Dalam cerita One Piece rasanya tidak mengherankan jika ada banyak karakter yang memiliki kekuatan hebat. Kekuatan hebat tersebut bisa berasal dari kemampuan alami mereka, seperti Dracule Mihawk, atau berasal dari kemampuan buah iblis, seperti yang dipraktikan oleh banyak sekali karakter. Ada juga yang memiliki kekuatan yang berasal dari teknik Haki.

Tidak hanya itu. Ada juga karakter yang memang memiliki semuanya, seperti misalnya Monkey D. Luffy. Mereka yang memiliki kekuatan sering kali ditakuti oleh para karakter lainnya. Dengan kekuatan dahsyat tersebut juga banyak karakter yang akhirnya mendapatkan kekuasaan atau jabatan. Contohnya adalah Big Mom dan Kaido yang sekarang menjadi kaisar samudra atau Yonko.

Tetapi, ada hal menarik dari para karakter “monster” tersebut. Meskipun mereka semua memang kuat, disadari atau tidak, mereka juga pada kenyataannya bisa menjadi sosok yang tidak berdaya. Mereka semua yang tadinya kuat, bisa tiba-tiba dengan mudah terkena serangan dan terluka. Apakah Monkey D. Garp adalah sosok yang lemah ketika dia berhasil dilukai oleh Luffy? Jawabannya adalah tidak.

Why monsters like Garp, Oden, Big Mom suddenly become vulnerable - One PieceBahkan, banyak fans yang menduga, jika Sengoku tidak menahan Garp, mungkin pertempuran internal angkatan laut akan terjadi. Inilah yang kemudian menjadi pertanyaan besar, mengapa para karakter yang memiliki kekuatan tersebut bisa terluka? Mengapa pertahanan kuat mereka bisa dengan mudah dihancurkan? Ada sebuah alasan yang logis untuk hal ini.

Mereka yang memiliki kekuatan dahsyat dan luar biasa, yang biasa tahan atau mampu menahan serangan sekuat apapun, bisa berubah menjadi sosok yang rentan terhadap serangan ketika mereka menjadi emosional atau kondisi emosional mereka sedang dalam kondisi yang tidak baik. Ada beberapa contoh nyata yang bisa menjelaskan maksud dari hal ini.

Pertama, momen Garp di Marineford. Garp benar-benar sangat emosional, di mana dia benar-benar bingung. Ada dua pihak yang harus di bela. pada satu sisi, dia harus melakukan tugasnya sebagai seorang angkatan laut. Namun, di sisi lain, di depan matanya ada cucunya yang nyawanya berada di ujung tanduk. Seperti yang Makino katakan, Garp adalah sosok yang paling sedih di mana dia tidak bisa melakukan apapun.

One Piece 970: Oden vung kiếm tha thu rồng Kaido khiến hắn đau đớn rơi xuống đất | OtakuGODengan beban mental yang begitu berat itulah Garp menjadi mudah untuk diserang oleh Luffy – bahkan membuat Garp terluka. Jika Garp berada dalam kondisi prima, pukulan Luffy mungkin tidak akan ada apa-apanya. Kedua, momen Big Mom tidak sadarkan diri. Bagi Big Mom, Mother Caramel adalah segalanya. Dia adalah sosok yang sangat berarti dalam hidup Charlotte Linlin.

Ketika foto Mother Caramel rusak/hancur, kondisi mental dan emosional Big Mom menjadi tidak karuan. Inilah yang membuat sebagian tubuhnya harus terluka. Dalam kondisi normal, serangan sekuat apapun tidak akan bisa melukai atau bahkan menyerang Big Mom, seperti diperlihatkan di beberapa chapter yang lalu.

Contoh terakhir adalah Kozuki Oden. Ketika Oden hendak melayangkan serangan terakhirnya ke arah Kaido, tiba-tiba konsentrasinya teralihkan oleh tangisan Momonosuke yang meminta tolong. Lengah, akhirnya Oden terkena serangan dari Kaido, yang kemudian membuatnya tidak sadarkan diri. Ironisnya, ternyata itu bukanlah Momonosuke asli, melainkan Kurozumi Higurashi yang menyamar. Kaido sendiri kemudian membunuh Higurashi karena dianggap mengganggu pertarungannya dengan Oden.

Sebagian fans banyak yang berasumsi bahwa karakter-karakter kuat akan selalu berada dalam kondisi 100% sepanjang waktu. tetapi, hal itu tidaklah benar. Berbagai contoh di atas adalah salah satu detail realistis yang dihadirkan Oda Sensei di seri One Piece. Faktanya, tidak ada orang – bahkan manusia di dunia nyata sekalipun – yang bisa selalu berada dalam kondisi 100% di sepanjang hidupnya. Ketika, mereka dalam posisi “terbuka,” manusia bisa saja dikalahkan atau dihancurkan dengan mudah.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.