Tidak banyak metahuman atau superhero baik di DC ataupun dari Marvel yang mau mengotori tangannya untuk membunuh targetnya. Tapi, ada alasan logis mengapa hal tersebut terjadi. Yaitu karena anak-anak juga membaca buku komik dan menghadirkan banyak cerita yang dianggap kurang bermoral tentunya akan menghancurkan market dari penerbit komiknya.

Oleh karena itu, kedua penerbit komik tersebut menghadirkan dua tokoh yang dikhususkan untuk mereka yang sudah dewasa. Pertama adalah Frank Castle alias The Punisher dan yang kedua adalah Slade Wilson alias Deathstroke. Keduanya sama-sama senang untuk membunuh korbannya tanpa ampun. Lalu, siapa yang paling kejam dan unggul diantara mereka?

Kekuatan: Deathstroke

Ini adalah salah satu alasan mengapa Franks Castle tidak akan mampu untuk mengimbangi pertarungan melawan Slade Wilson dalam pertarungan satu lawan satu. Deathstroker berbeda dengan Frank Castle. Slade memiliki kemampuan manusia super seperti kekuatan, kecepatan, refleks, stamina, daya tahan, dan juga memiliki kecerdasan yang mampu menandingi taktik Batman.

Dengan semua kelengkapan tersebut, Deathstroke menjadi supersoldier terbaik di DC. Mungkin jika Marvel ingin bertarung melawan Deathstroke, mereka bisa mengutus Spider-Man, jika dilihat dari kemampuannya. Frank mungkin punya kesempatan untuk mengalahkan Slade, tapi bisa jadi artinya dia juga harus menyerahkan nyawanya.

Kemenangan: Deathstroke

Memberikan waktu persiapan kepada Frank Castle dalam pertarungan melawan Deathstroke sama artinya memberikan waktu persiapan kepada Deathstroke untuk menghabisi seluruh Justice League. Tanpa perlu perang proxy atau nuklir. Hal ini terbukti ketika Deathstroke mampu melakukannya dalam versi canon di komik DC.

Berbeda dengan Frank Castle, dimana ketika dia sudah berhasil menghabisi seluruh pahlawan yang ada di Marvel Universe berkat beberapa cerita tentang alternatif universe, sayangnya cerita tersebut tidak bisa diterima dalam versi canon komiknya.

Profesionalisme: Deathstroke

Ketika membahas mengenai pekerjaan yang mereka lakukan, sebenarnya sangat sulit untuk menentukan siapa pemenangnya. The Punisher, tergantung siapa musuh yang dia hadapi, biasanya menyerang terlebih dahulu, dan meninggalkan mayat korban yang dia bunuh begitu saja. Sehingga, biasanya apa yang dikerjakan oleh Frank akan berakhir messy meskipun Frank pada akhirnya memang berhasil menuntaskan tugasnya.

Deathstroke di sisi lain, lebih memiliki pendekatan yang berbeda dengan Frank. Dia sering kali menghabisi musuhnya dengan keahlian yang dia miliki dan tingkat keakuratan yang sudah dikalkulasi sebelumnya. Satu hal yang membuat Slade tetap profesional dalam menjalankan tugasnya adalah usahanya untuk melakukan tugasnya secara sempurna. Tanpa meninggalkan jejak.

Musuh: Deathstroke

Dengan menjadi sosok karkater yang kuat menempatkan Deathstroke  pada level tertinggi para metahuman yang ada di DC. Meskipun dia memiliki semua kelegkapan seorang manusia super, tapi bukan berarti dia yang terbaik diantara para superhero. Oleh karena itu, sering kali Deathstroke menjadi sasaran Justice League atau Teen Titans.

Mereka menganggap Deathstroke sebagai sebuah ancaman yang serius, sehingga baik Justice League ataupun Teen Titans tidak pernah menganggap remeh Deathstroke meskipun dia hanya satu orang. Berbeda dengan Frank Castle, yang biasanya yang dihadapi olehnya adalah para bos mafia atau anggota geng.

Warisan: The Punisher

Meskipun Slade Wilson memiliki keunggulan dibanding Frank, Slade muncul pertama kali pada tahun 1980 dengan menjadi musuh bagi Teen Titans. Meskipun kepopuleran Deathstroke cukup tinggi dan dirasa cocok untuk diangkat ke dalam cerita film, jika dibandingkan dengan Frank Castle yang sudah sering muncul dalam berbagai medium tentunya Deathstroke tidak memiliki kesempatan menang.

Frank Castle pada dasarnya adalah sebuah karakter yang kontroversial dengan bagaiman metodenya untuk membunuh. Dia juga seringkali dianggap seorang antihero yang selalu gemar untuk menghabisi lawannya tanpa ampun. The Punisher sendiri mengungguli Deathstroke ketika dia muncul di komik Spider-Man pada 1974.

BERSAMBUNG KE HALAMAN 2

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.