Di masa sekarang, para penggemar film-film buku komik melihat DCEU dan MCU sebagai sebuah dua jagat sinematik yang saling bersaing satu sama lain. Kedua jagat sinematik ini selalu berusaha untuk bisa “menguasai” seluruh bioskop di dunia. Namun, bagi industri film Hollywood, DCEU dan MCU tidak lebih dari sekedar adaptasi buku komik pada umumnya.

Buat para pecinta film dari generasi muda, mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Marvel tidaklah sesukses seperti saat ini di era 1980-90an, khususnya untuk adaptasi di layar lebar.  Hampir tidak ada film Marvel yang bisa atau dianggap pas untuk diadaptasi ke layar lebar. Sebaliknya, untuk DC mereka sudah mulai bergerak dengan film Superman dan Batman, bahkan Batman sendiri memiliki beberapa versi.

Meskipun begitu, ternyata di era 90an Marvel hampir saja merilis film layar lebar pertama mereka. Yang menariknya, bukan Captain America atau Iron Man, melainkan film tentang sosok Luke Cage. Setidaknya itulah yang diungkapkan oleh Michael E. Uslan yang merupakan produser dari film Batman yang dirilis pada 1989. Uslan menyatakan bahwa dia hampir membuat film Luke Cage.

Dahulu, tepat setelah film Batman pertama kami, aku mencoba untuk mendapatkan hak cipta Luke Cage dari Marvel.  Ini adalah masa-masa buruk dari Marvel. Yang hanya mereka miliki adalah Captain America, dan Fantastic Four, yang mana tidak ada dari keduanya yang bisa dibuat dalam film layar lebar. Marvel benar-benar kacau.

Film Luke Cage sendiri sebenarnya merupakan pilihan yang tepat untuk diproduksi pada saat itu. Karakter Luke Cage sendiri dikenal sebagai salah satu Black Superhero atau superhero berkulit hitam. Kekuatannya sendiri adalah di kulitnya yang tidak gampang untuk ditembus dan juga Luke memiliki kekuatan super. Uslan sendiri sempat mempresentasikan ini kepada salah satu rumah produksi, namun sayangnya rumah produksi tersebut bangkrut.

Kami mengadakan pertemuan dengan Universal, Mototown Production, dimana kami membahas tentang film ini sebagai film layar lebar pertama asli dari Marvel. Aku memiliki banyak ide menarik dan bagus bagi filmnya. Kami berbicara tentang membangun dunia yang nyata di era akhir 70an, awal 80an di New York. Kami hampir saja berhasil mewujudkan hal tersebut, namun apa yang kemudian terjadi pasca hal itu? Mototown bangkrut dan Universal kemudian dijual.

Dengan ditutupnya Mototown, mimpi Uslan untuk menggarap film Marvel memang harus sirna. Marvel sendiri baru kemudian benar-benar membuat film layar lebar pertama mereka dengan merilis film Blade, yang sama-sama pahlawan berkulit hitam. Blade menjadi pembuka yang baik bagi film Marvel yang lain, seperti X-Men dan Spider-Man, sampai kemudian MCU dibuat dan Iron Man pun dirilis.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.