Usaha Marvel buat ngebuat tim Avengers versi perempuan emang bukan sekali dua kali. Bahkan usaha ini udah mereka lakuin dari tahun 1973 dengan Enchantress membentuk “Lady Liberators”, demi mengalahkan diri mereka versi laki-laki. Dan sekarang di volume baru komik Captain America, tim superhero perempuan ini kembali bangkit. It’s time for Daughters of Liberty to defend their country.

Dalam Captain America #7, Steve Rogers harus menghadapi sebuah dilema yang sangat buruk. Jendral Thunderbolts Ross dibunuh oleh orang yang menggunakan perisai atau tameng. Hal itu membuat Captain America menjadi satu-satunya karakter yang dituduh sebagai pembunuhnya. Sebuah kelompok yang disebut dengan Power Elite merupakan dalang di balik kejadian ini dan mereka memang sengaja menjebak Steve dalam kasus ini. Di akhir cerita, Steve akhirnya memilih untuk menyerahkan dirinya.

Sharon Carter menolak untuk menyerah menyemangati Steve. Dia pun mendekati semacam alat teleporter dan berbicara dalam bahasa latin, “Aeternum filias” yang artinya adalah Daugthers selamanya. Kemudian Sharon pun mengatakan bahwa mereka dipanggil oleh “The Dryad” demi mengalahkan kebangkitan dari “ancient serpent.”

Jawaban tersebut kemudian direspon oleh beberapa karakter, seperti Spider-Woman, Invisible Woman, Mockingbird, White Tiger, Misty Knight, Echo, dan beberapa karakter lainnya. Spider-Woman sendiri menyebut kelompok ini sebagai “The Daughters of Liberty,” sebuah kelompok patriot perempuan yang dibentuk saat revolusi Amerika.

Ini artinya, Sharon Carter dan beberapa karakter lainnya merupakan bagian dari aliansi rahasia. Sharon juga bahkan menyebutkan kalau kelompok itu lebih tua dari usia Steve Rogers. Masih belum diketahui apa yang dimaksud The Dryad seperti yang disebutkan Sharon, dan “ancient serpent” sendiri kemungkinan merujuk pada musuh terbesar Steve, hydra. Sepertinya Sharon akan menggunakan kekuatan dari Daughters of Liberty untuk menolong Cap’s dan membantunya mengalahkan Power Elite.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.