Darth Vader merupakan villain paling ikonik sepanjang sejarah cerita Star Wars. Tapi, seberapa kuat sebenarnya sosok Dark Lord of the Sith ini? Anakin Skywalker merupakan sosok dibalik nama dan topeng Darth Vader yang ikonik. Anakin merupakan sosok yang spesial, sosok yang dipilih langsung oleh kekuatan the Force.

Berdasarkan cerita Star Wars: Episode 1 – The Phantom Menace, Anakin memiliki jumlah midchlorian yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan Master Yoda. Itu artinya Anakin memiliki potensi untuk bisa mengakses the Force dan juga meraih pencapaian yang belum pernah diraih oleh Jedi atau Sith manapun. Tapi, tentu saja kekuatan bukanlah segalanya dan Anakin mengetahui hal itu dalam cerita Star Wars: Episode III – Revenge of the Sith.

Bagi sosok Darth Vader, mengalahkan sosok Obi-Wan Kenobi yang merupakan mantan mentornya tentu seharusnya menjadi sebuah tugas yang mudah. Tapi, seperti diperlihatkan filmnya, hal sebaliknya justru terjadi. Kenobi berhasil menang melawan Vader, dan meninggalkan Vader dalam keadaan terluka. Dalam cerita Darth Vader yang ditulis oleh Charles Soule, Palpatine pada awalnya takut jika kehilangan anggota tubuhnya menjadi salah satu penyebab Vader kehilangan potensinya, juga kehilangan motivasinya ketika dia kalah di Mustafar.

Namun, dalam ceritanya kemudian dibuktikan bahwa bukan hal itu yang menjadi penyebab kekalahan Darth Vader. Dalam novel Lords of the Sith karya Paul S. Kemp yang dirilis setelah film Revenge of the Sith, memperlihatkan bahwa Palpatine membuat sebuah tes yang dilakukan oleh para bawahannya, dengan melibatkan dua orang Sith yang saling bekerja sama setelah sebuah serangan muncul.

Vader, sang Emperor, kemudian sudah mengetahui apa yang terjadi. Kehilangan bagian tubuhnya ternyata memberikan dampak baik baginya, yaitu dia tidak lagi tergantung pada daging dalam tubuh manusianya. Hal itu memaksa Vader untuk bergantung pada hubungannya dengan the Force. Palpatine bahkan kemudian mengatakan jika kekuatan Darth Vader “tidak ada tandingannya” karena dia berhasil menyatu dengan the Force.

Bukti kemampuan Vader tersebut kemudian didemonstrasikan dalam cerita Thrawn: Alliances yang ditulis oleh Timothy zahn. Dalam ceritanya, dikisahkan bahwa Darth Vader berhasil menguasai sebuah kekuatan the Force baru yang luar biasa, yang disebut sebagai Skywalking. Skywalking membuat mereka yang memiliki kekuatan Force (Force-senstitives) untuk bisa  pergi melalui berbagai wilayah yang tidak stabil.

Di banyak wilayah yang tidak stabil tersebut, gravitasi benar-benar sangat kacau dan selalu ada usaha untuk menghindari berbagai tempat-tempat seperti itu. Darth Vader menjadi satu-satunya orang yang diketahui berhasil menguasai teknik tersebut, dan dia melakukannya dalam waktu yang sangat singkat, yang memberikan gambaran bagaimana kekuatan hubungannya dengan the Force.

Vader juga sudah menguasai berbagai teknik bahkan sejak dia masih menjadi seorang Jedi, dan satu hal yang paling berharga yang dia pelajari yaitu bahwa ukuran tidak memberikan pengaruh. Berbagai cerita Star Wars sudah memperlihatkan bagaimana Vader menghancurkan musuhnya (baik yang kecil maupun yang besar) tanpa susah payah, dan bahkan tanpa menyentuhnya.

Tidak ada yang bisa bertahan dari pengaruh ataupun serangan the Force dari sosok Darth Vader. Inilah teknik yang kemudian diturunkan kepada sang anak, Leia, yang justru menjadi mimpi buruk bagi Leia selama bertahun-tahun seperti yang dikisahkan dalam cerita Bloodline karya Claudia Gray. Kekuatan Darth Vader juga pernah diperlihatkan dalam event buku komik “Vader Down” yang dirilis pada 2015 lalu. Darth Vader memburu anaknya, Luke Skywalker, sampai ke markas para pemberontak di Vrogas Vas. Dia datang sendiri, tanpa bantuan atau apapun.

Dia menghancurkan seluruh skuadron X-Wings milik para Rebel sendirian, sampai kemudian dia dihentikan oleh Luke. Tapi, meskipun Luke sudah berhasil mengalahkannya bukan berarti Darth Vader menyerah begitu saja. Meskipun pasukan Rebel mengirimkan seluruh pasukan Force-sensitive mereka untuk menahan kekuatan Vader, nyatanya hal itu tidak cukup untuk menghentikan Vader.

Dengan kemampuan the Force yang luar biasa, dipadukan dengan kemampuan bertarungnya, para pasukan Rebel kemudian menyadari bahwa reputasi Darth Vader sebagai Dark Lord of Sith paling kuat yang pernah ada memang tidak dibuat-buat alias nyata adanya. Darth Vader tidak bisa dihentikan, tidak bisa dikalahkan. Bahkan, Luke sendiri menyatakan bahwa ayahnya tersebut sudah tidak bisa lagi diselamatkan.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.