Setelah tertunda perilisannya selama lebih dari satu tahun, Marvel Studios akhirnya merilis film Black Widow. Film tersebut rilis di beberapa bioskop, dan juga rilis bersamaan di layanan streaming Disney+. Namun berhubung di beberapa wilayah di Indonesia sedang melaksanakan PPKM untuk menekan penyebaran virus Covid-19, banyak bioskop yang kembali ditutup. Maka, layanan streaming Disney+ menjadi opsi yang paling masuk akal untuk dapat menyaksikan film Black Widow.

Film Black Widow disutradarai oleh sutradara wanita, Cate Shortland. Filmnya kembali dibintangi oleh Scarlett Johansson, di mana ia kembali memerankan karakter ikonik Natasha Romanoff alias Black Widow. Nah mungkin kalian bertanya-tanya mengapa karakter Black Widow kembali hidup? Padahal karakternya sudah diceritakan mati di Avengers: Endgame. Nah film Black Widow mengambil latar waktu antara film Captain America: Civil War dan Infinity War. Kala itu, Black Widow menjadi buronan pemerintah Amerika Serikat setelah membantu Steve Rogers kabur.

Diantara film MCU lainnya, Black Widow mungkin menjadi film yang paling menonjolkan sisi kekeluargaan, mirip seperti film Fast & Furious. Natasha dipertemukan dengan keluarganya seperti Alexei Shostakov (David Harbour), Melina Vostokoff (Rachel Weisz), dan Yelena (Florence Pugh). Walau tema kekeluargaan terasa cukup kental, tetapi filmnya tetap tidak melupakan identitasnya sebagai film superhero dengan rentetan aksi yang menyenangkan untuk disimak.

Namun Geeks, aksi yang dihadirkan hanya menyenangkan hingga pertengahan film saja. Menuju ke akhir film, tensi yang dihadirkan tampak semakin menurun dan cenderung kurang konsisten. Adegan-adegan aksi di akhir film terasa tidak sebegitu menarik seperti yang terjadi di awal hingga pertengahan film. Puncaknya, Taskmaster yang menjadi villain utama tidak memberikan “impact” yang membekas ke ingatan penonton. Bahkan pertarungan puncak antara Black Widow dan Taskmaster rasanya begitu mudah dilupakan penonton.

Kehadiran Taskmaster sebagai villain utama juga tidak begitu berkesan. Walau ia memiliki kemampuan yang sangat unik, yaitu dapat menirukan kemampuan dari setiap musuhnya, namun keunikannya tersebut kurang bisa diangkat dan dipamerkan. Identitas Taskmaster sepanjang durasi film memang dirahasiakan. Namun Geeks, tidak ada rasa “penasaran” dari penonton untuk mengetahui identitas sebenarnya dari Taskmaster. Rasanya Cate Shortland kurang mampu memberikan kesan misterius terhadap Taskmaster.

Walau kurang menarik di beberapa aspek, tetapi filmnya mampu menghadirkan koreografi dan visual yang baik, terutama bagi Scarlett Johansson sebagai pemeran utamanya. Penampilan Scarlett Johansson harus diakui sangat maksimal. Di satu sisi, Scarlett Johansson mampu membawakan karakter Natasha Romanoff yang rapuh, sementara di sisi lain, Johansson mampu membawakan Natasha Romanoff sebagai karakter yang tangguh, sesuai dengan situasi atau kondisi yang terjadi pada karakternya.

Jalan cerita yang disajikan cukup berhasil memikat para penonton untuk fokus dan semakin penasaran dengan asal-usul Natasha Romanoff. Walau tanpa twist yang cukup kuat, tetapi filmnya berhasil membuat kita tidak terlalu jenuh saat menonton filmnya yang berdurasi 2 jam 13 menit. Sepanjang durasi filmnya, kita diajak menyelami masa lalu Natasha Romanoff yang kelam. Masa lalunya pun diungkap secara perlahan, dan semakin jelas menjelang film berakhir. Walaupun karakter Natasha Romanoff telah mati di Avengers: Endgame, namun lewat film ini kita bisa mengetahui background karakternya yang dahulu sangat misterius.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/