Ketika sebuah film sukses besar di pasaran, pihak studio yang membuat film tersebut biasanya akan meminta atau memberikan izin untuk melanjutkan cerita dari film sebelumnya. Dengan kata lain, pihak studio akan membuat sekuel dari apa yang sudah ditampilkan. Tantangan besar yang harus dihadapi oleh sekuel biasanya adalah bagaimana filmnya mengimbangi, jika tidak melebihi, hype cerita sebelumnya.

Meskipun ada beberapa film yang berhasil melanjutkan kesuksesan film pertamanya, ada juga film sekuel yang kemudian gagal untuk memenuhi ekspektasi banyak orang. Saking buruknya film sekuel tersebut, banyak para pecinta film yang berharap sekuel tersebut tidak dibuat. Berikut adalah berbagai sekuel film yang seharusnya tidak pernah dibuat.

Film Terminator Setelah Judgement Day

James Cameron memulai seri Terminator dengan sangat luar biasa. Bahkan, saking fenomenalnya film Terminator menjadi bagian dari budaya pop di era 1980an. Selain dari musiknya yang ikonik, sosok Terminator yang diperankan oleh Arnold Schwarzenegger juga sangat luar biasa dan ikonik. Kesuksesan film pertama kemudian berhasil diteruskan oleh film kedua, yaitu Terminator: Judgement Day.

Sayangnya, film setelah Judgement Day dari seri Terminator kurang memenuhi ekspektasi dari para penggemar. Berbagai formula coba dihadirkan oleh pihak pembuat film, demi kembali mendongkrak popularitas seri Terminator. Tapi, usaha tersebut justru semakin membuat seri Terminator menjadi semakin buruk. Semua film sekuel Terminator setelah Judgement Day bisa dibilang sebagai sekuel yang gagal.

Batman And Robin

Banyak yang mengatakan bahwa film ini merupakan film Batman paling buruk sepanjang sejarah, dan hal ini tentunya beralasan. Sutradara Joel Schumacher gagal menginterpretasikan sosok Batman dan Robin yang sesuai dengan komiknya. Selain buruk dari sisi cerita, pemilihan castnya pun bisa dibilang gagal – meskipun tidak semuanya mengalami nasib yang sama.

Contohnya adalah George Clooney yang gagal berperan sebagai Bruce Wayne dan Batman. Kritik pedas mengarah pada penampilan Clooney yang jauh dari sosok Batman dan Bruce Wayne. Bahkan, Batman versi Clooney disebut sebagai “smiling Batman” atau Batman yang tersenyum, karena Clooney satu-satunya pemeran Batman yang tersenyum ketika memerankan sosok yang seharusnya dingin.

Speed 2: Cruise Control

Speed merupakan film aksi sukses di era 90an, dimana sama seperti seri Terminator, film Speed juga menjadi sangat ikonik bahkan sampai menjadi bagian dari ikon budaya pop. Speed juga menjadi salah satu film yang ikut mengangkat nama Keanu Reeves dan Sandra Bullock. Cerita yang menarik dan chemistry yang sempurna dari Reeves dan Bullock, membuat filmnya menjadi sempurna.

Sayangnya, hal ini tidak diikuti di film keduanya yang tayang pada 1997. Film Speed 2: Cruise Control bisa dibilang merupakan film yang gagal dengan cerita yang kurang menarik dan berbagai elemen lainnya yang dianggap tidak perlu untuk ditampilkan. Jika di film pertama Reeves yang memegang kendali, di film kedua ini justru Sandra Bullock yang memegang kendali dan hasilnya sangat buruk. Selain akting yang buruk, chemistry antara Bullock dan Jason Patric juga tidak semulus chemistry antara Bullock dan Reeves.

The Mummy: Tomb Of The Dragon Emperor

Dua film pertama dalam franchise The Mummy mendapatkan ulasan yang positif dan banyak menuai pujian. Dengan dipenuhi oleh visual yang menarik, berbagai adegan aksi yang menegangkan, bertema sejarah dan karakter yang juga menyenangkan, membuat The Mummy dan The Mummy Returns sangat layak untuk disaksikan. Rachel Weisz, yang berperan di dua filmnya, memiliki peran penting yang membuat film ini menarik.

Weisz sendiri menolak untuk berperan di film ketiga, dan hal itu seharusnya sudah menjadi pertanda bahwa film ketiganya tidak perlu dibuat. Film ketiganya sendiri menggunakan formula yang sama dengan dua film pertama, hanya saja setting ceritanya berbeda. Jika dua film pertama bertema tentang Mesir kuno, dalam film Tomb of the Dragon Emperor Rick harus bertarung melawan sang Dragon Emperor bersama anaknya yang beranjak dewasa. Banyak hal yang menjadi minus filmnya seperti CGI yang kurang sempurna dan penampilan Mario Bella yang menggantikan posisi Rachel Weisz sebagai Evelyn .

Son of the Mask

Siapa yang tidak mengenal dengan film The Mask, film yang dibintangi oleh Jim Carrey dengan penuh nuansa komedi act out ala Jim Carrey. Film tersebut sangat brilian, penuh dengan humor yang membuat para penontonnya tertawa. Tapi, sayangnya kesuksesan dan semua elemen yang ada di film pertamanya tidak bisa dilanjutkan oleh film keduanya, yaitu Son of the Mask.

Absennya Jim Carrey menjadi salah satu penyebab utama gagalnya film ini. Jamie Kennedy merupakan aktor yang menggantikan posisi Carrey, dianggap kurang mampu untuk bisa “menyamai” tingkat humor yang dilakukan oleh Jim Carrey. Bahkan, banyak anggapan bahwa Jamie Kennedy tidak cocok untuk peran ini. Selain itu, CGI yang buruk dan cerita yang kurang menarik juga menjadi alasan lain gagalnya film ini.

BERSAMBUNG KE HALAMAN 2

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.