Sejak awal, Game of Thrones tidak pernah menjadi pertunjukan “baik dan jahat” secara gamblang. Para penduduk Westeros sangatlah rumit, dengan motivasi beragam yang bisa berubah sewaktu-waktu.

Salah satu contohnya adalah Jaime Lannister, yang dulunya hanya seorang anak lelaki kaya raya yang sombong dan menyimpang, kini telah menjadi favorit penggemar, menyimpan nama keluarganya untuk pergi ke Utara dan bergabung untuk menyelamatkan Westeros. Contoh lainnya menjadi lebih gelap, Sansa Stark dimulai sebagai seorang gadis naif yang memimpikan tidak lebih dari gaun sutra dan seorang pangeran untuk ia nikahi, namun sekarang ia telah menjadi sosok dengan politik yang keras dan berbahaya.

Namun, satu karakter belum mengalami perubahan watak adalah Daenerys Targaryen, The Mother of Dragon. Sansa dan Sam sama-sama memiliki kekhawatiran tentang dirinya, dan kabar mengejutkan yang Daenerys dengar dari Jon sendiri, kemungkinan akan menyebabkan hubungannya berubah. Penyebabnya, dia bukanlah tipe wanita yang membiarkan apa pun menghalangi jalannya.

Salah satu karakter yang murni heroik sejak awal, dan yang tetap demikian sekarang adalah Jon Snow (a.k.a. Aegon Targaryen). Karakternya sangat kontras dengan Daenerys, yang memulai musim pertama sebagai orang yang tidak bersalah, tumbuh menjadi Ratu penyelamat, dan kini jadi Ratu penakluk yang lebih gelap. Pertanyaanya, apakah Dany akan jatuh ke sisi yang lebih gelap lagi alias menjadi villain?

Sedikit recap terlebih dahulu, premier season 8 menampilkan benih-benih pertikaian, di mana Samwell Tarly bertindak sebagai karakter yang menunjukkan perbedaan antara Jon Snow dan Daenerys.

Sebelum itu, Sam juga telah bertemu Daenerys untuk pertama kalinya, dan membuat Daenerys tampak seperti villain di hadapan penonton. Sebabnya, Sam yang baik hati terkejut setelah mengetahui bahwa Dany membakar ayah dan kakaknya karena menolak untuk berlutut padanya.

Ketika bertemu kembali dengan Jon di ruang bawah tanah, Sam memberi tahu Jon bahwa ia adalah pewaris sah Iron Throne, karena dirinya adalah keturunan Targaryen. Sam juga mengungkap apa yang Daenerys lakukan pada keluarganya, dan mengklaim bahwa Jon akan menjadi Raja yang jauh lebih baik.

Dengan penuh semangat, ia berbicara tentang pengabdian Jon, kesediaannya untuk mengorbankan dirinya sendiri, dan cara-cara yang telah ditunjukkan Jon untuk menyelamatkan umat manusia. Sam berkata bahwa ia akan menjadi raja yang lebih menempatkan kepentingan Westeros di banding kepentingan dirinya.

Setelah itu Sam juga bertanya pada Jon, apakah Daenerys, jika berada dalam situasi yang sama seperti Jon, akan menempatkan kepentingan orang lain dibanding posisinya? Sam melanjutkan bahwa ada kemungkinan dia tidak akan melakukannya. Obsesinya dengan Iron Throne selalu diutamakan.

Pengungkapan tersebut dipastikan akan memberi kita konflik lain di sisa acara ini. Selain melawan Night King dan Cersei, konflik Jon dan Dany hanya tinggal menunggu waktu untuk “meledak”. Apalagi di akhir episode 2 kemarin, Jon telah mengungkap latar belakang dirinya pada Dany, meskipun ekspresi Jon tampak seperti tidak terlalu memikirkan Iron Throne.

Meskipun Varys, Tyrion, dan Davos berpikir jika Westeros layak dipimpin oleh Jon dan Dany, namun, obsesi Daenerys sebagai penguasa utama Iron Throne, bisa jadi membuat ia berpikir bahwa kekasihnya adalah saingan potensial. Dan mungkin hubungan “kekasih” baginya bukan alasan kuat untuk menyerahkan kekuasaan pada Jon begitu saja. Apalagi setelah semua yang Daenerys hadapi untuk sampai ke tahap ini.

Konflik ini mungkin tidak akan terjadi denga segera, terutama saat mereka tengah bertarung melawan White Walkers di Utara. Dimana dukungan untuk Jon begitu besar, bahkan dari pihak-pihak yang selama ini tidak terduga.

Dan seandainya Jon dan Daenerys berpisah, jelas siapa yang akan menjadi pahlawan dan siapa penjahatnya. Antara seorang pria yang tidak pernah menginginkan kekuasaan, namun mengorbankan apa pun untuk melindungi bangsanya, dan wanita penakluk, yang senang memanggang setiap orang yang menghalangi jalannya.