Adaptasi cerita buku komik sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu, tapi baru dalam beberapa waktu belakangan konsep dari shared universe menjadi sesuatu yang “penting” dalam sebuah franchise superhero. Marvel Studios menjadi yang pertama menerapkan konsep ini secara nyata. DC Film kemudian menyusul Marvel dengan perilisan Man of Steel di tahun 2013 silam.

Tetapi, dengan adanya beberapa film yang kurang begitu mendapatkan tanggapan positif dari berbagai pihak, membuat Warner Bros dan DC akhirnya menciptakan sesuatu yang berbeda. Selain menciptakan film yang memang berada di dalam DCEU – seperti Aquaman dan Wonder Woman 1984 – mereka juga menciptakan universe lainnya di luar DCEU.

Joker merupakan yang pertama, dan kemungkinan akan ada banyak lagi film-film DC yang berada di luar DCEU. Meskipun dalam versi layar lebar DC masih “meraba-raba” mana yang terbaik untuk mereka, lain halnya dengan pengalaman mereka di layar kecil. Arrowverse menjadi bukti kesuksesan besar mereka. Bahkan, untuk industri televisi, merekalah yang pertama memperkenalkan konsep multiverse.

Sayangnya, selama bertahun-tahun garis batasan tentang karakter apa di universe mana kurang begitu jelas. Untungnya, sekarang DC sudah memberikan penjelasan yang lengkap terkait hal ini. Walter Hamada, pemimpin dari DC Films, ikut berpartisipasi dalam sebuah panel di DC FanDome yang berjudul “Multiverse 101.” Panel tersebut dikhususkan untuk memberikan penjelasan dengan multiverse besar DC.

Dan pada kesempatan itu, Hamada mencoba untuk menjelaskan bagaimana film dan acara TV yang mereka produksi bisa saling terhubung. Pada dasarnya, setiap proyek DC yang sudah dirilis merupakan bagian dari multiverse besar DC, namun setiap proyek tersebut mungkin tidak berada di realita yang sama. Arrowverse berada di universe yang sama dengan DCEU – diperlihatkan dari event Crisis on Infinite Earths kemarin – namun, secara teknis keduanya berada di realita yang berbeda. Dan hal ini juga berlaku untuk film. Berikut adalah kutipan penjelasan dari Hamada.

Di satu Eath, kita memiliki versi Justice League dari Gal dan Jason dan Ezra, dan kita bisa melanjutkan cerita-cerita itu. Sementara di Earth yang lain, kita tidak harus khawatir mengenai kontinuitas. Kita bisa menghadirkan sesuatu yang lebih mendasar, seperti Year 2 Batman, dan kemudian membangun dunia tersebut. tidak perlu khawatir mengenai kontinuitas, elemen cerita, dan sebagainya.”

Maksud dari Year 2 Batman yang dimaksud oleh Yamada, tentunya adalah film The Batman karya Matt Reeves, yang akan bersetting di universe yang berbeda dengan DCEU. Di sisi lain, Hamada juga menjelaskan bahwa Joker merupakan film yang tidak berada di universe manapun. “tidak menjadi bagian di Earth manapun, tapi itu tidak masalah. Semuanya bagian dari multiverse.

Dengan kata lain, artinya film Joker dan The Batman tidak akan bisa melakukan crossover di masa depan, meskipun para fans banyak yang beharap itu terjadi. Harus diakui, format yang sedang dijalankan oleh DC saat ini bisa berjalan dengan baik. Terbukti dengan para fans yang tidak sabar dengan berbagai proyek baru mereka.

Format ini, seperti diakui oleh Hamada juga, mampu memberikan kebebasan kepada DC untuk mengembangkan proyek film mereka. Dalam sisi kreatifitas, hal ini tentunya merupakan sesuatu yang positif.  Kita nantikan saja ya Geeks apa lagi kejutan dan proyek apa lagi yang sudah DC siapkan di masa yang akan datang. Satu yang pasti, proyek tersebut akan menjadi bagian dari multiverse DC yang besar.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.