Menyambut perilisan Avengers: Endgame, Greenscene merilis serial artikel bertajuk Avengers: What If, yang merupakan bagian dari rubrik  Extended. Rubrik Extended adalah rubrik tematik yang membahas sisi lain dari suatu Film/Serial TV/Komik.

Jenius. Kaya raya. Play boy. Seorang philantrofis. Mungkin itulah yang beberapa kata yang bisa menggambarkan sosok Tony Stark. Kejeniusannya mungkin tidak bisa ditandingi oleh anggota Avengers lainnya. Itulah sebabnya terkadang, Tony selalu menjadi andalan para Avengers ketika ada masalah yang rumit datang. Tony sendiri selalu menjadi “wakil” dari Steve Rogers di Avengers ini.

Di filmnya kita diperlihatkan perjalanan awal Tony sebagai sosok Iron Man yang legendaris. Tony Stark memulai perjalanan karirnya bekerja di perusahaan ayahnya, yaitu Stark Industries. Tony menjual berbagai peralatan perang juga persenjataan kepada pihak-pihak tertentu yang sedang berperang. Namun, suatu ketika dia diserang oleh sebuah kelompok yang membuatnya tersadar apa yang dia lakukan sudah membuat banyak orang terluka.

Penyesalan tersebut dia tebus dengan menjadi sosok Iron Man dan bergabung dengan Avengers, membantu orang-orang yang lemah dan membantu melindungi bumi. Menjadikannya sosok sempurna sebagai pahlawan. Tapi, bagaimana jika Tony Stark tidak pernah menyesali semua perbuatannya tersebut dan terus melakukan apa yang sudah dia kerjakan, yaitu menjual senjata ke berbagai pihak?

Tidak Ada Teknologi Iron Man

Dalam filmnya kita melihat bagaimana Tony Stark berusaha membangun sebuah armor yang terbuat dari berbagai barang-barang bekas agar dia bisa kabur dari penjara bawah tanah. Tapi, kalau Tony tidak menyesali apa yang sudah dia buat tentunya tidak akan ada cerita tersebut. Tidak akan ada cerita tentang Iron Monger, Whiplash, ataupun War Machine. Selain itu, tidak akan ada arc reactor yang ditempel di dadanya sebagai sumber tenaga Iron Man.

Karena seperti yang diketahui, kalau teknologi ketiga karakter tersebut mengadopsi teknologi dari armor milik Iron Man. Lalu apa pengaruhnya bagi cerita Avengers? Semua cerita awal tentang Avengers mungkin tidak akan terlalu berpengaruh tanpa adanya Iron Man. Kecuali saat event Battle of Newyork, saat adegan penyerangan Hulk ke Helicarrierlah yang bisa memberikan efek absennya Tony Stark/Iron man.

Tanpa teknologi iron Man untuk membantu menstabilkan dan membetulkan helicarrier tersebut, mungkin pesawat tersebut akan jatuh dan hancur. Hulk dan Thor mungkin akan selamat dari kecelakaan tersebut, tapi Nick Furry dan semua kru dan agen SHIELD yang ada di dalam pesawat tentunya tidak akan ada yang bisa selamat.

Begitu juga saat ada serangan nuklir di Battle of Newyork. Bila Iron man tidak menyingkirkan nuklir tersebut, mungkin seluruh warga New York akan meninggal dan lagi-lagi hanya menyisakan Hulk dan Thor. Intinya, tanpa teknologi ini tidak akan ada cerita seperti di atas, juga para penjahat di film solonya tidak akan memiliki teknologi yang dimiliki Tony Stark.

Tidak Ada Ultron

No Iron man, no Ultron. Jika Iron Man tidak ada, mungkin film atau cerita dari Age of Ultron tidak akan pernah terjadi. Tony Stark juga tidak akan menjadi paranoid tentang bumi yang akan diserang kembali oleh alien dan menciptakan Ultron untuk mencegah hal tersebut. Jika, Ultron tidak ada lalu apa pengaruhnya ke dalam kontinuitas cerita di MCU?

Scarlet Witch dan Quicksilver mungkin tetap “diciptakan” melalui sebuah percobaan oleh HYDRA, namun kali ini tanpa dukungan ( atau manipulasi Ultron ). Mereka berdua juga tetap akan menjadi villain lebih dulu. Motifnya, karena kedua orang tua mereka terbunuh oleh senjata yang diciptakan oleh Tony Stark dan mereka ingin balas dendam pada sang pencipta senjata.

Tony yang “lemah” tanpa teknologi Iron man tentu membutuhkan perlindungan. Mengingat Scarlet Witch dan Quicksilver adalah kasus “ekstraordinary”, disini hadirlah para Avengers yang bertugas untuk melindungi Tony sekaligus melindungi ancaman yang tercipta dari kakak beradik tersebut. Dengan asumsi tanpa Ultron, potensi keduanya untuk “sadar” mungkin lebih mudah, dan Captain America dkk. tidak perlu melakukan pertarungan dahsyat di Sokovia.

Tidak Akan Terjadi Civil War

Cerita tentang Civil War sendiri diakibatkan oleh dua hal. Pertama, perbedaan ideologi dua pihak, apakah para pahlawan harus dikendalikan oleh pemerintah atau tidak setelah perang dahsyat melawan Ultron terjadi di Sokovia. Kedua adalah akibat dari pengaruh Baron Zemo yang mempengaruhi Captain America dan Iron man. Tapi tanpa Iron man, kemungkinan besar Civil War tidak akan terjadi.

Pertama adalah kurangnya akar permasalahan. Seperti yang dibahas di atas, jika cerita Age of Ultron tidak terjadi maka ada kemungkinan perjanjian Sokovia tidak akan muncul atau tidak akan terjadi. Tidak adanya korban jiwa dari keluarga Zemo artinya tidak ada pertempuran antar anggota Avengers.

Kedua adalah tidak adanya Iron Man. Tanpa ada sosok Tony Stark atau Iron man, mungkin tidak ada yang membantah apa yang diungkapkan oleh Steve Rogers. Sehingga semua anggota Avengers akan tetap mengikuti semua perintan Steve. Setidaknya dia cukup memberikan pengaruh agar tidak melawannya ketika ada pendapat yang berbeda.

Tetap Menjadi Iron Man?

Jika semua itu terjadi, bisa dipastikan Tony akan tetap menjadi seorang egois yang tidak peduli akan hal lain di dunia. Ia bukanlah Avengers yang lebih berfokus pada keselamatan dunia, ia lebih memilih untuk “menikmati” dunia layaknya Tony Stark. Tapi apakah ada kemungkinan ia tetap menjadi Iron Man?

Perubahaan watak seseorang biasanya dibutuhkan sebuah trigger moment. Jika dalam origin story Iron Man, trigger momment tersebut ia dapatkan saat di tawan sekelompok teroris dan mengetahui bahwa senjata yang ia jual di gunakan pihak yang “salah”, maka dibutuhkan trigger momment yang lebih personal untuk membuat watak Tony berubah.

Hal ini mungkin baru di dapatkan jika ia mengetahui fakta bahwa kematian orang tuanya bukanlah disebabkan kecelakaan, namun mereka dibunuh oleh Winter Soldier (yang dimanfaatkan oleh Hydra). Meskipun Tony tidak terlalu akrab dengan sang ayah, namun siapa pun yang mengetahui bahwa orang tuanya di bunuh oleh Hydra pasti akan membuat dirinya terpacu untuk setidaknya melakukan “pembalasan”.

Namun ia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan musuh sekuat Winter Soldier, atau organisasi sebesar Hydra. Maka dengan asumsi ia mengetahui rahasia bahwa ayahnya mengembangankan sumber kekuatan arc reactor, ia membentuk senjata baru yang kita kenal dengan sebutan Iron Man. Hanya saja kali ini ia berfokus untuk melawan Hydra, bukan melawan para pengguna teknologi yang memilih jalan yang salah seperti dalam cerita aslinya.

Begitu pun dengan bergabungnya Tony ke Avengers, dengan perubahan dirinya menjadi Iron Man yang “terlambat”, bisa jadi ia baru bergabung ke Avengers jauh setelah event Battle of Newyork. Saat itu pula Captain America adalah pemimpin tunggal Avengers, yang artinya, Tony adalah anggota baru di Avengers yang belum memiliki pengalaman, dan secara kepemimpinan, pengaruhnya tidak akan terlalu vital bagi anggota yang lain.

Baca artikel lain seputar Avengers: What If, klik DISINI.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.