Thomas Hayden memberikan pidato besar di akhir film The Trial of the Chicago 7, tetapi yang terjadi di film tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. The Trial of the Chicago 7 ditulis dan disutradarai oleh Aaron Sorkin, dan filmnya sudah mulai dikembangkan sejak tahun 2007. The Trial of the Chicago 7 menceritakan kisah dari Chicago Seven, sekelompok pemprotes perang di Vietnam (mereka anti-perang), yang didakwa melakukan konspirasi dan menghasut orang-orang dalam membuat kerusuhan besar di Chicago, pada saat Konvensi Nasional Demokrat, tahun 1968.

Sorkin menggunakan cerita non linear, dari mulai saat peristiwa belum terjadi, selama terjadi, dan setelah terjadi. Awalnya, Chicago Seven dikenal dengan nama Chicago Eight, dengan pemimpin Black Panther yaitu Bobby Seale yang turut diadili diantara Chicago Seven. Namun Bobby Seale pada akhirnya diberi persidangan lain, setelah berulang kali mencoba untuk menjelaskan bahwa dia tidak memiliki perwakilan hukum, tidak terlibat dengan Chicago Seven, diikat, disumpal, dan dipukuli oleh petugas di pengadilan.

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas inilah yang terjadi dalam ending The Trial of Chicago 7, dan bagaimana perbedaan film tersebut dengan kisah nyatanya.

Pidato Tom Hayden di Ending The Trial of Chicago 7

The Trial of the Chicago 7 diakhiri dengan hakim Julius Hoffman, yang mengizinkan satu terdakwa untuk membuat pernyataan penutup. Hakim memilih Tom Hayden (Eddie Redmayne) untuk memberikan pernyataan penutup tersebut, karena Hayden dinilai memiliki perilaku yang baik saat melakukan persidangan. Tetapi Tom Hayden hanya diizinkan untuk membuat sebuah pernyataan hormat, penuh penyesalan, dan singkat. Jika menuruti semua keinginan hakim, maka Hayden akan mengurangi masa hukuman mereka. Rupanya, Hayden memilih momen ini untuk mempertanggung jawabkan kesalahan masa lalunya, dengan mengabaikan keinginan hakim. Hayden lantas mengeluarkan sebuah dokumen dan mulai membaca nama dari 4.752 tentara AS yang tewas dalam perang Vietnam.

Ketika Julius Hoffman yang marah mencoba untuk mencegah Hayden membacakan nama-nama tersebut, para terdakwa lainnya dan beberapa orang dipersidangan berdiri untuk memberikan rasa hormat kepada mereka yang telah gugur. Orang-orang yang memberi penghormatan termasuk Richard Schultz (Joseph Gordon-Levitt), sementara banyak yang memutuskan untuk pergi. Chicago Seven menyadari bahwa mereka sudah dinyatakan bersalah, dan Hayden menyadari bahwa itu memang pengadilan politik, dan bahwa sistem hukum yang ada cacat dan akan terus menentang mereka.

Di saat terakhir dipersidangan, Hayden menggunakan momen tersebut untuk menunjukkan bahwa banyak kasus besar yang terjadi diluar sana terjadi. Kasus diluar sana malahan jauh lebih besar dari kasus Chicago Seven. Dampak dari perang Vietnam membuat ribuan nyawa terbunuh. Oleh sebab itu Hayden membacakan nama-nama prajurit yang gugur, dan itu adalah pesan anti-perang yang lebih terukur. Itu adalah momen murni dalam filmnya, dan tidak terjadi di kehidupan nyata.

Perbedaan The Trial of the Chicago 7 dengan Cerita Aslinya

Dalam kisah aslinya, Tom Hayden tidak menutup persidangan dengan membaca nama-nama pasukan AS yang gugur, tetapi upaya untuk membaca nama-nama tersebut, dilakukan diawal persidangan. Nama-nama tersebut mulai dibacakan pada tanggal 15 Oktober 1969, yang menandai moratorium untuk mengakhiri perang di Vietnam. Idenya adalah untuk menunjukkan kesedihan atas semua nyawa yang hilang dalam perang.

Dalam kisah aslinya, David Dellinger adalah sosok yang membaca nama-nama prajurit yang gugur. Dellinger hanya mampu membaca beberapa nama saja, sebelum Julius Hoffman mengakhirinya. Berbeda dengan film The Trial of the Chicago 7 yang memperlihatkan saat Julius Hoffman kehilangan kendali pada pengadilan tersebut. Pada hari yang sama dalam kisah aslinya, muncul tujuh orang yang membawa bendera Vietnam masuk ke ruang sidang. Kemudian hakim Hoffman memerintahkan menyingkirkan mereka semua. Abbie Hoffman kemudian terlibat tarik menarik dengan marsekal Ronald Dobroski, saat Abbie Hoffman mencoba melindungi bendera Vietnam. Sayangnya, insiden itu tidak ditampilkan dalam filmnya.

Yang Terjadi Sebenarnya dalam Persidangan

Dalam kisah aslinya, semua anggota Chicago Seven diizinkan untuk memberikan pernyataan penutup, berbeda dengan versi filmnya di mana hanya Hayden yang diberikan kesempatan memberikan pernyataan penutup. Sayangnya, para terdakwa tidak diberitahu bahwa mereka dijatuhi hukuman di hari itu. Dalam kisah aslinya juga, ketika William mengeluh bahwa pengadilan tidak adil karena keluarga terdakwa tidak dihadirkan, Julius Hoffman berkata: “Alasan mereka (keluarga terdakwa) diasingkan adalah karena saya diancam oleh salah satu anggota keluarga. Saya diberitahu bahwa mereka (keluarga terdakwa) akan menari di atas kuburan saya.”

Ketika mendapat kesempatan untuk memberikan pernyataan penutup, David Dellinger sempat berbicara tentang dua poin penting. Ia mengatakan, “Apapun yang terjadi dengan kami, betapapun tidak beralasannya, itu tidak akan sebanding dengan apa yang telah terjadi pada orang-orang di Vietnam, pada orang-orang kulit hitam di negara ini, dan pada para penjahat yang menghabiskan hari-harinya di penjara Cook Country (mendapat kekerasan).” Kedua, Dellinger juga menyebutkan, “Dikirimnya kami ke penjara tidak akan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi Amerika dengan isu rasisme, ketidakadilan ekonomi, kebijakan luar negeri.”

Saat Reenie Davis juga mendapat kesempatan untuk berbicara, ia tidak menggunakan momen berbicaranya tersebut unuk mengajukan banding atau menarik simpati agar hukumannya lebih ringan, melainkan Davis berkata, “Ini bukan waktunya untuk banyak bicara, ini adalah waktu untuk menuntut sebuah tindakan.”

Setelah Reenie Davis, Abbie Hoffman pun mulai angkat bicara. Ia berkata, “Tom Foran mengatakan kami bukan orang Amerika. Saya tidak merasa bukan orang Amerika. Saya merasa sangat Amerika. Semua yang terjadi bukan karena orang Yippies membenci Amerika, tetapi itu adalah bentuk perasaan kecewa mereka bahwa mimpi orang Amerika telah dikhianati. Itulah sikap saya… Saya bahkan tidak tahu apa itu kerusuhan. Saya pikir kerusuhan itu menyenangkan. Saya tidak ingin menjadi seserius itu …” Pernyataan Hoffman terus berlanjut dengan menyebutkan bahwa ada ketidakadilan yang terjadi dipersidangan, dan Abbie Hoffman mengungkapkan harapannya di masa depan, bahwa orang mungkin akan terinspirasi oleh apa yang terjadi di persidangan ini.

Jerry Rubin adalah orang terakhir dari Chicago Seven yang memberikan pernyataan penutup, dan sama seperti rekan-rekannya, ia memilih untuk memberikan pernyataan yang lebih luas dan bukan untuk membela diri. “Untuk Julius, demonstrasi di Chicago pada tahun 1968 adalah langkah pertama dalam revolusi. Apa yang terjadi di ruang sidang adalah langkah kedua. Julius, kamu meradikalisasi lebih banyak orang daripada yang pernah kami lakukan. Kamu Yippie terbaik di negara ini. Julius Hoffman, Anda telah menghancurkan sistem pengadilan di negara ini daripada yang dilakukan oleh siapapun … Saya senang kami mengungkap sistem pengadilan di negeri ini, di mana pengadilan di negeri ini mengirim orang kulit hitam dari jalan-jalan ke penjara dan tidak ada yang tahu tentang itu. Mereka adalah orang-orang yang terlupakan.”

Setelah masing-masing mengungkapkan pertanyaan penutup, hukuman pun dijatuhkan. Lima orang dijatuhi hukuman selama lima tahun di penjara, dan denda $ 5.000. Meskipun sebelumnya Kuntsner menolak berkomentar, tetapi Kuntsner mencoba memuji para terdakwa dalam pidato terakhirnya, dengan mengatakan betapa banyak perbedaan yang akan mereka buat di Amerika Serikat dengan tindakan dan perkataan mereka.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/