Ada begitu banyak bounty hunter terkenal di semesta Star Wars. Din Djarin adalah salah satunya. Ia adalah bounty hunter yang berasal dari bangsa Mandalorian. Sejak kemunculan pertama Boba Fett, Mandalorian memang identik dengan profesi bounty hunter. Dalam cerita utama Star Wars maupun cerita Star Wars Legends (Star Wars Legends tidak terhubung dengan cerita utama Star Wars), banyak sekali Mandalorian yang menjadi bounty hunter. Saking banyaknya, sampai-sampai persenjataan dan armor Mandalorian menjadi sangat populer di kalangan bounty hunter non-Mandalorian.

Jadi mengapa begitu banyak Mandalorian yang menjadi bounty hunter di semesta Star Wars? Jawabannya dapat ditemukan dalam sejarah dan budaya Mandalorian itu sendiri. Di alam semesta Star Wars, Mandalorian adalah sebuah bangsa pejuang yang senang menjadi penakluk dan berperang. Mandalorian adalah “pihak ketiga” selama perang yang terjadi antara Jedi dan Sith. Meskipun Mandalorian berasal dari spesies Taung di planet Mandalore, tetapi sebenarnya siapapun dan dari latar belakang apapun bisa menjadi seorang Mandalorian jika orang tersebut memilih untuk hidup dengan budaya Mandalorian. Jadi, seseorang tidak harus lahir dari seorang Mandalorian untuk menjadi bagian Mandalorian.

Mandalorian sendiri termasuk di antara prajurit yang tidak memiliki kekuatan the Force paling tangguh di galaksi, dan Mandalorian sangat bangga dengan kehebatan bela diri mereka. Karena itu, banyak dari Mandalorian yang menyukai profesi sebagai bounty hunter ketika mereka berhasil menaklukan sebuah planet dan perang salib berakhir. Pada titik tertentu dalam sejarah Mandalorian, budaya mereka adalah menjadi seorang bounty hunter, terutama selama pemerintahan Jaster Mereel berjalan. Jaster Mereel menciptakan sebuah etika yang disebut “Supercommando Codex”.

Seperti yang terlihat di Jango Fett: Open Seasons, Jaster Mereel mengubah Mandalorian menjadi pasukan yang mau membantu dunia. Namun tentunya mereka yang ingin dibantu oleh Mandalorian harus membayar imbalan uang dan memberikan kehormatan. Hasilnya adalah, Jango Feet menjadi bounty hunter independen setelah Pertempuran Galidraan terjadi. Jango Fett menjadi bounty hunter untuk menjaga budaya Mandalorian agar tetap hidup setelah begitu banyak anak buahnya meninggal.

Saingan Jango, Montross, dan banyak keturunannya (termasuk yang paling terkenal yaitu Boba Fett) juga menjadi bounty hunter. Karena popularitas yang luar biasa sebagai bounty hunter, maka Mandalorian dianggap sebagai bounty hunter terbaik seantero galaksi. Oleh sebab itu juga, orang-orang memiliki pandangan bahwa bounty hunter sudah pasti adalah Mandalorian, karena bounty hunter dari Mandalorian berjumlah sangat banyak.

Budaya dan sejarah Mandalorian tetap sama secara turun temurun, meskipun ada suatu ketika di mana Mandalorian pernah berusaha meninggalkan budaya mereka untuk berperang dan memilih menjadi bangsa yang pasifisme. Era perubahan mereka tersebut  dimulai beberapa dekade sebelum Star Wars Episode I – The Phantom Menace, dan tidak berlangsung lama. Bangsa Mandalorian kemudian mulai berperang lagi sebelum akhir Clone War.

Dalam serial The Mandalorian musim kedua di episode 5, Lang mengetahui bahwa Din Djarin adalah seorang bounty hunter sesaat ketika ia melihat armor Mandaloriannya, yang menunjukkan bagaimana itu menjadi profesi umum dari para Mandalorian. Selain Din Djarin, contoh terkenal bounty hunter dari bangsa Mandalorian adalah Sabine Wren dan Ketsu Onyo dari aliansi pemberontak. Tidak seperti rekan mereka, Boba Fett dan Jango Fett bukanlah seorang Mandalorian asli.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/