Setelah sukses untuk memperkenalkan Iron Man di film pertamanya, Marvel Studios kemudian terus mengembangkan cerita Tony Stark dengan film-film sekuelnya mulai dari Iron Man 2 dan Iron Man 3. Film Iron Man 3 menjadi film solo terakhir Tony Stark sebelum kemudian dia tewas di film Avengers: Endgame karena mengorbankan dirinya untuk mengalahkan Thanos.

Dalam film Iron Man 3, kita melihat Tony Stark harus menghadapi pesaing bisnisnya yang sekaligus musuhnya, Aldrich Killian. Killian menggunakan jasa seorang aktor untuk mengaku-ngaku bahwa dirinya adalah the Mandarin, pimpinan kelompok teroris mengerikan di dunia, dan menggunakan identitas tersebut untuk menyebarkan ketakutan. Namun, di film ini kita juga melihat sosok Tony yang lain.

Selain memperlihatkan Tony yang harus berjuang melawan Killian, di sisi lain Tony juga harus menghadapi ketakutan terbesarnya. Dia mengalami depresi berat pasca pertarungan di New York. Dia takut jika harus kehilangan orang-orang yang dia cintai. Banyak yang kemudian beranggapan bahwa inilah yang menjadi alasan mengapa Tony Stark menciptakan Iron Legion. Tapi, ternyata bukan itu alasan sebenarnya.

Dalam buku The Wakanda Files, motivasi terbesar dari Tony untuk menciptakan puluhan armor Iron Man yang bisa dikendalikan dari jarak jauh – yang biasa disebut sebagai Iron Legion – adalah untuk meminimalisir korban jiwa jika kemudian kejadian serupa terjadi lagi. Dalam peristiwa Battle of New York kita melihat bagaimana kacaunya situasi pertempuran, yang mana kota tersebut hanya dilindungi oleh enam orang saja.

Dengan kehancuran yang sangat besar, membuat Tony berpikir bagaimana caranya untuk meminimalisir hal tersebut. Dan menurut bukunya, hal inilah yang kemudian membuat Tony “mengaktifkan dan memerintahkan sebuah Iron Legion untuk bertindak atas nama Avengers”. Dan dalam waktu beberapa minggu, Tony memprediksi dia sudah berhasil membuat puluhan armor yang bisa digunakan.

Ketika film Iron Man 3 tayang, total armor yang dimiliki Tony adalah 35 buah. Tony juga kemudian memerintahkan JARVIS untuk bisa mengendalikan beberapa unit dari Iron Legion tersebut, dan inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa di filmnya kita melihat JARVIS memang bisa mengendalikan beberapa unir armor Iron Man dari Iron Legion.

Tony juga menggunakan Iron Legion sebagai pasukan bantuan jika para Avengers harus menghadapi jumlah musuh yang banyak, seperti ketika mereka harus menghadapi pasukan Chitauri. Para Avengers benar-benar kewalahan karena mereka kalah jumlah. Paham bahwa ini adalah salah satu titik kelemahan mereka, akhirnya Tony pun membangun pasukan Iron Man yang bisa membantu menjalankan tugas sebagai pahlawan.

Selain menjadi salah satu pusat bantuan dari para Avengers ketika menghadapi musuh, Tony juga berpikir bahwa Iron Legion bisa membantu mereka dalam hal informasi. Dengan menggunakan Iron Legion, para Avengers “bisa secara efektif berkomunikasi dengan public sehingga tidak ada misinformasi yang muncul.” Perlu diingat juga bahwa ini bukanlah satu-satunya proyek yang dihasilkan Tony pasca pertempuran di New York.

Bekerja sama dengan Pemerintah Amerika, Tony menciptakan sebuah departemen khusus yaitu departemen pengendalian bencana (Departement of Damage Control), seperti yang diperlihatkan dalam film Spider-Man: Homecoming. Tugas dari D.O.D.C. adalah membersihkan sisa-sisa pertarungan atau pertempuran.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.