Sejak pertama kali diperkenalkan di seri anime Tokyo Revengers, Manjiro Sano alias Mikey langsung menjadi karakter favorit para fans. Mikey merupakan sosok pemimpin yang sangat disanjung, sosok yang dianggap sangat badass dan memiliki prinsip, terlepas dari latar belakangnya sebagai ketua dari salah satu geng terkuat di Tokyo yaitu Tokyo Manji Gang.

Dengan kemampuan tendangannya yang mampu mengalahkan musuh yang ukuran tubuhnya dua kali lebih besar, wajar jika mikey dianggap sebagai karakter yang terkuat di serinya. Namun, ternyata Mikey tidak bisa menjadi kuat sepanjang waktu. Di episode 11, kita melihat sisi lain dari Mikey ketika dia harus kehilangan teman terbaiknya.

Dalam episode tersebut, suara dari sirine memaksa anggota Moebius yang bertarung menghadapi Takemichi dan yang lain untuk kabur. Saat itu, Toman bisa dipastikan menang melawan Moebius – kecuali Hanma. Hanma memang mengarahkan pandangannya hanya kepada Mikey. Dia memperingatkan bahwa ini bukanlah pertemuan terakhir mereka.

Hanma sendiri merupakan wakil pemimpin pertama dari kelompok Valhalla, dan Hanma sendiri mengatakan bahwa Valhalla tidak akan membiarkan Toman merasakan kedamaian. Ketika Hanma pergi, Mikey kemudian bergegas menuju rumah sakit dengan menggunakan sepeda motornya. Di dalam ambulans kondisi Draken yang terluka parah akibat tusukan semakin memburuk.

Takemichi sendiri meminta Draken untuk menjaga Mikey, sebelum kemudian dia tidak sadarkan diri. Pihak medis kemudian melakukan CPR tetapi, tidak ada denyut nadi. Draken sendiri kemudian langsung dilakukan tindakan operasi saat mereka tiba di rumah sakit, dan meninggalkan teman-temannya yang lain termasuk Mitsuya dan Peh-yan.

Ketika Mikey tiba, dia langsung terdiam. Tidak memperlihatkan wajah panik atau kesedihan seperti yang dirasakan oleh yang lain. Mikey kemudian mengatakan kepada mereka bahwa Draken pernah berjanji bahwa dia akan menaklukan dunia bersama Mikey, dan menciptakan era baru dari dunia geng/berandalan. Karena itulah Draken tidak boleh tewas karena dia akan melanggar janjinya.

Melihat Mikey tersenyum membuat semua yang ada di rumah sakit langsung merasa lega. Lagipula, jika Mikey yang notabene adalah sahabatnya yakin bahwa Draken akan selamat, mengapa mereka harus ragu? Operasi Draken sendiri sukses. Tetapi, meskipun Mitsuya kemudian pergi untuk memberi tahu anggota Toman yang lain, Mikey diam-diam kemudian pergi.

Ketika dia sendirian, dia mulai menunjukan sosoknya yang sebenarnya. Dia kemudian menangis, karena takut dan juga lega. Meskipun dia terlihat tangguh dan kuat, namun jauh di dalam hatinya dia sangat takut bahwa dia akan kehilangan Draken. Draken sendiri bukan hanya menjadi inti bagi Toman (kelompok ini kemudian berubah menjadi jahat setelah kematian Draken di timeline sebelumnya), tapi dia juga teman baik dari Mikey.

Mikey tidak bisa menyembunyikan emosinya, termasuk rasa takutnya kehilangan Draken. Sementara itu, ketika Takemichi mengunjungi Draken di rumah sakit, dia benar-benar menjadi sosok yang berbeda. Dia seolah sudah benar-benar menyatu menjadi anggota geng Toman. Draken kemudian memberikan hadiah dari Mikey kepada Takemichi: seragam geng Toman, seragam yang dikenakan oleh Mikey saat geng ini terbentuk.

Dengan menyelamatkan Draken, Takemichi sudah menyelamatkan Toman. Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang sangat besar bagi Takemichi, dan dia sendiri tidak yakin apakah dia siap dengan semuanya. Draken sendiri hanya meminta Takemichi untuk berbicara langsung kepada Mikey. Semenjak pertarungan melawan Moebius, Mikey merasa bahwa sekarang kondisinya tidak aman.

Hanma berusaha untuk menghancurkan Toman, Kiyomasa mencoba untuk membunuh Draken, dan Takemichi sebenarnya tahu semua kejadian yang ada sebelum terjadi. Di akhir episodenya, Mikey kemudian bertanaya kepada Takemichi tentang siapa dia sebenarnya. Namun, semua penjelasan tersebut sepertinya tidak terlalu diperdilikan Mikey. Dia hanya mengucapkan terima kasih kepada Takemichi. Namun, apakah memang Takemichi sudah berhasil mengubah masa depan masih harus kita tunggu jawabannya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.