Cerita One Piece selalu dipenuhi oleh berbagai arc dan cerita yang menarik. Arc Alabasta, Impel Down, Dressrosa, bahkan sampai yang sekarang masih berjalan yaitu Wanokuni merupakan beberapa arc yang sangat populer sampai saat ini. Namun, selain beberapa arc tersebut ada juga salah satu arc yang dianggap sebagai salah satu arc favorit para fans yaitu arc Arlong Park.

Cerita dalam arc ini berfokus untuk memperkenalkan Nami dan memperlihatkan bagaimana kisah masa lalunya. Dalam arc ini Nami diperlihatkan sebagai pencuri harta milik Luffy. Hal itu dilakukan demi melindungi desanya dari serangan Arlong, kapten dari bajak laut Arlong. Arlong sendiri sebenarnya merupakan bagian dari kelompok bajak laut Matahari dimana Jinbe berasal, sebuah kelompok bajak laut yang berisi para manusia ikan.

Arlong diperlihatkan sebagai sosok monster yang mengerikan, baik secara desain maupun karakternya. Sebagai seorang manusia ikan, dia percaya bahwa Arlong dan seluruh krunya lebih unggul dibandingkan ras manusia secara genetik. Selain itu, dia juga merasa lebih kuat dengan memiliki kemampuan untuk hidup di laut dan di daratan. Oleh karena itulah, Arlong merasa bahwa manusia perlu bertekuk lutut dibawah kekuasaan mereka.

Arlong benar-benar menguasai wilayah Conomi Island dengan tangan besi, mengendalikan para penduduk disana dengan rasa takut dan membuat mereka menderita dengan pemerasan yang mereka lakukan. Kekejaman Arlong juga kepada desa-desa lainnya yang dia datangi. Mengapa Nami kemudian mau bekerja untuk Arlong? Hal itu dikarenakan Nami ingin mencoba untuk menyelamatkan desanya. Dia mengumpulkan uang, agar Arlong bisa pergi dari desanya.

Dalam sebuah flashback diperlihatkan bahwa Nami dan saudaranya, Nojiko, pernah diselamatkan oleh seorang wanita ketika mereka masih kecil. Wanita tersebut merupakan salah satu anggota angkatan laut bernama Bell-mere. Bell-mere yang selamat dari sebuah pertempuran di sebuah desa memutuskan untuk mengadopsi Nami dan Nojiko sebagai anaknya.

Bell-mere benar-benar memberikan efek yang positif kepada Nami dan juga menjadi contoh baginya, karena Bell-mere dikenal sebagai sosok yang baik dan penyayang terhadap sesamanya. Bell-mere akan berubah menjadi sosok yang kuat dan mengerikan ketika dia mengetahui keluarganya berada dalam ancaman. Dia bahkan pernah menyerang Arlong dengan senjatanya, ketika Arlong menyusup masuk ke rumah Bell-mere.

Ketika tiba di desa Cocoyashi, Arlong meminta uang kepada setiap keluarga yang ada di desa tersebut sebesar 50.000 belly untuk setiap anak yang mereka miliki dan 100.000 belly untuk orang dewasa. Namun, karena keterbatasan uang yang dimiliki Bell-mere hanya memiliki 100.000 Belly dan memutuskan untuk memberikannya kepada kedua anak angkatnya tersebut.

Karena tidak sanggup membayar untuk dirinya, Arlong kemudian mengeksekusi Bell-mere dengan menembaknya. Momen ini menjadi momen yang paling tragis dalam cerita One Piece, dimana meskipun Bell-mere bukanlah keluarga yang terikat hubungan darah tapi rasa kasih sayangnya tetap sama dengan sebuah keluarga pada umumnya. Dan sampai saat ini, baik Nojiko maupun Nami masih tetap mengenang sosok Bell-mere.

Tragedi dan kekejaman Arlong tidak berhenti sampai disitu. Ketika Arlong mengetahui bakat Nami yang bisa menggambar sebuah peta, membuat Nami akhirnya dijadikan budak oleh Arlong. Nami dipaksa untuk membuat peta wilayah yang sudah ditaklukan oleh bajak laut Arlong di sepanjang Grand Line. Arlong kemudian membuat kesepakatan dengan Nami, dimana jika Nami berhasil mengumpulkan uang sebesar 100 juta belly, maka Arlong akan pergi dari desanya dan membebaskan desa tersebut dari semua tuntutan.

Berdasarkan hal itulah mengapa Nami begitu mencintai uang. Uang yang membuat semua hidupnya berubah, dan uang juga yang membuat ibunya tewas. Dia juga dipaksa menjadi budak sebuah kelompok bajak laut demi uang. Selama lebih dari 10 tahun, Nami berhasil mengumpulkan 93 juta belly, dan hampir bisa membebaskan desanya dari cengkraman Arlong.

Arlong kemudian mengetahui bahwa Nami hampir berhasil mengumpulkan uang yang dijanjikan, tapi karena dia tidak mau kehilangan “sumber penghasilannya” akhirnya Arlong menyewa jasa seorang angkatan laut yang korup untuk mencuri uang dan harta milik Nami. Mengetahui hal itu, penduduk desa marah dan akhirnya bersatu untuk mengalahkan Arlong.

Nami harus melihat kengerian dimana para penduduk yang tadinya ingin dia lindungi, justru berubah menjadi tumpukan mayat. Hal itu membuat Nami benar-benar marah kepada Arlong dan menusukan pisau ke bahu dimana terdapat tato bajak laut Arlong. Disaat Nami sedang kesulitan itulah muncul sosok Luffy, yang kemudian menolongnya.

Yang menarik adalah Luffy bukan hanya menolong Nami mengalahkan Arlong, tapi mempercayakan topi jerami yang berharganya tersebut dipegang oleh Nami. Terlepas dari apa yang dilakukan oleh Nami, berkhianat kepada kru Topi Jerami dan mencuri harta milik Luffy, Luffy masih mempercayai Nami sebagai salah satu krunya. Zoro, Usopp, dan Sanji pun merasakan hal yang sama. Mereka berempat kemudian pergi ke Arlong Park dan mencoba untuk menghentikan semua kegilaan yang sudah dilakukan Arlong.

Arc Arlong Park merupakan arc pertama dimana Zoro, Sanji, dan Usopp mengerahkan seluruh tenaga mereka untuk menghabisi kru Arlong. Hachin saat itu menjadi lawan bagi Zoro, dan yang menariknya adalah Zoro baru saja kalah dari Mihawk dalam sebuah pertarungan. Dan pertarungannya melawan Hachin merupakan pembuktikan dari perkataan Zoro bahwa dia tidak boleh kalah lagi.

Di arc ini juga menjadi pengalaman pertama Usopp untuk bertarung satu lawan satu. Usopp berhasil mengelabui kru Arlong dengan berpikir bahwa dia sudah mati. Tapi, ketika dia memikirkan penderitaan yang dialami oleh Nami dan teman-temannya yang lain Usopp kemudian bangkit dan menjadi momen kemenangan bagi sang penembak jitu. Tapi, momen yang terbaik dari pertarungan Luffy dan Arlong adalah ketika dia menghancurkan ruangan tempat Nami dikurung dan dipaksa bekerja. Hal itu menunjukan bagaimana Luffy begitu peduli terhadap Nami dengan menghancurkan ruangan yang memberikannya penderitaan.

Di akhir, Nami kemudian mendapatkan perawatan atas luka tusukan yang dia lakukan. Tapi, bukan hanya itu saja, dia juga kemudian “memodifikasi” tato di lengannya yang mengingatkan Nami akan sosok Genzo yang sudah dianggap ayah dan Bell-mere yang sudah dianggap ibu oleh Nojiko dan Nami. Intinya, arc ini benar-benar menghadirkan kejeniusan Oda Sensei bukan hanya sebagai seorang mangaka tapi juga seorang storyteller atau pencerita. Cerita terus berkembang semakin menarik setelah arc ini.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.