Thor merupakan sosok yang sangat membenci Black Knight. Kebencian Thor tersebut sudah terjadi sejak lama, bahkan sebelum kemudian mereka bekerja sama sebagai Avengers. Meskipun Thor Odinson dan Dane Whitman memiliki beberapa kesamaan, Thor kemudian menyadari bahwa rekannya tersebut merupakan ‘antithesis’ atau “lawan” bagi dirinya, seperti diperlihatkan di komik Black Knight: Curse of the Ebony Blade #1.

Dane Whitman merupakan sosok di balik nama Black Knight saat ini. Dane Whitman diperlihatkan berdiskusi dengan robot A.I. buatannya. Dia menjelaskan bahwa meskipun dia memimpin tim Avengers dalam beberapa poin di hidupnya, namun dia merasa dia tidak pantas untuk hal tersebut. Dane juga mengatakan bahwa dia khawatir tentang moralnya, karena Ebony Blade terus menggiringnya ke lubang yang gelap.

Ketika Dane mendapatkan panggilan bantuan dari T’Challa di Central Park, Black Knight kemudian beraksi untuk membantu para Avngers mengalahkan makhluk mengerikan. Thor pun marah melihat kedatangan Black Knight. Dane pun kemudian menjawab pertanyaan Thor dengan gaya bicaranya, yang dianggap Thor sebagai penghinaan terhadap dirinya.

Thor pun mencoba mengambil Ebony Blade di saat pertempuran. Dane kemudian mengatakan kepada Thor bahwa pedangnya hanya “bisa menyala di dalam kegelapan.” Ketika Thor melihat Black Knight bertarung, Thor menyadari bahwa Black Knight adalah kebalikan dari Mjolnir. Semakin marah dan semakin gelap mood dari Dane, maka semakin kuat pedang tersebut. Dane Whitman juga bisa mengalirkan kenangan buruk dirinya ke pedang tersebut, yang bisa menghadirkan serangan dahsyat yang menghancurkan monster tersebut.

Mjolnir vs Ebony Blade

Dalam komik Avengers #48 karya Roy Thomas dan George Tuska, Dane Whitman diperlihatkan mendapatkan Ebony Blade setelah kematian pamannya, Black Knight kedua. Saat Dane menjelajahi istana yang diwariskan kepadanya, Dane kemudian menemukan pedang tersebut. Dia kemudian didekati oleh Black Knight pertama setelah berhasil melewati tes kelayakan untuk pedang Ebony Blade.

Black Knight pertama kemudian menjelaskan tentang Ebony Blade dan bagaimana kutukan yang dimiliki oleh pedang tersebut. Meskipun Ebony Blade memberikan Dane Whitman tambahan kekuatan, Dane sendiri sebenarnya memiliki kekuatannya sendiri. Dia adalah seorang ilmuwan yang cerdas, sering kali mengisi posisi Tony Stark atau Hank Pym ketika dibutuhkan. Dengan menjadi pemilik Ebony Blade, Dane berubah menjadi sosok ahli pedang, penunggang kuda, dan petarung.

Ebony Blade memiliki kemampuan untuk menangkal serangan sihir, memotong hampir semua benda yang tidak dilapisi oleh kekuatan sihir, dan mampu menjadi transportasi bagi penggunanya. Selain itu, Ebony Blade juga memiliki kemampuan untuk memastikan penggunanya untuk tidak tewas, ketika dia memegang pedang tersebut. Hal ini diperlihatkan di komik Curse of the Ebony Blade #1.

Ketika seorang musuh misterius berhasil mengalahkan Black Knight, dia kemudian kembali bangkit dan tersadar di istana miliknya. Meskipun Mjolnir tidak bisa dijadikan kendaraan oleh Thor, namun Thor bisa memanggilnya, seperti Black Knight. Mjolnir juga hanya bisa digunakan oleh mereka yang dianggap pantas, sedangkan Ebony Blade hanya bisa digunakan oleh mereka yang memiliki kebencian, harus akan kekuasaan, dan sebagainya. Benar-benar saling bertolak belakang.

Komik King in Black: Black Knight #1 karya Simon Spurrier dan Jesus Saiz menggali lebih dalam mengenai hal tersebut. Dijelaskan di komiknya bahwa Ebony Blade tidak menghadirkan hasutan gelap kepada para penggunanya, namun menarik kegelapan dan keraguan dari siapa pun yang memiliki pedang tersebut. Black Knight dipilih bukan karena mereka pantas, melainkan karena kekurangan mereka.

Kekuatan Thor dan penggunaan Mjolnir bergantung kepada seberapa besar keyakinan bahwa apa yang dia lakukan adalah sesuatu yang memang pantas. Sementara kekuatan Black Knight dan Ebony Blade kebalikan dari hal tersebut. Ebony Blade menggunakan kekurangan pemiliknya untuk memaksimalkan kekuatan yang dikeluarkan.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.