Asta, protagonis muda yang sangat eksplosif dari seri manga Black Clover, dikenal karena dua hal dari dirinya. Pertama adalah hasratnya untuk menjadi seroang Magic Emperor. Dan yang kedua adalah tidak adanya warisan ilmu sihir dalam dirinya. Meskipun selama ini para pembaca sudah mengikuti petualangan Asta untuk mencari jati dirinya dan juga melihat perkembangan kekuatan Asta, tapi kita tidak pernah tahu tentang latar belakang keluarganya.

Tapi, di chapter terbaru kemarin manganya baru saja memberikan petunjuk detail tentang keluarga Asta. Artinya apakah semuanya sesuai dengan yang para fans duga selama ini? Seperti yang kita tahu, Asta dibesarkan di sebuah gereja di desa Hage tanpa kehadiran orang tua biologisnya. Asta sering kali mendapatkan cibiran dan juga rundungan dari orang-orang, ketika dia masih sangat kecil. Hal ini dikarenakan Asta tidak memiliki kekuatan sihir. Dalam dunia Black Clover, kemampuan sihir adalah hal yang lumrah bagi setiap orang.

Hal ini bisa dilihat dari status sembilan kelompok penyihir terpilih yang menjadi pelindung dari kerajaan yang dikenal sebagai Magic Knights. Asta sendiri, meskipun dia tidak memiliki kemampuan sihir, berhasil meraih perhatian dari salah satu kelompok yaitu Black Bulls. Para fans sendiri banyak berspekulasi tentang alasan mengapa Asta tidak memiliki kemampuan sihir. Dan salah satu teori yang populer adalah hal tersebut dikarenakan oleh orang tuanya, khususnya sang ibu.

Dalam chapter 268, yang berjudul “Devil”, kita melihat hubungan yang dekat dari Asta dan Liebe. Melalui berbagai memori yang dimiliki Liebe, para pembaca bisa melihat dari dekat bagaimana situasi di neraka. Setelah mengalami berbagai perundungan dan ejekan dari iblis lainnya, Liebe kemudian dibuang ke dunia manusia. Dia kemudian bertemu dengan seorang wanita bernama Licita, yang memberikannya rumah.

Licita sendiri sengaja tinggal jauh dari pemukiman penduduk yang padat, hal ini dikarenakan tubuhnya bisa menyerap kehidupan dan kekuatan sihir milik orang lain. Namun, karena Liebe tidak memiliki keduanya, akhirnya dia pun bisa tinggal bersama Licita sebagai anaknya. Tidak lama berjalan kemudian seorang iblis bernama Lucifero kemudian menemukan keberadaan Liebe.

Lucifero berusaha untuk mengambil alih tubuh Liebe, namun Licita berusaha menghentikannya dengan mencuri kekuatannya. Meskipun memang harus berakhir tragis dimana Licita tewas, namun dia berhasil menyelamatkan Liebe. Ketika Lucita berhasil mencuri sihir Lucifero, dia memiliki sebuah kenangan masa lalu yang mana dia meninggalkan sebuah keranjang di luar sebuah gedung.

Lucita mengatakan, bahwa kali ini, dia tidak akan meninggalkannya. Ketika dia tewas, dia memanggil Liebe sebagai anaknya, dan Liebe pun memanggil Lucita sebagai ibunya. Bisa diasumsikan bahwa keranjang yang dia tinggalkan di luar gedung adalah seorang anak yang memang sengaja dia tinggalkan. Dan hal inilah yang membuat para fans berspekulasi bahwa anak di keranjang tersebut adalah Asta.

Namun, memang sayangnya belum ada petunjuk apapun yang konkret yang mengarah bahwa anak di keranjang tersebut adalah Asta. Terlepas dari hal itu, mengapa kemudian ibunya memiliki peranan penting dari Asta yang tidak memiliki kekuatan sihir? Secara biologis, fakta bahwa Lucita memiliki kemampuan untuk menyerap sihir makhluk lainnya bisa menjadi bukti kuat mengapa Asta tidak memiliki kekuatan sihir.

Ada kemungkinan bahwa Lucita dengan sengaja (atau tidak) menyerap seluruh kekuatan sihir dari Asta ketika dia masih di dalam kandungan. Tahu bahwa dia bisa membahayakan nyawa anaknya dengan mencuri kemampuan sihirnya dan juga nyawanya, mungkin inilah alasan mengapa Lucita kemudian memutuskan untuk meninggalkannya.

Mencuri kemampuan sihir Asta kemungkinan adalah jalan yang dipilih oleh Licita, dibandingkan dia harus mengambil jatah hidup dari Asta. Dan hal inilah yang dipercaya oleh sebagian para fans Black Clover. Namun, semuanya kembali ke para fans, yang mana masing-masing memiliki alasannya sendiri. Apakah kalian percaya bahwa Licita adalah ibu dari Asta atau sebaliknya?

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.