Pada Desember kemarin, DC Comics mengumumkan bahwa mereka menjalin kerja sama dengan pihak penerbit asal Jepang, Kodansha, untuk sebuah proyek kerja sama. Dalam proyek ini, mereka akan merilis dua buah manga Batman. Pertama adalah Batman: Justice Buster yang sudah dirilis pada 24 Desember kemarin, dan Wanope Joker (Joker: The One-Man Operation).

Namun, yang perlu menjadi catatan adalah ini bukan yang pertama kali Batman diadaptasi di Jepang dan dibuatkan versi manganya. Bahkan, Batman sendiri sudah mulai diadaptasi dalam versi manga sejak tahun 1960 dan sudah menghasilkan dua film anime. Buat Geeks yang belum tahu, berikut adalah sejarah panjang Batman di dunia manga dan animasi Jepang.

Batman Versi Jiro Kuwata (1966)

Salah seorang mangaka legendaris Jepang, Jiro Kuwata, membuat sebuah manga shonen adaptasi deri seri Batman Adam West. Adaptasi dari Jiro Kuwata ini menjadi salah satu subjek dalam buku Bat-Manga!: The Secret History of Batman in Japan karya dari Chip Kidd dan dirilis pada 2008 lalu. Pada 2014, manganya kemudian dialih bahasakan menjadi The Jiro Kuwata Batmanga.

Dalam cerita Batman versi Kuwata, Batman harus dihadapi oleh seorang villain yang menghindari kematiannya demi menghindari persekusi dari orang-orang. Dia juga harus menghadapi seorang dokter cerdas tanpa wajah yang berusaha untuk menghancurkan semuanya. Wajah dan kejeniusan dari sang dokter tersebut secara tidak sengaja diberikan kepada seekor gorilla.

Batman: Child of Dreams (2001)

Salah satu judul manga adaptasi Batman yang paling banyak diakui adalah Batman Child of Dreams karya dari Kia Asamiya. Dalam ceritanya, Batman harus dihadapkan dengan kasus yang sangat pelik dimana dia menemukan sebuah obat berbahaya yang mampu membuat orang berubah wujud. Demi mencari pemasok obat tersebut, Batman sampai harus pergi ke Tokyo.

Di Jepang, Batman bukan hanya harus berhadapan dengan musuh yang mampu berubah wujud, tapi juga harus menghadapi berbagai musuh klasik Batman seperti Joker, Riddler, dan Catwoman. Salah satu alasan mengapa manga ini mendapatkan banyak tanggapan positif adalah karena Asamiya berhasil menghadirkan sebuah dunia yang tidak melenceng jauh dari mitologi Batman yang orang lain ketahui. Dan hal tersebut dianggap sebagai sebuah tambahan yang menarik bagi cerita Batman.

Batman: Gotham Knight (2008)

Batman: Gotham Knight bukanlah sebuah seri manga melainkan sebuah film antologi animasi yang terdiri dari enam segmen, dan masing-masing segmennya memiliki art style masing-masing. Meskipun ceritanya ditulis oleh para penulis Amerika, namun semua pekerjaan sutradara dan para produsernya sendiri dilakukan oleh para staff di Jepang. Sehingga film ini lebih dikenal sebagai sebuah film anime yang diproduksi secara kerja sama.

Dengan setting diantara film Batman Begins dan The Dark Knight, keenam segmen di filmnya berfokus pada cerita Bruce Wayne yang terus mengembangkan kemampuannya sebagai Batman. Meskipun masing-masing segmennya sangat singkat dan sebuah cerita mandiri (stand-alone), namun ada sebuah koneksi yang muncul dari semua cerita tersebut.

Batman: Death Mask (2008)

Di awal 2000an, DC juga sempat melakukan eksperimen dengan menghadirkan perusahaan manga terjemahan milik mereka sendiri, CMX. Dan salah satu karya yang banyak dikenal dari CMX adalah sebuah mini-seri empat volume karya Yoshinori Natsume yaitu Batman Death Mask. Cerita dari mini-seri ini berfokus pada seorang pembunuh berantai baru yang baru saja muncul di kota Gotham. Yang menarik adalah pembunuh berantai tersebut ternyata ada kaitannya dengan latihan Bruce Wayne di Jepang. Sayangnya, para kritikus beranggapan bahwa cerita dari mini-seri kurang menghadirkan unsur petualangan, padahal sosok Batman dikenal karena aksi dan petualangannya.

Batman Ninja (2018)

Satu dekade kemudian Batman kembali muncul dalam versi film anime. Batman Ninja dirilis oleh Warner Bros pada 2018 kemarin. Filmnya sendiri disutradarai oleh Junpei Mizusaki dan ditulis oleh Kazuki Nakashima. Sedangkan para karakter yang muncul di filmnya didesain oleh Takashi Okazaki. Filmnya sendiri berkisah tentang Batman, Bat-Family, dan seluruh villain Batman yang harus terbawa ke masa lalu.

Yang menarik adalah mereka kembali ke masa feodalisme Jepang. Selain menggunakan animasi 3D yang apik dan unik, berbagai hal dalam film ini juga memberikan nuansa baru bagi mitologi Batman. Dengan menggunakan baju zirah khas seorang samurai dengan lambang kelelawar di dadanya, serta menunggangi kuda sebagai kendaraannya, menjadi beberapa aspek menarik di film ini.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.