GREENSCENE.CO.ID – Doctor Strange 2 telah ditetapkan untuk menjadi bagian dari Marvel Cinematic Universe Phase 4. Dengan judul lengkap Doctor Strange in Multiverse of Madness, sekuel ini cukup menarik karena dianggap sebagai film kunci untuk membuka skala multiverse di MCU. Belum lagi film pertamanya yang memberi warna baru dengan gaya “trippy”, tentu siapa pun penggemar Marvel tidak sabar untuk menyaksikan film satu ini. Namun kini, kabar kurang mengenakan muncul mengenai Doctor Strange 2.

Sang sutradara, Scott Derrickson secara mengejutkan mengundurkan diri dari proyek film ini. Alasannya karena perbedaan kreatif. Namun Scott masih akan terlibat dalam film ini sebagai eksekutif produser. Dikutip dari Variety, pengunduran diri sutradara yang sempat menggarap film Vice ini dilakukan secara baik-baik.

“Marvel Studios dan Scott Derrickson secara baik-baik mundur dari Doctor Strange in The Multiverse of Madness karena perbedaan kreatif,” sebut Marvel Studios dalam sebuah pernyataan kepada Variety. Mereka menambahkan, “Kami tetap berterima kasih kepada Scott untuk kontribusinya pada MCU.”

Scott sendiri sudah mengkonfirmasikan berita itu dalam sebuah tweet beberapa waktu lalu. Ia mengatakan bahwa dirinya berterima kasih atas kolaborasi dengan studio selama ini. Kabar lainnya menyebutkan bahwa saat ini Marvel Studios sudah mencari sutradara pengganti, karena syuting film ini diharapkan bisa dimulai pada bulan Mei, dan Marvel Studios tidak ingin untuk menunda jadwal rilis film ini. Apalagi film ini kabarnya akan memiliki ikatan kuat pada serial WandaVision, yang akan rilis di platform Disney + tahun ini.

Ada segelintir rumor bahwa perbedaan kreatif dari Scott dan Marvel Studios adalah visi sang sutradara yang ingin membuat Doctor Strange 2 agak bernuansa horor. Hal ini diindikasikan beberapa waktu lalu, setelah Scott mengungkapkan hal tersebut, Kevin Feige, President of Marvel Studios langsung mengklarifikasi “Saya tidak harus mengatakan itu film horor, tapi … itu akan menjadi film MCU besar dengan hal yang agak menakutkan dalam ceritanya.”