11. James Sirius Pewaris Benda Magis Ikonik


Walau James terkenal iseng, namun tetap saja sebagai anak tertua, ia mendapatkan bagian yang “mewah-mewah nya”.  Spesifiknya, ia memiliki peta ajaib ikonik Marauder’s Map dan jubah penghilang milik sang ayah dan kakenya, Cloak of the Invisibility. Sayang ia tidak memiliki kedua item magis tersebut dalam waktu yang lama spesifiknya Cloak of the Invisibility yang dicuri oleh Albus. Walau tidak lama, namun yang penting sudah pernah merasakan kemagisannya bukan?


10. Albus Sangat Berjuang Menjadi Seorang Penyihir


Sebenarnya poin ini hanyalah untuk semakin memantapkan pembahasan masalah kegalauan yang dihadapi oleh Albus. Dikarenakan kelegendarisan nama sang ayah di Wizarding World, Setiap harinya di kelas, ia sangat berjuang keras untuk menerima seluruh pelajaran yang diberikan. Apabila saja Albus tidak merasa terintimidasi sedemikian rupa, dijamin ia akan cemerlang di sekolah dan akan menjadi sosok penyihir yang semumpuni ayahnya.


9. Bekas Luka Halilintar di Kepala Harry Bereaksi Kembali


Seperti kita ketahui, bekas luka halilintar ikonik di kepala Harry adalah akibat serangan dari Voldemort ketika ia masih bayi dulu. Alhasil, sebagian jiwa Voldy ada di diri Harry (baca: Harry adalah Horcrux yang tidak diinginkan). Oleh karenanya, apabila ada bahaya besar yang menyangkut dengan Voldy, bekas luka tersebut akan memberikan reaksi super perih terhadap “The Boy Who Lived”. Untunglah pasca dirinya mengalahkan musuh bebuyutannya tersebut, Harry sudah tidak merasakan rasa sakit tersebut lagi. Namun sayangnya, ia kembali merasakan luka perih tersebut ketika Albus dan Delphini melakukan perjalanan waktu yang seperti dikatakan di atas adalah demi untuk menyelamatkan Cedric.

Apakah kembalinya reaksi luka ini ada hubungannya dengan keduanya yang seperti Harry, juga melihat kemunculan sempurna Voldemort untuk pertama kalinya di TriWiazard Maze? Lagi-lagi kami katakan, agar kalian semua stay tune terus untuk mengetahui jawabannya.

 


8. Hubungan Erat Dengan Keluarga Weasley


Walau ketika beranjak dewasa Harry, Ron, dan Hermione sibuk banget dengan kesibukan mereka sendiri-sendiri, namun ketiganya tetap saling kontak-kontakan satu sama lain (eits, bukan menggunakan Facebook dunia sihir ya he..he). Kedekatan ini pun pada akhirnya turut “menular” terhadap anak-anak mereka terlepas, beberapa dari mereka belajar di asrama / rumah berbeda. Albus sangat akrab dengan Rose dan Lily sangat dekat dengan Hugo Weasley. Lagi-lagi khusus untuk si troublemaker, Albus, walau dirinya kerap merasa galau dan bermasalah, kerennya sebagai  saudara sepupu, Rose yang by the way belajar di Gryffindor, tetap memberikan support yang sangat besar terhadap sepupu Slytherin nya tersebut.


7. Harry Masih Belum 100% Mempercayai Malfoy


Seperti kita tahu, Draco Malfoy sejak kecil, kerap mem-bully Harry. Tak heran apabila keduanya kerap berselisih satu sama lain. Namun, menjelang akhir dari Battle of Hogwarts, Malfoy memutuskan untuk tidak terlibat lagi dengan Voldy. Alhasil, memberikan kesan bahwa Draco & Harry sudah mulai berbaikan satu sama lain.

Padahal sesungguhnya, Harry masih sering was-was dan bahkan tidak mempercayai Malfoy 100%. Alhasil gara-gara rasa paranoid-nya tersebut, Harry pun menyalahkan anak  Draco, Scorpius, atas kegalauan / ketidakberesan kelakuan yang dialami oleh Albus. Padahal seperti yang telah dijelaskan, bukan itulah penyebab sesungguhnya kegalauan yang dirasakan oleh Albus.


6. Albus Gagal Menyelamatkan Cedric


Walau Albus dan Delphini sudah berusaha keras untuk menyelamatkan Cedric dengan Time Turner yang dimiliki, sayangnya tetap saja keduanya  gagal total. Alhasil hal ini membuat Albus makin merasa “useless” lagi. Padahal kalau dipikir,  kegagalan ini sangatlah menguntungkan.

Pasalnya selain memang sang ayah (terlepas masih kerap menangisi) sudah rela, juga hal ini tentunya tidak membuat susunan  seluruh timeline yang ada menjadi kacau balau.


5. Harry Terlalu Keras dan Egois Dalam Menghadapi Albus


Selain alasan Albus yang telah dijelaskan berkali-kali di pembahasan ini, sebenarnya faktor besar lain yang membuat hubungan antara dirinya dan Harry menjadi semakin terpuruk adalah juga dikarenakan sikap sang ayahnya sendiri terhadap sang putra tercinta. Dalam menghadapi kegalauan yang dihadapi Albus, alih-alih menjadi pendengar yang baik, Harry justru kerap membantah seluruh argumen / penjelasan yang diberikan Albus. Terutama, ketika Albus mencoba untuk menjelaskan ke Harry bahwa Scorpius tidaklah seburuk seperti Draco ketika kecil dulu.

BERSAMBUNG KE HALAMAN 4

1
2
3
4