Sepertinya penundaan selama dua dekade untuk proyek film Gemini Man ini menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Pasalnya, reaksi awal dari berbagai pihak terhadap film ini benar-benar dibanjiri oleh komentar positif.  Secara tekniks, proyek film ini pertama kali mulai dikembangkan pada 1997 silam. Namun, sayangnya mereka harus mengalami berbagai halangan produksi.

Halangan tersebut dimulai dari berganti-gantinya sutradara film ini, cerita yang berganti, kemudian aktor yang memerankan filmnya (nama beken seperti Harrison Ford, Nicholas Cage, Clint Eastwood, dan banyak lainnya) yang berganti-ganti, sampai akhirnya Ang Lee dan Will Smith berkomitmen untuk menyelesaikan filmnya pada 2017 silam.

Filmnya sendiri berkisah tentang seorang pembunuh bayaran yang sudah beranjak tua yang harus menghadapi kloningnya yang lebih muda. Dengan menggunakan CGI, Will Smith pun bisa kembali muda dan bertemu dengan dirinya. Dari segi teknis pembuatan film, Gemini Man menggabungkan 3D, sinematografi dengan tangkapan layar per detik yang tinggi (High Frame Rate), dan CGI untuk menciptakan Will Smith muda.

Jika menilik dari komentar yang ada, penggunaan tangakapan layar tinggi atau HFR (kabarnya menggunakan sampai 120 frame per detik) dalam sebuah adegan aksi di film ini membuat feel dari adegan tersebut terasa begitu nyata dibandingkan karya Lee sebelumnya. Begitu juga dengan elemen lainnya seperti CGI dan 3D yang digunakan. Yang mengejutkan adalah karakter Will Smith muda tersebut merupakan “buatan” alias Will Smith yang menggunakan motion-capture suit yang dikombinasikan dengan CG.

Kabarnya, film ini menghabiskan waktu pengambilan gambar selama sembilan bulan hanya untuk melakukan sebuah adegan aksi. Dengan teknikal yang begitu luar biasa dalam pembuatan filmnya, bukan tidak mungkin Gemini Man akan mirip seperti Avatar yaitu menciptakan sebuah tren sinematografi baru di industri perfilman Hollywood.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.