Film biopik Sir Elton John, Rocketman, berbeda dengan film serupa, Bohemian Rhapsody, yang menceritakan tentang kehidupan awal band Queen. Taron Egerton, pemeran Elton John dalam film Rocketman, sadar betul akan hal itu. Meskipun ada kesamaan dari keduanya, bintang utamanya sama-sama menyanyi secara asli, tapi Taron Egerton ragujika filmnya akan menyaingi kesuksesan Boheminan Rhapsody.

Bukan tanpa dasar jika Egerton berpikir seperti itu. Film Bohemian Rhapsody berhasil mengumpulkan 903,175 juta Dollar Amerika selama masa pemutaran filmnya. Tentunya hasil itu menjadi sebuah ukuran yang sangat tinggi bagi film=film biopik bertema serupa, khususnya Rocketman. Berbicara kepada The Hollywood Reporter, Egerton berharap untuk yang terbaik terhadap film yang dia bintangi.

Aku tidak terlalu pusing tentang seberapa banyak keuntungan yang akan didapat. Tapi aku harap filmnya benar-benar sangat sukses. Jika saja filmnya berhasil mencapai setengah dari pemasukan Bohemian Rhapsody, itu akan menjadi sebuah pencapaian terbesar dalam karirku.

Dengan dirilisnya film Rocketman, perbandingan antara filmnya dengan Boheman Rhapsody tidak akan terelakan. Tapi, membandingkan keduanya bukanlah perbandingan apples to apples. Rocketman memiliki rating R alias Restricted. Di sisi lain, Bohemian Rhapsody memiliki rating PG-13. Cerita yang disampaikan dalam filmnya juga berbeda. Rocketman membahas tentang kehidupan Elton John dari segi seksualitas dan narkoba. Seperti yang diketahui, jika Elton John merupakan penyuka sesama jenis.

Alasan itu pula yang membuat proyek Rocketman sempat “ditolak” oleh Universal Pictures, sebelum akhirnya digarap oleh Paramount Pictures. Perbedaan lainnya adalah Elton John, karakter yang diperankan Egerton, masih hidup dan sempat memberikan pujiannya kepada Egerton. Berbeda halnya dengan Freddie Mercury yang sudah meninggal dunia. Rocketman sendiri akan dirilis bersamaan dengan film Godzilla: King of the Monsters pada 31 Mei mendatang.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.