Dalam seri Naruto, Hatake Kakashi merupakan salah satu shinobi yang paling populer karena kemampuan ninjanya yang sangat dahsyat, rasa humornya, dan juga bagaimana luar biasanya Kakashi sebagai guru dari Naruto, Sakura, dan Sasuke. Salah satu kekuatan khas dari seorang Hatake Kakashi adalah kemampuannya untuk menirukan jutsu milik shinobi lain, berkat adanya kemampuan Sharingan.

Dengan kemampuan menirukan berbagai jutsu ninja inilah Kakashi kemudian dikenal sebagai “nina peniru”. Meskipun pada awalnya kita ditunjukan seberapa hebat dan kuatnya sosok Kakashi, perlahan kita pun mulai mengetahui tentang masa lalunya yang kelam. Kakashi sendiri sudah sejak kecil harus hidup dengan keadaan yang sulit, dimana ibunya meninggal dan dia harus tinggal Bersama ayahnya, Hatake Sakumo.

Ayahnya adalah shinobi Konoha yang hebat, namun namanya harus tercoreng oleh sesuatu yang dianggap sebagai “hal memalukan” dalam dunia shinobi. Ayahnya rela meninggalkan misi, demi menyelamatkan nyawa rekannya yang terluka. Bukannya dianggap pahlawan, justru Sakumo dianggap sebagai pengkhianat. Orang-orang Konoha, termasuk sosok yang ditolongnya, justru memandang Sakumo sebagai sosok yang menjijikan.

Tidak kuat dengan tekanan yang ada, akhirnya Sakumo memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Inilah yang kemudian membentuk Kakashi muda sebagai sosok pendiam, tertutup terhadap orang lain, dan sosok yang patuh terhadap aturan-aturan ninja. Meskipun begitu, hal ini justru merenggut orang-orang yang dia sayangi. Dia harus berselisih dengan Tobi, dan yang paling parah adalah dia harus kehilangan sosok Rin.

Review 'Boruto' 168: Tamparan Keras dari Kakashi untuk Boruto - kumparan.comDengan jalan kehidupan yang sangat kelam dan juga situasi yang sangat tidak menentu, hal inilah yang disesalkan oleh Kakashi seperti yang diungkapkannya kepada Boruto dalam episode 168 kemarin. Boruto pada saat itu meminta Kakashi mengajarinya teknik Rasengan, agar dia bisa menang melawan Deepan. Tapi, usaha Boruto tersebut tidaklah mudah.

Kegagalan demi kegagalan membuatnya frustasi, dan mengaku bahwa dia menyesal tidak hidup di zaman dahulu dimana semua shinobi sangatlah kuat. Namun, hal itu kemudian dibantah oleh Kakashi dan kemudian dia menjelaskan, bahwa justru Kakashi menyesal hidup di zaman dahulu dan sangat ingin berada di zaman yang sama dengan Boruto.

Kakashi menyebutkan bahwa di era sekarang, Boruto bisa mendapatkan semuanya. Dia dikelilingi oleh keluarga yang dia cintai, teman-teman yang baik, dan banyak hal yang bisa memberikannya nilai positif. Namun, di zaman dahulu, ketika semua desa berperang dan kedamaian adalah hal yang mustahil terjadi, dia harus hidup dalam tekanan sejak usianya masih kecil.

Konoha senkarang tidak lagi mengharuskan murid-muridnya untuk terlibat dalam situasi yang berbahaya, seperti yang dilakukan oleh Naruto dan timnya dulu. Terlalu banyak kematian yang sudah ditimbulkan akibat tersebut, yang mana hal itu menjadi “pengorbanan” untuk terwujudnya masa sekarang. Meskipun begitu, Kakashi menyesal untuk ikut bagian dalam perang tersebut

Berdasarkan apa yang dia ungkapkan terhadap Boruto, kita bisa merasakan kesedihan, trauma, dan rasa sakit yang mendalam atas berbagai peristiwa yang sudah dia alami dahulu. Namun, setelah semuanya perlahan selesai, Kakashi berubah menjadi sosok “anak kecil” yang tidak dia lakukan dan dapatkan sejak dahulu. Mungkin inilah alasan mengapa dia sering berbuat jahil kepada murid-muridnya, atau bersantai dan melakukan apapun yang dia sukai. Mungkin situasi dan cerita di franchise Naruto akan berbeda jika Kakashi hidup di zaman dan era yang sama dengan Boruto dan Sarada.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.