Kehidupan dari sosok Uzumaki Boruto berubah secara drastis setelah ayahnya menjadi seorang Hokage, atau menjadi pemimpin dari desa Konoha. Ketika Boruto masih kecil, ayahnya lebih memiliki banyak waktu untuk bersama keluarga dan menghabiskan waktu banyak bersama Boruto. Namun, ketika Naruto menjadi pemimpin Konoha, tiba-tiba semuanya berubah. Sangat jarang waktu yang dihabiskan Naruto untuk keluarga dan Boruto.

Boruto tentu saja mengalami kehilangan yang sangat berat dengan absennya sosok Naruto. Dia masih sangat sulit membiasakan diri dengan semua itu. Naruto sendiri selalu berusaha untuk membuat anaknya kembali seperti semula, memperbaiki hubungan yang sebelumnya terjalin. Namun, memang harus diakui itu bukanlah sebuah pekerjaan yang sangat mudah. Boruto pun akhirnya sering melakukan “kesalahan” demi mendapatkan perhatian dari Naruto. Berikut adalah beberapa kesalahan yang pernah dilakukan oleh Boruto.

Mempermalukan Ayahnya di Seluruh Desa

Boruto terkadang mirip seperti ayahnya. Naruto dulu tidak memiliki perhatian yang cukup dari sekitarnya, sehingga dia mulai banyak melakukan sesuatu yang memancing perhatian banyak orang. Boruto pun melakukan hal yang sama seperti Naruto dulu. Dia melakukan hal seperti mengecat ukiran batu dari wajah para Hokage, khususnya wajah sang ayah.

Wattpad.com

Di hari pertama dia masuk akademi Shinobi, Boruto terlambat menuju akademi dan menabrakan sebuah kereta ke arah patung tersebut. meskipun Boruto mencoba untuk menolong temannya, insiden tersebut sudah membuat sang ayah malu di hadapan seluruh penduduk desa. Apa yang dia lakukan nyatanya berakibat buruk bagi citra sang ayah.

Tidak Bisa Dipercaya

Di awal seri Boruto, sudah sangat jelas bahwa Naruto tidak percaya kepada anaknya tersebut. Boruto cenderung melakukan berbagai tindakan yang bisa menimbulkan masalah dan kekacauan. Itulah kemudian yang membuat Naruto tidak mempercayai Boruto. Hal ini kemudian semakin menjadi-jadi ketika Boruto mencoba memberi tahu tentang apa yang terjadi kepada matanya.

Cultture.com

Boruto mencoba untuk mengatakan sesuatu yang memang benar-benar terjadi kepada dirinya, dan Naruto sendiri tidak mempercayai Boruto. Namun, sekarang Naruto sendiri sudah mulai paham mengenai “masalah” yang terjadi pada anaknya tersebut.

Hampir Menyebabkan Perang Untuk Kesekian Kalinya

Ketika Naruto berpetualang ke luar desa Konoha untuk pertama kali, hal itu dilakukan untuk menjalankan misi dari wilayah Nami no Kuni. Disana, Naruto harus menghadapi seorang ahli pedang legendaris, Zabuza. Boruto sendiri dikirim dalam sebuah misi untuk pergi ke wilayah Mizu no Kuni. Naruto sendiri sudah sangat paham bahaya yang dihadapi, namun tidak dengan Boruto.

Randomc.net

Ketika salah satu teman Boruto berhasil dikelabui untuk membentuk kembali versi terbaru dari Tujuh Ahli Pedang dari desa Kabut, Boruto pun ikut membantu. Boruto tidak mengetahui dan memahami politik atau kepentingan yang muncul dari hal tersebut. Hal itu tentunya hampir kembali membuat peperangan terjadi.

Komunikasi yang Buruk dengan Sang Ayah

Boruto sepertinya memiliki kesulitan dalam menyampaikan ekspresi atau perasaan serta pikirannya terhadap Naruto. Hal itu dikarenakan mereka berdua memang sangat jarang sekali berbicara. Lain halnya jika keduanya lebih sering berbicara tau berkomunikasi, mungkin kesulitan tersebut tidak akan pernah ada.

CBR.com

Ketika Naruto membuat sebuah hari khusus untuk orang tua dan anak, Parents and Child Day, dia sebenarnya sedang membuat alasan khusus agar bisa kembali dengan dengan anaknya, Boruto. Namun, Boruto menolak dengan mentah-mentah tawaran dari Naruto, dan mengatakan bahwa Himawari jauh lebih membutuhkannya dibandingkan dia. Namun, sangat jelas bahwa Boruto juga ingin menghabiskan waktu dengan sang ayah.

Dia Berharap Ayahnya Tewas

Boruto memiliki kesulitan dalam hal pengendalian emosinya ketika sang ayah tidak sengaja melewatkan hari ulang tahun Himawari. Dalam kekesalahannya, Boruto berharap bahwa Naruto lebih baik mati. Dia berasumsi bahwa karena Naruto tumbuh tanpa kehadiran sang ayah, Naruto tidak pernah bisa mengerti bagaimana perasaanya dari Boruto.

CBR.com

Boruto memang menyesali apa yang dia ucapkan kepada sang ayah, saat dia marah. Momen ketika Boruto berharap ayahnya mati, benar-benar sudah dianggap sangat kelewatan. Meskipun Naruto memang sangat jarang untuk menghabiskan waktu dengan Boruto, namun tidak ada alasan yang membenarkan Boruto bisa mengatakan hal itu kepada sang ayah.

Tidak Mau Memahami Sang Ayah

Harus diakui bahwa Boruto adalah sosok yang jenius. Kejeniusannya sering kali dengan mudah membantunya memahami apa yang memang harus dia ketahui atau pahami. Namun, dia tidak bisa menggunakan kejeniusannya tersebut untuk mengembangkan dirinya. Berbeda dengan Naruto, yang terus menerus mencoba mengembangkan dirinya menjadi lebih baik.

Randomc.net

Boruto selalu marah terhadap sang ayah dengan pulang yang selalu larut malam dan tidak pernah menghabiskan waktu untuk keluarga. Boruto tidak pernah bisa memahami dan tidak pernah mau memahami apa tugas dan tanggung jawab yang harus diembang sang ayah. Ironisnya, justru sosok yang lebih muda dari Boruto, seperti Himawari yang justru lebih memahami kondisi sang ayah, meskipun dia pun sedih.

Featured image: wallpaperkiss.com

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.