Menjadi seorang jinchuriki, atau yang secara simpel disebut sebagai wadah pengorbanan bagi para monster tailed beast, bukanlah sebuah perkara yang mudah. Memang, menjadi seorang jinchuriki akan membuat seseorang bertambah kuat karena adanya suplai chakra yang berasal dari monster yang ada di dalam tubuh sang jinchuriki. Naruto Uzumaki menjadi bukti nyata dari hal ini.

Tapi, meskipun seorang jinchuriki bisa bertambah kuat karena adanya aliran chakra tambahan dari monster dalam dirinya, ada harga yang harus mereka bayar. Biasanya, mereka harus hidup secara terasing, diacuhkan oleh masyarakat, bahkan ada yang menganggap mereka sebagai sosok yang mengerikan. Berikut adalah para jinchuriki yang bernasib tragis.

Kushina Uzumaki

Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Kushina Uzumaki selain menerima takdirnya sebagai penerus jinchuriki Kurama. Meskipun Kushina merasa takut untuk menjadi seorang jinchuuriki, tapi pada akhirnya dia menerima dengan pasrah karena hal itu diperlukan, demi melindungi Konoha.

Tidak ada shinobi lain yang mampu menahan chakra Kurama selain klan Uzumaki, yang memang dikenal memiliki kemampuan chakra yang tinggi, sehingga setelah Mito Uzumaki, akhirnya Kushina menjadi jinchuuriki selanjutnya. Kushina menjadi jinchuriki Kurama sampai akhir hayatnya, dimana dia meninggal setelah melahirkan Naruto dan mengorbankan chakra terakhir yang dia miliki untuk menyegel Kurama.

Blue B

Blue B merupakan jinchuuriki dari monster berekor delapan, Gyuki. Sepanjang hidupnya, Blue B harus mengalami kesulitan ketika menghadapi monster yang ada dalam dirinya tersebut. Salah satu contoh nyata adalah Blue B harus menghadapi kesulitan tidur, yang dipadukan dengan kesendirian dan kegelapan dalam dirinya.

Blue B sempat kehilangan kendali atas Gyuki, dan dengan menggunakan tubuh B, Gyuki membunuh delapan orang ninja. Itulah salah satu resiko seorang jinchuriki, ketika mereka tidak mampu mengendalikan tubuhnya dan juga jinchuriki dalam tubuhnya. Dan akhirnya, sebelum dia meninggal Blue B sempat mewariskan bijuu miliknya kepada Killer Bee.

Roshi

Roshi merupakan jinchuuriki bagi monster berekor empat, Son Goku. Tidak banyak informasi tentang sosok Roshi, selain dia pergi keluar dari desa Iwagakure demi memahami monster yang ada dalam dirinya tersebut. Roshi rela untuk pergi dari desanya dan memulai sebuah petualangan demi bisa mengendalikan bijuu tersebut, tapi kemungkinan lainnya adalah tidak ada satu orang pun di desanya yang mau menerima keberadaan Roshi.

Hal ini sekilas mirip dengan cerita Orochimaru saat ini, yang mana dia rela tinggal di luar Konoha agar para penduduk tidak ada yang memprotes keberadaannya di wilayah tersebut. Akibat hal ini, Roshi tidak memiliki bantuan sama sekali ketika Akatsuki muncul untuk mengambil Son Goku. Akhirnya Roshi pun harus tewas di tangan Kisame.

Gaara

Kisah hidup Gaara bisa dibilang salah satu cerita yang paling menyedihkan dalam seri Naruto. Sedari kecil, Gaara sudah dijadikan kelinci percobaan oleh ayahnya yang dengan sengaja memasukan Shukaku ke dalam tubuh Gaara. Tujuannya pada saat itu adalah untuk melihat sampai sejauh mana kekuatan dari bijuu tersebut. Tapi, karena dianggap berbahaya Gaara sempat akan dibunuh oleh ayahnya sendiri.

Beruntung nyawa Gaara masih bisa selamat. Tapi, penderitaannya bukan hanya sampai disitu. Dia juga harus mengalami perundungan oleh anak-anak lainnya, dan juga mengalami penolakan karena mereka tahu bahwa Gaara merupakan jinchuriki. Hal itulah yang membuat Gaara menjadi sosok yang keras, dan sangat senang untuk membunuh orang lain sampai kemudian dia bertemu dengan Naruto.

Naruto Uzumaki

Kisah hidup Naruto tidak jauh berbeda dengan Gaara, dimana kesedihan dan luka menjadi sebuah hal yang terus mewarnai kehidupan awal Naruto. Sejak bayi, Naruto sudah dijadikan wadah bagi bijuu terkuat yaitu Kurama, sang monster ekor sembilan. Konoha benar-benar hampir hancur ketika Kurama menyerang desa tersebut, dan banyak shinobi yang harus tewas demi menjinakan Kurama.

Hal itulah yang membuat penduduk Konoha menganggap Naruto sebagai monster, atau sosok yang mengerikan. Tidak ada yang mau diajak bicara oleh Naruto ataupun diajak bermain. Dia selalu berbuat onar demi bisa mendapatkan perhatian dari seseorang, seperti Hokage ketiga. Beruntung, Naruto akhirnya masuk ke akademi Konoha karena dengan begitu dia bisa menyalurkan kemampuannya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.