Salah satu momen yang paling mengejutkan para pemain The Last of Us 2 terjadi di awal permainan, dan banyak dari para pemain yang menyatakan bahwa salah satu karakter favorit mereka, Joel, berhak mendapatkan akhir yang lebih baik dibandingkan dengan apa yang ditampilkan di gamenya. Tapi, sayangnya game tersebut gagal untuk menghadirkan akhir yang diinginkan oleh para fans.

Game The Last of Us: Part 2 dirilis pada 19 Juni kemarin dengan jarak hampir tujuh tahun dari game pertamanya, yang dirilis pada 2013 lalu. Sayangnya, reaksi para pemain dan para fans terhadap game ini kurang begitu positif. Salah satu alasannya adalah karena game ini memberikan sebuah pilihan yang drastis kepada salah satu karakter favorit semuanya, sesuatu yang banyak pemain tidak inginkan dan bahkan tidak menyangka akan terjadi.

Mengapa Joel Berhak Mendapatkan Akhir Yang Lebih Layak

Para pemain game ini memperhatikan adanya kesamaan antara kematian Joel dan putrinya, Sarah, yang terjadi di game pertama. Kedua momen tersebut sama-sama mengejutkan dan sama-sama tidak diduga sebelumnya. Kedua momen tersebut juga sama-sama menjadi set up awal cerita gamenya yang akan kita mainkan, sambil juga menghadirkan berbagai cerita mengharukan lainnya.

Tidak hanya sampai disitu, jika Geeks sadar momen ketika Joel bergegas untuk menyelamatkan putrinya dan ketika Ellie bergegas untuk menyelamatkan Joel memiliki tingkat ketegangan yang sama, dan tentu saja, akhirnya juga mereka sama-sama tidak bisa melakukan apa-apa, membuat semuanya lebih frustasi.

Tapi, perbedaan utama antara kematian Joel dan Sarah adalah waktu yang dihabiskan para pemain untuk menjalankan “misi” tersebut. Para pemain menghabiskan waktu 90% dari game pertama dengan memainkan karakter Joel, dan ikut bersedih ketika Joel kehilangan anaknya, Sarah, dan rekannya, Tess.

Para pemain ikut menjadi saksi bagaimana karakter tersebut berkembang di sepanjang gamenya, bagaimana Joel yang awalnya kaku dan tidak acuh berubah menjadi sosok yang penyayang dan peduli, setidaknya kepada sosok Ellie. Dan yang paling luar biasa adalah para fans setia menunggu sampai enam tahun lebih untuk game kedua ini.

Banyak yang berekspektasi bahwa mereka akan kembali bermain sebagai Joel dalam porsi yang sama dengan game pertama. Meskipun memang dalam gamenya ada banyak sekali flashback yang memperlihatkan momen ketika Ellie dan Joel berjuang bersama untuk kabur dari kejaran Fireflies, tapi dengan akhir cerita dimana Joel harus tewas membuat seluruh momen tersebut hancur berantakan.

Kematian Joel juga seakan menjadi sebuah momen yang sangat menyiksa bagi Ellie. Dari semua karakter, Ellie merupakan sosok yang paling banyak kehilangan bahkan dia sampai harus mengalami trauma berat. Para fans beranggapan bahwa Ellie berhak untuk “beristirahat” dari luka dan kehilangan yang dia alami. Lagipula, usianya masih dibawah 20 tahun tapi dia sudah harus kehilangan banyak sosok penting dalam hidupnya.

Ellie sebelumnya sudah kehilangan kedua orang tuanya. Ketika Joel muncul dan bertemu dengan Ellie, dia sudah dianggap sebagai ayah oleh gadis tersebut. Kehilangan Joel artinya dia harus kembali kehilangan sosok “orang tuanya.” Setelah apa yang mereka alami bersama di game pertama, Joel dan Ellie tentunya berhak menghabiskan waktu bersama, apalagi ketika mengingat Ellie yang harus menerima kenyataan apa yang Joel lakukan kepada Fireflies.

Melihat Joel mati di depan mata Ellie tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan momen tersebut, membuat para pemain merasa apa yang mereka lakukan tidak ada gunanya. Yang lebih membuat para pemain tidak nyaman adalah mereka juga harus memainkan karakter Abby, sosok pembunuh Joel. Hal ini juga semakin menambah “kekacauan” cerita akhir dari Joel.

Memang ada banyak cara gamenya mengakhiri cerita Joel, tapi sepertinya rute yang diambil oleh game kedua ini membuat para fans tidak senang dan tidak nyaman. Intinya, apa yang ditampilkan di gamenya dengan menghadirkan kematian Joel di awal cerita membuat ceritanya penuh kontroversi. Dan tentunya masih ada alasan lainnya yang bisa menjelaskan mengapa Joel berhak mendapatkan akhir yang lebih baik.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.