilih Uatu the Watcher sebagai narasi dari seri What If…? Uatu sendiri adalah seorang pengamat yang pasif, melihat berbagai situasi, peristiwa, dan kejadian bersejarah lainnya dari tempatnya yang ada di bulan. Dia muncul dan kemudian menutup cerita dari setiap edisi yang terbit. Meskipun Uatu tidak pernah mau ikut campur dalam berbagai kejadian yang ada di bumi, dia adalah salah satu makhluk kosmik terkuat di kosmik Marvel.

Edisi Pertama Adalah Spider-Man

Edisi pertama dari seri What If…? yang tayang pada 1977 hadir dengan cerita yang langsung memuat cerita utama dalam komiknya – “Bagaimana jika Spider-Man Bergabung Dengan The Fantastic Four?” Para pembaca kembali dihadirkan dari petualangan pertama Spider-Man di komik The Amazing Spider-Man #1. Pada saat itu, Peter menolak tawaran untuk bergabung dengan Fantastic Four. Dengan cerita yang berbeda, kali ini Peter Parker justru setuju untuk bergabung dan dalam realita alternatif ini, tim tersebut berubah nama menjadi Fantastic Five.

Lahirnya Universe Baru, Marvel Comics 2

Meskipun seri What If…? memberikan kesempatan bagi para penulis untuk bisa mengembangkan cerita dan keluar dari kontinuitas yang ada, tidak jarang juga beberapa cerita atau karakter yang memang diciptakan untuk serinya, pada akhirnya menjadi bagian dari cerita utama Marvel. Salah satu contoh nyatanya adalah Spider-Girl, putri dari Peter Parker dan Mary Jane Watson yang muncul dalam seri What If…? #105 pada 1998.

Kepopuleran dari Spider-Girl benar-benar di luar dugaan Marvel Comics, sampai-sampai mereka kemudian membuat serinya sendiri. Dan yang lebih epik lagi adalah ini menjadi cikal bakal lahirnya sebuah universe baru yaitu Marvel Comics 2 (MC2) pada awal 2000an. Spider-Girl kemudian menjadi salah satu versi alternatif dari Spider-Woman.

Lahirnya Kelompok Pahlawan Baru

Selain Spider-Girl, ada juga kelompok pahlawan yang pada awalnya diciptakan untuk seri What If…? yang pada akhirnya menjadi bagian dari cerita canon Marvel, yaitu Agent of Atlas. Tim ini pertama kali muncul di edisi #9 serinya, di mana para Avengers bersatu pada era 1950an karena Captain America diperlihatkan tidak membeku di es selama berabad-abad seperti yang kita ketahui.

Dalam ceritanya, karakter dari era PD 2 seperti Jimmy Woo, menjadi salah satu karakter yang membentuk tim tersebut. Tim ini kemudian menjadi canon pada 2019 dengan “komposisi” yang baru di mana semua anggotanya berisi para superhero Asia atau Asia-Amerika. Shang-Chi pun menjadi bagian dari tim ini.

BERSAMBUNG KE HALAMAN 2

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.