Film Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba the Movie: Infinity Train saat ini berhasil memecahkan rekor box office Jepang. Saat filmnya dirilis pada 16 Oktober kemarin, filmnya langsung mendapatkan pemasukan 1.2 milliar Yen atau sekitar USD 11.3 juta di hari pertama perilisan. Hal ini membuat filmnya memecahkan rekor pendapatan hari pertama terbesar di Jepang.

Momen kesuksesan filmnya masih terus berlanjut dengan total pemasukan di minggu pertama mencapai 4.6 millar Yen atau sekitar USD 44 juta. Dan kembali, ini menjadi rekor terbesar yang pernah dicetak film di Jepang sebagai film dengan pemasukan terbesar di minggu pertama. Selain di Jepang, filmnya juga mencetak rekor sebagai film dengan pemasukan kotor terbesar di dunia pada minggu tersebut.

Terus dan terus berlanjut, penjualan tiket filmnya masih terus terjual dengan cepat. Film ini menjadi film tercepat dalam sejarah perfilman Jepang yang berhasil mencapai angka pemasukan USD 100 juta, tepatnya dalam 10 hari. Dalam 17 hari, jumlah pemasukannya mencapau lebih dari USD 150 juta dan dalam satu bulan berhasil mengumpulkan pemasukan sebesar USD 197.9 juta atau 20.4 milliar Yen.

Dengan jumlah pemasukan tersebut, Kimetsu no Yaiba the Movie ini menjadi film dengan pemasukan kotor paling besar nomor lima dalam sejarah perfilman Jepang. Film dengan pemasukan kotor paling besar dalam industri perfilman Jepang masih dipegang oleh film animasi klasik karya Hayao Miyazaki yaitu Spirited Away. Filmnya berhasil mengumpulkan 30.80 milliar Yen selama filmnya tayang di bioskop dan butuh 19 hari untuk bisa mencapai pemasukan sebesar USD 100 juta.

Pertanyaannya kemudian apa yang membuat film Kimetsu no Yaiba begitu populer dan sukses?  Jawaban yang paling jelas adalah filmnya merupakan bagian dari franchise Demon Slayer. Franchise tersebut saat ini meledak di pasaran, bahkan semakin populer di kalangan pecinta manga ataupun anime. Mereka benar seakan jatuh cinta dengan petualangan dari Tanjiro Kamado dan adik iblisnya Nezuko.

Manganya sendiri saat ini menjadi salah satu manga dengan penjualan terbaik sepanjang sejarah, dengan total penjualan yang sudah mencapai lebih dari 100 juta kopi. Manganya juga mendapatkan banyak sekali penghargaan, salah satunya adalah penghargaan dari Noma Publishing Culture Award yang diberikan kepada Koyoharu Gotouge karena berhasil meningkatkan/membangkitkan industri manga secara keseluruhan.

Kesuksesan Kimetsu no Yaiba atau Demon Slayer, selain melahirkan film layar lebarnya, juga melahirkan medium lainnya seperti pertunjukan teater, video game, novel ringan, dan masih banyak lainnya. Dengan banyaknya penghargaan yang diraih, ditambah animo besar dari para penggemar anime dan manga terhadap franchise, maka tidak heran jika film Kimetsu no Yaiba sukses besar.

Poin-poin yang menjadikan franchise ini banyak disukai oleh para fans beberapa diantaranya adalah saat adegan pertarungan, kemudian soundtrack yang digunakan, juga kualitas dari animasinya yang banyak dipuji. Dengan perpaduan yang apik dari poin-poin tersebut, membuat franchise ini mendapatkan perhatian dari para pecinta anime dan manga.

Film Infinity Train ini sendiri mengadaptasi arc Mugen Train yang ada di manganya, yang mana artinya settingnya sendiri tepat setelah animenya selesai, sehingga membuat film ini lebih terasa sebagai sekuel dari animenya dibandingkan dengan film. Para pengisi suara atau seiyuu dari animenya pun kembali mengisi peran mereka sebelumnya.

Hal ini sebenarnya merupakan sebuah hal yang unik dan baru, mengingat biasa film animasi dari produksi Shonen Jump, selalu berusaha menjadikan film-film tersebut sebagai sebuah spinoff dari cerita di manga atau animenya sehingga tidak akan berpengaruh terhadap cerita utamanya.

Namun, dibalik kesuksesan ini sebenarnya ada asumsi lain mengapa film ini bisa sukses, salah satunya adalah karena COVID-19. Karena adanya pandemi, sebagian besar bioskop di Jepang tidak berani untuk dibuka. Itu artinya beragam film domestic maupun internasional – seperti James Bond dan Detective Conan: The Scarlet Bullet, tidak akan dirilis di Jepang setidaknya sampai 2021 mendatang.

Ketika pihak pemerintah Jepang membolehkan untuk membuka kembali bioskop baru-baru ini, hanya ada dua film yang tayang yaitu Infinity Train dan Tenet. Karena kecenderungan penduduk Jepang lebih memilih film animasi, dibandingkan film internasional maka bioskop-bioskop disana lebih memilih untuk memutar satu film saja yang mana adalah Infinity Train.

Sebagai contoh, bioskop di Shiunjuku memutar film Infinity Train sebanyak 42 kali sehari. Toho Shinjuku tidak sendiri. Banyak bioskop-bioskop lainnya melakukan hal yang sama, dimana mereka setidaknya menayangkan film Infinity Train 30 kali setiap harinya. Kemudian yang menjadi pertimbangan adalah harga tiket yang dijual tentu akan naik karena pandemi ini.

Logikanya, orang-orang tidak akan mau mengeluarkan uang untuk film (atau franchise) yang tidak mereka ketahui. Kemungkinan lainnya adalah orang-orang sengaja membeli tiket di awal perilisan karena mereka takut jika bisokop kembali ditutup. Namun, terlepas dari alasan pandemi atau ada kemungkinan lainnya, film Infinity Train sudah terbukti laris di pasaran.

Para fans pun tidak ragu untuk keluar rumah demi menonton franchise kesayangan mereka. Kesuksesan dari Infinity Train sendiri sepertinya masih akan terus berlanjut setidaknya sampai akhir 2020 ini (mungkin sampai 2021 mendatang), yang artinya akan semakin besar lagi pemasukan bagi filmnya. Dan dengan pemasukan yang semakin besar, bisa jadi membuat film ini kembali memecahkan rekor. Mungkin filmnya akan bisa menggeser posisi Spirited Away.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.