Kisah Avatar: The Last Airbender berakhir dengan jatuhnya penguasa Negeri Api, Raja Ozai, yang kekuasaan Tirani, dan kekuatan apinya dipadamkan oleh Aang. Setelahnya, tim Avatar (Aang, Zuko, Toph, Katara, dan Sokka) bekerja sama untuk untuk merekonstruksi dunia yang rusak. Selepas melawan Negara Api, dan mengalahkan semuanya, mereka masih tetap mempunyai tugas lainnya yang mesti diselesaikan.

Menariknya, mereka tidak tinggal secara bersama-sama untuk waktu yang lama. Hal itu masuk akal mengingat mereka semua memiliki kehidupan masing-masing yang harus diurus. Terlepas dari itu, semua yang dilakukan tim Avatar pada akhirnya mendukung untuk merebut kembali keseimbangan yang hilang, dan menyatukan orang-orang dari Empat Bangsa seperti dulu lagi. Berikut adalah nasib dari tim Avatar setelah The Last Airbender usai. Apa saja? Simak dibawah ini!

Aang Meninggal Pada Usia 66 Tahun

Para Avatar biasanya memiliki umur panjang yang jauh melebihi manusia biasa (Kyoshi, misalnya, hidup selama 230 tahun), tapi ini tidak berlaku untuk Aang sendiri. Setelah membekukan dirinya sendiri selama satu abad dalam es, itulah penyebab mengapa ia memiliki usia yang tergolong pendek. Karena dia menggunakan Avatar State untuk mempertahankan mati surinya dengan waktu yang lama, hal ini menyebabkan perkembangannya bermasalah di akhir usia tuanya. Aang lalu menghembuskan nafas terakhirnya, dan meninggalkan Katara yang berduka dengan tiga anaknya.

Katara Adalah Penyembuh di Suku Air Selatan

Setelah suaminya meninggal, Katara kembali ke rumahnya di Suku Air Selatan, di mana dia membangun kehidupan baru di sana sebagai Guru Penyembuh, dan pelatih Pengendalian Air. Ia juga bertindak sebagai mentor dari Korra, yang merupakan seorang Avatar baru.

Katara sesekali menerima kunjungan dari anak-anaknya, namun tidak terlalu sering karena mereka semua memiliki kehidupannya masing-masing. Anaknya yang paling bungsu, Tenzin, bertanggung jawab atas Pengembara Udara (Air Nomads), dan tinggal bersama kakak pertamanya, Bumi, sedangkan Kya, anak kedua dari Aang dan Katara adalah seorang pengendali air.

Sokka Menjadi Kepala Suku Air Selatan

Sokka melakukan perjalanan dengan tim Avatar segera setelah Perang Seratus Tahun, membantu Aang dan Katara menjaga harmoni di antara dunia yang terpecah belah. Ketika dia berusia sekitar 43 tahun, Sokka mewakili Suku Air Selatan di panel lima anggota Dewan Republik Persatuan Bangsa-Bangsa (United Republic of Nations Council).

Sokka pensiun dari Dewan tersebut di kemudian hari. Setelah itu, ia dipilih sebagai Kepala sukunya, mengikuti jejak ayah dan idolanya, Hakoda. Ketika Korra berusia sekitar lima tahun, Teratai Merah mencoba menculiknya, tetapi mereka digagalkan oleh tim impian yang terdiri dari Raja Api Zuko, Tonraq, Tenzin, serta Sokka. Tanggal pasti dari kematian Sokka sendiri sampai sekarang belum diketahui.

Toph Pensiun Ke Rawa Berkabut

Setelah kecewa dengan pekerjaannya sebagai Kepala Polisi, Toph Beifong “pensiun” ke Rawa Berkabut, di mana dia menghabiskan hari-harinya tinggal di sebuah gua dan menjadi anak liar seperti dulu. Sangat masuk akal baginya untuk melakukan ini, karena itu adalah cara terbaik baginya untuk benar-benar memahami akar dari Pengendalian Tanah. Toph sendiri pernah bertemu Avatar Korra, dan kemudian dia pernah menyelamatkan anak serta cucunya dari cengkeraman diktator Kekaisaran Bumi, Kuvira.

Dalam novel grafis The Legend of Korra, Korra memintanya untuk menemani tim Avatar ke Gaoling, di mana Raja Wu berharap bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai gubernur melawan Komandan Guan yang berbahaya. Setelah serangkaian petualangan baru, Toph sekali lagi kembali ke tanah rawa pribadinya.

Zuko Pensiun Menjadi Raja Api

Zuko dan Aang bekerja sama dan berhasil membangun sebuah negara di mana setiap orang dapat hidup bersama secara harmonis, baik yang berseberangan maupun yang tidak. Ini kemudian dikenal sebagai Republik Persatuan Bangsa-Bangsa (United Republic of Nations), yang ibukotanya, Kota Republik, adalah tempat utama untuk acara-acara besar dalam The Legend of Korra. Dia memerintah Negara Api selama beberapa dekade, di mana negaranya yang dulunya tirani mengalami transformasi menjadi negara yang misinya adalah perdamaian.

Selama periode ini, dia membantu menyelamatkan Korra dari Teratai Merah. Namun, ketika Zaheer mendapatkan Pengendalian Udara, dan mencoba untuk membangun kembali timnya yang dulu, pengendali api, P’Li, keluar dari penjara, dan Zuko gagal mencegah hal itu terjadi.

Meski begitu, ia selalu hadir untuk memberikan beberapa nasihat yang sangat dibutuhkan bagi Avatar Korra, terutama mengenai tanggung jawabnya kepada dunia. Dalam salah satu dari sedikit kasus pengunduran diri dalam sejarah dunia, Zuko dengan senang hati menawarkan kerajaan kepada putrinya yang kompeten, Izumi, dan menjadi semacam Duta Internasional informal.

Momo dan Hawky Menghilang

Momo adalah seekor hewan lemur yang bersayap, dan keberadaannya pun tidak disebutkan dalam sekuel Avatar. Hal itu bisa diasumsikan bahwa ia telah menghilang atau pun sudah meninggal. Sementara itu, Hawky, merupakan burung kurir milik Sokka yang bertugas membawa surat Toph kepada orang tuanya di Gaoling, dan burung elang tersebut nampaknya masih tetap berada di Beifong Mansion setelah pekerjaannya selesai.