Pedang Enma saat ini sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan para fans One Piece. Pasalnya pedang tersebut mengandung banyak sekali misteri. Pedang Enma sendiri pertama kali disebutkan ketika Hiyori meminta Zoro untuk mengembalikan pedang Shushui, dan sebagai gantinya dia akan memberikan pedang Enma yang merupakan pedang milik ayahnya, Koizuki Oden.

Ada beberapa hal menarik tentang pedang Enma ini. Pertama adalah seperti yang disebutkan, jika pedang Enma merupakan pedang milik Koizuki Oden. Tapi, fakta menarik adalah ternyata Koizuki Oden merupakan seorang samurai pengguna dua pedang. Selain Enma, Oden juga memiliki pedang lainnya yaitu Ame no Habakiri. Sudah menjadi budaya jika penduduk Wano harus memiliki minimal satu pedang.

Oden kemudian memberikan pedang Enma tersebut kepada putrinya, sedangkan Ame no Habakiri dia berikan kepada putranya yaitu Momonosuke. Hal menarik lainnya tentang Enma adalah pedang ini ternyata bisa menembus pertahanan kuat Kaido. Seperti yang disebutkan oleh Hiyori, Enma merupakan satu-satunya pedang (senjata) yang pernah memberikan luka kepada Kaido.

Dengan mampu memberikan luka kepada orang paling kuat di dunia, tentunya Enma bukan pedang sembarangan. Berdasarkan penuturan Hiyroi, pedang tersebut dibuat oleh seorang ahli pedang ternama yang bukan hanya tenar di Wano bahkan sampai keluar Wano. Namanya adalah Shimotsuki Kouzaburo. Dia juga merupakan ahli pedang yang membuat Wado Ichimonji.

Lalu, bagaimana dengan kekuatannya? Dengan mampu melukai Kaido tentunya itu sudah menjadi bukti bagaimana dahsyatnya kekuatan Enma. Selain itu, ketika Zoro memegang pedang tersebut haki dari Enma benar-benar terasa dan langsung menyatu dengan Zoro. Ketika zoro ingin menguji cobanya dengan menebas pohon, justru Zoro malah memotong bukit.

Dengan kekuatannya yang dahsyat, wajar jika Enma merupakan salah satu dari 21 O Wazamono atau pedang dengan tingkat sempurna. Tengu sendiri mengatakan jika Enma bahkan mampu untuk memotong neraka. Dia juga mengatakan jika Zoro mampu mengubah menjadi Black Blade atau pedang hitam, Enma akan naik satu tingkat menjadi pedang 12 Saijo O Wazamono yaitu 12 pedang dengan tingakatan paling tinggi. Yoru milik Mihawk dan Murakumogiri milik White Beard merupakan dua diantara tingakatan tersebut.

Untuk mengubah sebuah pedang menjadi Black Blade atau pedang hitam tentunya tidak mudah. Mihawk pernah mengatakan jika ingin mengubah pedang menjadi Black Blade, hubungan si pengguna dan pedangnya harus sangat kuat. Petunjuk tentang Enma sendiri sebenarnya pernah dimunculkan oleh Eiichiro Oda dalam ceritanya.

Contohnya adalah dalam chapter 937, di bagian sampulnya Zoro terlihat membaca peta dengan tulisan 閻魔 “Enma” di atasnya. Kemudian, di chapter 950 Enma merupakan nama kuil di sebuah hutan di Wano tempat Hiyori dan Zoro beristirahat dari kejaran para ninja suruhan Orochi. Nama Enma sendiri secara etimologis merupakan bahasa Jepang dari seorang dewa dalam ajaran Hindu dan Buddha, yaitu Yama.

Dalam mitologi Jepang, sosok Yama atau Enma ini digambarkan merupakan seorang dewa kematian yang menjaga neraka. Dia juga menentukan apakah sebuah jiwa yang telah mati akan masuk ke neraka atau ke surga. Sosok Yama sering digambarkan sebagai seorang lelaki berperawakan besar, berwajah merah menyala, mata yang melotot, dan memiliki jenggot yang panjang.

Mitologi hindu dan Buddha ini memang rasanya pantas dengan Zoro, apalagi dengan jurus atau kemampuan yang dia miliki. Seperti yang kita tahu, kemampuan pedang Zoro sering dikaitkan dengan para dewa Buddha atau Hindu seperti Ashura. Dengan pedang Enma ini, tentunya Zoro bisa kembali melukai Kaido. Bahkan mungkin bukan hanya Kaido, Big Mom pun bisa dilukai oleh Enma milik Zoro.

Dengan bantuan Enma, Zoro bisa menebas para pasukan milik Big Mom dan Kaido. Karena, ternyata kekuatan aliansi Luffy dan Kaido tidak seimbang. Aliansi Luffy hanya sekitar 3000 orang sedangkan Kaido memiliki 40.000 orang. Dengan bantuan Enma, Zoro bisa menebas para pasukan Kaido tersebut dengan mudah dan membuat Luffy mendekat dan menghajar Kaido juga Big Mom.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.