Dengan dirilisnya film terbaru dari Warner Bros. yaitu Joker, kita kembali disuguhkan oleh kisah dari seorang villain klasik yang dimiliki oleh DC ini. Salah satu hal yang paling sering dibicarakan dari memerankan karakter villain ini adalah bagaimana peran ini bukan hanya sangat sulit untuk dilakukan, tapi juga merupakan sebuah tugas yang “ekstrem” bagi aktor yang memerankannya.

Selama lebih dari 15 tahun terakhir, berperan sebagai Joker sudah menjadi sebuah perjalanan yang sangat serius, sebuah pekerjaan yang membutuhkan keseriusan yang tinggi dibandingkan peran villain dari buku komik lainnya. Contoh yang paling populer adalah bagaimana saat aktor Heath Ledger mempersiapkan diri untuk berperan sebagai Joker dalam film The Dark Knight.

Untuk menjiwai sosok Joker, sang aktor memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah hotel selama sebulan penuh. Tujuannya adalah untuk memberikannya waktu dan juga ruang yang cukup untuk “menyetel” perannya mulai dari cara dia tertawa, bersuara, dan juga dari sisi kepribadiannya. Almarhum Heath Ledger juga menulis sebuah catatan harian tentang ide-ide dan perasaan Joker saat proses pengambilan gambar berlangsung.

Apa yang dilakukan oleh Heath Ledger tentunya benar-benar sangat serius dan memiliki perbedaan yang sangat jauh dibandingkan dengan penggambaran yang dilakukan oleh Jack Nicholson dalam film Batman garapan Tim Burton, dimana dia cenderung berperan sebagai dirinya sendiri. Contoh lainnya adalah Jared Leto yang berperan sebagai Joker untuk film Suicide Squad.

Leto benar-benar memberikan semua yang dia punya untuk perannya ini. Leto mengatakan bahwa dirinya tidak pernah setengah-setengah ketika memerankan sebuah peran. Untuk mempersiapkan hal ini, dia pergi ke dokter dan berbicara dengan para psikopat. Hasilnya adalah kegilaan yang mengerikan. Leto pernah mengirimkan rekan aktrisnya sebuah “hadiah” berupa bangkai tikus kepada Margot Robbie dan juga membawa kepala babi saat melakukan gladi bersih.

Melakukan berbagai hal gila tersebut, Leto mengatakan bahwa dia mulai berpikir tentang orang-orang tersebut, dan mengatakan dirinya benar-benar senang untuk membuatnya merasa ketakutan. Joaquin Phoenix, pemeran Arthur Fleck alias Joker dalam film garapan Todd Phillips, juga berdedikasi terhadap perannya. Dia harus menghilangkan hampir 24 kg berat badannya demi menggambarkan sosok Arthur Fleck yang kurus kering.

Selain menurunkan berat badannya, Phoenix juga membaca buku tentang pembunuhan politik dan mempelajari bagaimana cara tertawa orang-orang yang mengalami gangguan otak dimana mereka bisa tertawa secara spontan. Melakukan persiapan yang matang sebelum memulai sebuah peran tentunya adalah hal yang memang harus dilakukan oleh seorang aktor demi sebuah akting yang natural.

Namun, banyak orang yang kemudian menganggap bahwa berperan sebagai Joker harus juga ikut tenggelam dalam sebuah pemikiran yang sama dengan karkater yang dia perankan. Sebenarnya, Heath Ledger sendiri merasa senang dengan apa yang dia lakukan dan juga proses pengambilan gambarnya benar-benar dilakukan dalam situasi yang menyenangkan.

Kemudian citra peran Joker ini “diperparah” oleh Jared Leto yang melakukan hal yang dianggap tidak etis ketika proses produksi berlangsung. Dibandingkan dengan Heath Ledger dan Jared Leto, persiapan yang dilakukan oleh Phoenix mungkin sedikit lebih “aman.” Meskipun Phoenix sempat mengatakan bagaimana sulitnya berperan sebagai Joker, dia juga menyebutkan bagaimana menyenangkannya saat pembuatan film ini berlangsung.

Phoenix sadar bahwa mendalami karakter Joker perlu dilakukan secara serius, namun dia juga sadar untuk mengambil jarak agar dirinya tidak terjebak dalam karakter yang dia perankan. Intinya adalah karakter Joker memiliki sebuah citra dan nilai prestisius sendiri bagi aktor yang memerankannya. Bagaimana Heath Ledger memenangkan Oscar atas apa yang dia perankan, semakin membuat citra Joker naik. Namun, para aktor perlu menirukan apa yang dilakukan oleh Phoenix untuk bisa menjaga agar dirinya tidak terjebak dalam kepribadian dari karakter yang dia mainkan.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.