Virus Covid-19 udah jadi pandemi yang sangat mengerikan, dengan penyebarannya yang udah mencapai ke 199 negara. Udah puluhan ribu nyawa harus meninggal karena virus ini. Dengan skala penyebaran yang udah sangat masif, wajar kalau banyak pemerintah di dunia kemudian menerapkan himbauan buat mengisolasi diri di rumah. Tujuannya, untuk memutus mata rantai virus tersebut.

Tapi, ternyata bukan hanya kita aja yang pernah merasakan isolasi. Para karakter superhero, khususnya dari Marvel Comics, juga ada yang pernah merasakan karantia dan isolasi. Alasan mereka dikarantina atau diisolasi memang bukan karena penyakit, melainkan karena kekuatan super mereka yang dianggap sangat berbahaya. Lalu, siapa saja pahlawan super tersebut?

Rogue

Rogue merupakan salah satu anggota X-Men yang bisa dibilang memiliki nasib yang tragis. Kemampuan mutan miliknya udah muncul sejak dia masih remaja. Kemampuan mutan miliki Rogue juga bisa dibilang sangat luar biasa. Rogue punya kemampuan dimana dia bisa menyerap memori, talenta, bahkan kekuatan super dari orang lain atau musuhnya hanya dengan menyentuhnya.

Sayangnya, ketika Rogue menyerap hal tersebut dari musuhnya artinya dia juga menyerap energi kehidupan dari orang tersebut, membuatnya pingsan bahkan sampai koma. Lebih buruknya, kalau dia terlalu lama menyentuh seseorang maka kemampuan dari orang tersebut akan permanen dimiliki oleh Rogue dan yang paling utama adalah hal itu akan membunuh targetnya.

Sadar dirinya punya kemampuan berbahaya, akhirnya Rogue pun menghabiskan bertahun-tahun melindungi orang lain dengan cara menjauh. Dia juga menggunakan semacam kain khusus yang mencegahnya untuk bersentuhan langsung dengan kulit orang lain. Menjauh dari orang-orang adalah siksaan bagi Rogue, tapi dia bisa bertahan. Dan di beberapa tahun belakangan Rogue diperlihatkan sudah mampu mengendalikan kekuatannya.

Hazmat

Mungkin Rogue sedikit lebih beruntung dibanding Jennifer Takeda alias Hazmat. Dalam Avengers Academy #1, diperlihatkan jika Hazmat memiliki sebuah “keunikan” dimana tubuhnya bisa menghasilkan radiasi yang mematikan. Bahkan, radiasi tersebut membuat pacarnya lumpuh dan gak sadarkan diri. Dengan kemampuan yang berbahaya, Hazmat akhirnya dipaksa harus menggunakan baju khusus setiap hari, dan artinya kehidupan Hazmat sebagai remaja biasa pun selesai.

Tapi, ketika dia bergabung dengan Avengers Academy yang dibangun oleh Hank Pym kecewanya sedikit berkurang. Karena, di sekolah ini dia juga bertemu dengan teman-temannya yang lain yang punya kemampuan super. Di sekolah tersebut, Hazmat belajar untuk mengendalikan kemampuan radiasinya dan bahkan mengubahnya menjadi sebuah energi khusus yang bisa ditembakan.

Latihan yang dilakukan oleh Hazmat akhirnya berhasil, setelah salah satu rekannya, Meetle, berhasil menyentuhnya. Akhirnya, dia pun gak memerlukan lagi baju khusus untuk melindungi kemampuannya. Tapi, Hazmat sendiri menyadari bahwa ketika dia sudah tua nanti dia harus mengisolasi dirinya sendiri. Meskipun begitu, dia masih tetap memutuskan untuk mempelajari kemampuannya dan menggunakan untuk kepentingan orang banyak.

Wither

Wither alias Kevin Ford adalah seorang mutan yang memiliki kemampuan untuk mendisintegrasi atau mengubah benda hidup menjadi benda mati hanya dengan menyentuhnya, mirip seperti Rogue, Karena gak mampu mengendalikan kekuatannya, Kevin gak sengaja membunuh ayahnya. Oleh sebab itu, Kevin memutuskan buat mengisolasi dirinya sendiri.

Emma Forst kemudian berhasil menemui Kevin yang meyakinkannya untuk bergabung dengan New Mutants. Langkah yang diambil Kevin untuk menjauh dari orang-orang, cukup membuatnya menderita karena disaat remaja lain menjalin sebuah hubungan dia tidak bisa melakukan hal itu. Apa yang terjadi di peristiwa “M-Day” dimana seluruh kemampuan mutan menghilang, Kevin pun merasa senang.

Tapi, ternyata hal itu gak sepenuhnya benar disaat Kevin hampir membunuh rekannya, Laurie  Collins, saat menyentuhnya. Merasa ketakutan, Kevin pun kemudian kabur dan dia dikendalikan oleh Selene yang mengubahnya menjadi vampir. Dia pun membunuh setiap orang yang menjadi musuhnya, sampai kemudian rekannya, Elixir, menggunakan “death touch” untuk membunuh Kevin.

Mar-Vell

Sebelum Carol Danvers menggunakan nama Captain Marvel, Mar-Vell adalah orang yang pertama menggunakan nama tersebut. Sayangnya, dia memiliki hidup yang tragis dimana dia harus menderita penyakit kanker dan meninggal karena penyakit tersebut. Tapi, dalam sebuah realita alternat di komik What If–? #14 memperlihatkan kalau Mar-Vell ternyata masih hidup.

BACA JUGA: 10 Desain Batmobile Teraneh Sepanjang Masa!

Dalam realita tersebut, Mar-Vell diceritakan berhasil menemukan kanker dalam tubuhnya lebih awal dan akhirnya berhasil menyembuhkan penyakitnya berkat bantuan dari Doctor Strange, Richard Reed, dan Dr. Donald Blake (salah satu alter ego Thor). Sayangnya, metode penyembuhan tersebut ternyata memperburuk situasi, bukannya semakin mempermudah.

Setelah melakukan perjalanan ke beberapa planet, Mar-Vell menemukan jika penyakit kanker miliknya ternyata menjadi sebuah penyakit yang menular kepada yang lainnya. Penyakit tersebut jadi sebuah pandemi besar yang tersebar di berbagai planet. Semua orang yang dia kenal terkena penyakit ini, yang membuat Mar-Vell sempat memutuskan untuk bunuh diri agar penyakitnya tidak menyakiti yang lain.

Tapi, beruntung Reed berhasil menemukan penawar bagi mereka yang terkena penyakit kanker tersebut. Sedangkan Captain Marvel akhirnya secara mandiri melakukan isolasi di dimensi yang lain. Kekasihnya pun ikut bersama Mar-Vell karena dia merasa kasihan jika harus meninggalkannya sendirian di dimensi yang lain.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.