Home OTAKU OTAKU FEATURES Ini Penderitaan Naruto Sebagai Hokage!

Ini Penderitaan Naruto Sebagai Hokage!

Sejak pertama kali seri Naruto diperkenalkan pada 1999 silam, para pembaca manganya diperkenalkan tentang sosok Uzumaki Naruto, seorang anak kecil yang bermimpi menjadi seorang Hokage, pemimpin di desa Konohagakure. Mimpi dari Naruto ini terus diulang-ulang di sepanjang serinya (bahkan di seri Naruto Shippuden juga). Karena inilah, mimpi menjadi Hokage sering kali dikaitkan dengan sosok Naruto.

Tidak mudah perjuangan Naruto untuk menjadi seorang Hokage. Dia harus banyak meluangkan waktunya untuk berlatih berbagai macam jutsu, taktik, dan masih banyak lainnya. Bahkan, bisa dibilang sebagian besar waktu Naruto dihabiskan di luar Konoha. Setelah sekian lama berjuang, akhirnya mimpi tersebut tewujudkan dimana Naruto diperlihatkan menjadi Hokage ketujuh menggantikan posisi Kakashi. Meskipun mimpinya terwujud, nyatanya ada banyak penderitaan yang harus diterima olehnya. Apa saja?

Tidak Ada Waktu Untuk Keluarga

Menjadi seorang Hokage tentunya bukanlah pekerjaan yang mudah. Naruto harus mengurusi berbagai macam pekerjaan yang bersifat administratif, sampai yang memang memerlukan penanganan khusus dari Naruto secara langsung. Dengan kesibukan yang tiada henti sebagai seorang Hokage, Naruto tidak memiliki waktu luang yang cukup untuk keluarganya.

Naruto Family | Ilustrasi karakter, Animasi, KartunNaruto sering kali pulang malam, disaat semuanya sudah tertidur. Dan disaat anak-anaknya sudah terbangun, Naruto terlihat masih tertidur karena saking kelelahannya. Kesibukan Naruto yang tanpa henti, dan tidak adanya waktu untuk keluarga, menjadi salah satu resiko yang harus dijalani oleh Naruto sebagai seorang Hokage. Naruto sendiri mungkin sadar akan hal ini.

Dibenci Boruto

Seperti yang disebutkan di atas, kesibukan Naruto sebagai seorang Hokage sangat menyita sebagian besar waktunya. Dan hal ini membuatnya jarang bisa berkumpul Bersama keluarga. Hal inilah yang kemudian membuat Boruto sangat membenci ayahnya. Boruto selama ini merasa bahwa Naruto terlalu mementingkan pekerjaannya sebagai Hokage, dan tidak memikirkan keluarganya.

Karena kebencian inilah Boruto sering kali berbuat onar di Konoha, seperti mencoret-coret wajah patung Naruto. Padahal, yang Boruto butuhkan dan inginkan adalah kasih sayang dan waktu lebih banyak Bersama dengan ayahnya. Berbeda dengan Boruto, sang adik yaitu Himawari justru tidak pernah marah terhadap Naruto. Sama seperti ibunya, Himawari paham bahwa sang ayah sedang berjuang keras demi mereka. Meskipun begitu, Himawari juga sangat sedih karena dia tidak bisa Bersama ayahnya sepanjang waktu.

Anaknya Berada Dalam Bahaya

Tidak ada satu orang pun orang tua yang mau melihat anaknya menderita, apalagi melihat anaknya dalam kondisi tidak bernyawa. Tidak ada juga orang tua yang tega melihat anaknya berada dalam posisi yang berbahaya. Tapi, itulah resiko yang ternyata harus dihadapi oleh Naruto ketika dia menjadi seorang Hokage di Konoha. Anaknya menjadi wadah bagi salah satu anggota Otsutsuki.

Seperti yang kita ketahui bahwa Boruto merupakan wadah bagi Momoshiki Otsutsuki. Meskipun hal itu memberikan Boruto kekuatan yang sangat dahsyat, tapi seperti yang Amado jelaskan, bahwa Boruto berpeluang untuk tewas. Hal ini dikarenakan setiap orang yang menjadi wadah Otsutsuki dalam wakti lama, maka mereka akan kehilangan kendali tubuh mereka. Dengan kata lain, mereka akan mati.

Tidak Dianggap Sebagai Hokage

Tentu akan sangat menyakitkan ketika kita menduduki jabatan penting dalam sebuah organisasi atau kelompok atau apapun itu, namun posisi kita justru tidak dianggap. Inilah yang pernah (bahkan sampai saat ini) terjadi kepada Naruto. Naruto pernah tidak dianggap sebagai Hokage oleh penduduk Konoha. Hal ini terjadi ketika Naruto mencoba untuk ikut mengantri mainan Kurama, yang diinginkan oleh Himawari.

Sebenarnya, Naruto sendiri sampai saat ini bisa dibilang tidak dianggap sebagai Hokage oleh sebagian fans, atau bukanlah sosok Hokage yang pas. Para fans justru melihat Sasuke yang jauh lebih pantas menjadi seorang Hokage Konoha, karena kecerdasannya, keahliannya dalam membaca situasi, dan masih banyak hal lainnya. Bahkan, Sasukelah yang bergerak ketika ancaman datang.

Tidak Ikut Upacara Pengesahannya

Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa Naruto sudah sejak lama bermimpi untuk menjadi Hokage. Usaha keras sudah dia lakukan selama bertahun-tahun, sampai akhirnya dia berhasil mewujudkan mimpinya. Meskipun Naruto pada akhirnya berhasil menjadi Hokage dan mewujudkan mimpinya, dia tidak bisa merasakan bagaimana ketika dia dilantik di depan seluruh penduduk Konoha.

Dalam tradisi Konoha, upcara pelantikan seorang Hokage hanya dilakukan satu kali di sepanjang Hokage tersebut menjabat. Jika kemudian sang Hokage tidak ada/tidak muncul/tidak datang, maka tidak ada upacara pelantikan kedua atau upacara pelantikan pengganti selanjutnya. Ini menjadi salah satu penderitaan Naruto karena tidak bisa merasakan atmosfer luar biasa ketika dirinya dikukuhkan sebagai seorang Hokage.

Nyawanya Terancam

Sudah menjadi tugas seorang Hokage menjadi pemimpin bagi penduduk desa Konoha dan juga sebagai pelindung desa ini. Sebagai pelindung, artinya Naruto harus siap mengorbankan semua yang dia miliki, termasuk nyawanya sendiri. Hal ini pernah diperlihatkan oleh Hiruzen Sarutobi, dimana dia mengorbankan nyawanya untuk melindungi desa Konoha dari serangan Orochimaru.

Hal ini juga yang harus dilakukan (dan pasti akan dilakukan) oleh Naruto. Bahkan, dalam chapter 49 kemarin, Sasuke sempat mengatakan kepada Boruto bahwa dia dan Naruto sudah siap mati untuk melindungi desa Konoha. Dan bukan tidak mungkin di masa yang akan datang, kita akan melihat bagaimana pengorbanan luar biasa dari seorang Naruto terhadap Konoha.

Kehilangan Orang Yang Dia Cintai

Dalam dunia nyata, tentunya kita akan merasakan kesedihan yang mendalam ketika kita mencapai sebuah prestasi tertinggi tapi tidak ada satu orang yang kita sayangi ada di sisi kita untuk melihat pencapaian tersebut. Ini jugalah yang dirasakan oleh Naruto saat ini. Mungkin, bisa dibilang inilah penderitaan yang paling besar dalam hidup Naruto selain melihat anaknya dalam bahaya.

Naruto selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sangat mencintainya, seperti Minato, Kushina, Iruka, dan Jiraiya. Dari keempat orang tersebut, mungkin hanya Iruka yang bisa menjadi saksi kesuksesan dari Naruto. Di sisi lain, dia harus kehilang sosok guru yang sudah mengajarinya banyak hal, dan juga dia harus kehilangan sosok orang tua yang dia sayangi. Mereka tidak bisa menjadi saksi bagi pencapaian besar Naruto ini.

Exit mobile version