Dragon Ball Super: Broly merupakan film ke 20 dari salah satu franchise anime paling populer di dunia, yaitu Dragon Ball. Dengan banyaknya film yang sudah dirilis sejak 1986 silam, tidak aneh memang jika ada beberapa atau mungkin banyak dari filmnya terlupakan atau menghilang dalam kenangan para fans selama bertahun-tahun.

Beberapa alasan mengapa filmnya bisa terlupakan adalah kurangnya distribusi filmnya ke luar Jepang – dan penggunaan terjemahan bahasa Inggris – serta tahun perilisan filmnya yang “jadul.” Dan diantara banyaknya film yang sudah dirilis, tidak heran juga jika ada beberapa dari filmnya yang dianggap bagus dan ada juga beberapa film yang dianggap aneh atau gagal. Berikut adalah beberapa film Dragon Ball yang dianggal gagal dan aneh.

Dragon Ball Z: Bio- Broly

Broly saga dalam cerita Dragon Ball Z muncul dalam tiga film berbeda, Bio-Broly adalah salah satunya. Film ke 11 Dragon Ball Z ini menghadirkan sekelompok petarung alam (bio-warrior) yang diciptakan oleh Dr. Collie. Salah satu bawahannya, Mr. Jaguar, berencana untuk menggunakan berbagai makhluk-makhluk ciptaan mereka demi niat jahatnya. Dan dalam rencananya ini, Mr. Jaguar melibatkan juga mantan rivalnya, Mr. Satan.

mangamexico.com

Jaguar meminta Mr. Satan untuk datang ke pulaunya demi menguji coba hasil kreasinya dengan cara bertarung dengan makhluk tersebut. Mr. Satan tidak sendiri, dia berangkat bersama Trunks, Goten, dan Android 18. Setibanya di pulau yang dituju, mereka kemudian megetahui bahwa turnamen tersebut sudah disiapkan sedemikian rupa, yang mana membuat manusia harus menghadapi para petarung alam tersebut.

Meskipun pada awalnya semua berjalan baik. Trunks dan Goten kemudian menyadari bahwa Jaguar sudah membuat kloning dari Broly, dan ketika kloning tersebut kabur, semuanya harus bekerja sama untuk mengalah kloning tersebut. Funimation sendiri merilis filmnya pada 2005 lalu. Dan film ini menjadi salah satu film yang terlupakan, apalagi jika dibandingkan dengan dua film Broly saga lainnya.

Dragon Ball Z: The World’s Strongest

Ini adalah film kedua dari seri Dragon Ball Z. Meskipun film sebelumnya, Dragon Ball Z: Dead Zone, menjadi jembatan antara Dragon Ball dan Dragon Ball Z, film The World’s Strongest tidak menghadirkan sesuatu yang spesial. Ceritanya sendiri berfokus pada Gohan dan Oolong dengan petualangan mereka mencari bola naga. Namun, ketika Dr. Kochin dan bio-men menyerang, semua orang akhirnya mengetahui rencana besarnya.

badluckbunnty.medium.com

Rencana tersebut adalah mencari lab milik Dr. Wheelo dan kemudian mencari keberadaan tubuh dari petarung paling kuat di bumi, sehingga dia bisa menjadi “pengganti” sosok tersebut dengan mengganti otaknya dengan otak petarung tersebut. Parahnya, Dr. Kochin menculik Bulma dan mencuci otak Piccolo, yang memaksa Goku harus bergerak cepat untuk menghentikan sang dokter.

Film ini dirilis pada 1990 lalu di Jepang, dan kemudian filmnya dirilis di Amerika pada 1998 berkat Pioneer Home Video dan Funimation. Pada 2006, Funimation sempat merilis versi uncut. Meskipun berbagai usaha sudah dilakukan, dengan cerita yang dianggap biasa dan tidak ada yang menarik, membuat filmnya akhirnya banyak terlupakan oleh para fans.

Dragon Ball: The Path To Power

Film ini merupakan sekuel bagi film Dragon Ball: Mystical Adventure. Filmnya sendiri dirilis pada 1996 lalu dan mengadaptasi arc Red Ribbon. Film ini juga dibuat sebagai bentuk perayaan satu dekade dari franchise Dragon Ball. Ketika Goku yang masih kecil bertemu dengan Bulma, Bulma menjelaskan kepada Goku tentang legenda dari bola naga. Keduanya kemudian memulai perjalanan untuk mencari bola naga tersebut. Dalam petualangannya, mereka berpapasan dengan berbagai karakter populer di franchise ini seperti Master Roshi, Oolong, Yamcha, dan Android 8. Selain itu Goku juga harus berhadapan dengan pasukan Red Ribbon.

CBR.com

Film ini sendiri dirilis di Amerika pada 2003 lalu oleh Funimation. Film ini banyak dilupakan oleh para fans, karena mereka sudah bosan dengan alur cerita Dragon Ball. Dan yang membuat para fans juga semakin melupakan filmnya adalah karena seriesnya sendiri berhasil menghadirkan cerita yang sangat menarik. Satu-satunya alasan film ini ditonton adalah ketika mereka ingin mencari tahu tentang pasukan Red Ribbon.

Dragon Ball: Mystical Adventure

Dirilis pada 1988 lalu, film ini merupakan film ketiga dari seri Dragon Ball. Sama seperti film lainnya yang dirilis pada masa itu, settingnya sendiri berada di sebuah realita alternatif dari seri orisinalnya. Filmnya sendiri berusaha untuk mengadaptasi cerita Red Ribbon dan juga 22nd Tenkaichi Budokai dari manganya. Filmnya sendiri berkisah tentang Goku dan Krillin yang berlatih bersama Master Roshi dalam persiapan untuk World Martial Arts Tournament di Mifan.

CBR.com

Namun, turnamen tersebut tidak berjalan seperti yang mereka bayangkan. Dalam ceritanya juga sang raja Mifan berusaha mencari Ran Ran yang hilang, dan sang raja tidak akan berhenti sampai dia menemukannya. Funimation merilis film ini di Amerika pada tahun 2000. Bukan bagian dari cerita canon dan juga masa perilisan yang kurang tepat, menjadi salah satu alasan mengapa film ini dilupakan.

Dragon Ball: Curse of the Blood Rubies

Ini adalah film pertama dari seri Dragon Ball. Filmnya sendiri dirilis pada 1986. Bisa dibilang, ini adalah versi terbaru dari arc awal di seri manganya. Ketika bola naga milik Goku dicuri oleh Bongo dan Pasta, dia harus bekerja sama dengan Bulma untuk mencari tahu keberadaan bola naga tersebut. pertualangan membawa Goku bertemu dengan banyak karakter ikonik.

Binged.com

Film ini juga memperkenalkan sosok misterius yaitu Blood Rubies. Film ini kurang laku di pasaran dan banyak dilupakan karena dianggap kualitas dubbingnya tidak baik, khususnya di wilayah Amerika. Hal ini dikarenakan ada beberapa bagian yang dipotong oleh Harmony Gold. Bahkan, film ini sempat dibatalkan oleh mereka, dan kemudian filmnya disebut oleh para fans sebagai “Lost Dub.” Film ini kemudian dirilis ulang, secara penuh dan tidak dipotong, pada 2009 lalu. (Featured Image: screenrant.com)

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.