Demon Slayer atau Kimetsu no Yaiba dikenal sebagai seri Shonen yang dikenal memiliki simpati besar terhadap para villain, dalam hal ini adalah para iblis, yang muncul di sepanjang serinya. Salah satu diantaranya adalah Akaza, salah satu dari tiga Demon terkuat dari pasukan Muzan Kibutsuji. Akaza sendiri terlibat dalam dua pertarungan besar yang juga memperlihatkan dua emosi yang berbeda.

Dalam arc Mugen Train, Akazan dan Kyojuro Rengoku bertemu yang mana pertarungan diantara mereka pun tidak terhindarkan. Pertarungan tersebut diperlihatkan dalam film Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, dan dalam filmnya kita melihat pertarungan antara teknik Fire Breathing yang luar biasa dari Rengoku melawan teknik Destructive Death milik Akaza. Tapi, perbedaan persepsi diantara mereka menandai sebuah poin signifikan diantara mereka berdua.

Pertarungan Rengoku dan Akaza

Akaza menghormati dan menjunjung tinggi sebuah kekuatan, sambil di sisi lain memiliki kebencian mendalam terhadap mereka yang dia anggap sebagai kaum yang lemah. Akaza sempat mempengaruhi Rengoku untuk bergabung menjadi seorang Demon, dan mendapatkan segala keuntungannya. Namun, tentunya sang Flame Hashira menolak tawaran tersebut.

Rengoku tidak setuju dengan apa yang diyakini oleh Akaza, bahwa terbatasnya hidup sebagai manusia adalah sebuah kelemahan. Rengoku meyakini bahwa hal tersebut adalah hal yang membuat hidup manusia lebih berarti dan indah. Meskipun Akaza memang berhasil kemudian membunuh Rengoku, Tanjiro kemudian mengatakan bahwa dalam pertarungan tersebut justru pemenangnya adalah Rengoku.

Apa yang terjadi pada saat itu membuat mereka yang membenci Akaza, semakin membuat mereka membenci sang Demon. Tapi, ketika Tanjiro dan Akaza kembali bertemu, sang iblis tersebut dipaksa harus menghadapi masa lalunya, dan kemudian terungkap alasan mengapa dia sangat membenci orang yang lemah.

Tanjiro Menghadapi Akaza

Kemudian berlanjut di seriesnya, dalam arc Final Battle, Tanjiro dan Giyu Tomioka bertarung melawan Akaza di Infinity Castle. Pertarungan tersebut memaksa mereka bertiga untuk membuka sebuah kemampuan baru. Awakening dari tanda Demon Slayer Tomioka dan juga penggunaan Hinokami Kagura milik Tanjiro dan Transparent World terbukti mampu memotong kepala Akaza.

Meskipun Akaza terlihat sudah kalah, pada kenyatannya dia masih mampu bertarung tanpa kepala. Semua itu dikarenakan hasratnya untuk menjadi lebih kuat dan kebenciannya terhadap orang lemah. Meskipun tubuh Akaza masih terus menyerang Tanjiro dan Giyu, isi kepala dari Akaza mulai dialiri oleh berbagai kenangan masa lalunya dan juga penglihatan dari sosok tersayang yang sudah dia lupakan.

Ketika dia masih menjadi manusia, Akaza dikenal sebagai Hakuji. Selagi masih muda, dia sering melakukan berbagai tindakan criminal demi membiayai ayahnya yang sakit. Akibat hal tersebut, Hakuji harus menerima hukuman berupa siksaan fisik dan juga wajahnya harus ditato, yang menjadi tanda bahwa dia adalah pencuri. Pada akhirnya, ayah Hakuji memutuskan untuk mengakhiri hidupnya agar sang anak bisa memulai kehidupan baru.

Akaza Menghadapi Masa Lalunya

Meskipun dia menyimpan kebencian terhadap dunia ini, Hakuji saat itu bertemu dengan seorang pria bernama Keizo dan putrinya, Koyuki, yang mampu merubah kehidupan Hakuji menjadi lebih baik. Selama tiga tahun, Hakuji benar-benar dekat dengan sosok Koyuki dan juga menjadi satu-satunya murid di Soryu Fighting dojo milik Keizo. Disaat semuanya dirasa sudah berjalan normal, mimpi buruk terbesar Hakuji muncul.

Disaat Hakuji dan Koyuki berencana untuk menikah, musuhnya kemudian berhasil meracuni keluarga baru Hakuji tersebut ketika dia sedang tidak berada di tempat. Dan tidak diragukan lagi, Hakuji langsung menghabisi semua penghuni dojo yang sudah membunuh keluarga barunya tersebut. Dan saat itulah dia bertemu dengan sosok Muzan, untuk kemudian merubahnya menjadi sosok Demon atau iblis.

Sudah melupakan masa lalunya, Akaza kemudian menyadari bahwa kebenciannya terhadap dunia dan mereka yang lemah berasal dari rasa frustasinya yang selalu gagal melindungi orang-orang yang dia sayangi. Dia juga menyesal tidak pernah ada disaat waktu-waktu krusial muncul. Di akhir cerita, Tanjiro kemudian melihat Akaza yang bersyukur karena sudah kembali mengingat masa lalunya.

Akaza kemudian menyerang dirinya sendiri, dan kemudian mengakui kekalahannya. Sementara itu Muzan tiba-tiba muncul dalam sosok iblis, tapi Akaza lebih memilih sisi manusianya dan kemudian bertemu dengan ayahnya, keizo, dan Koyuki. Mereka pun kemudian kembali berkumpul di neraka dengan api yang menyala-nyala, dan tubuh Akaza pun hancur.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.