Sebelum James Cameron menghabiskan begitu banyak waktunya untuk menciptakan dunia Avatar, Cameron sudah menghabiskan banyak waktunya untuk proyek passion lainnya yang hampir dilakukan sebelum Avatar. Proyek yang dimaksud adalah Alita: Battle Angel, sebuah film adaptasi cerita manga yang ambisius dari seorang James Cameron. Bukan hanya dia sendiri yang menulis untuk film tersebut tapi, dia juga menulis ratusan halaman catatan untuk dikerjakan oleh Robert Rodriguez.

Membuat kisah Alitta untuk dibawa ke layar lebar dan mengadaptasi teknologi baru tentu bukan hal yang mudah. Banyak tentunya kesulitan yang terjadi saat proses produksi. Hal tersebut juga disampaikan oleh sang produser, John Landau, saat diwawancarai oleh ScreenRant di tempat kerjanya di Weta Digital.

Bagian yang paling sulit dari merealisasikan karakter Alitta terbagi menjadi dua. Pertama, sangat sulit untuk mencari ukuran yang pas bagi matanya. Dan di dalam semua itu ada kepalanya, kemudian pupilnya, bola matanya, semuanya saling berkaitan. Bukan hanya matanya, semuanya yang berhubungan dengan hal tersebut. Juga perbaikan dari mulutnya, dan bagaimana mulutnya bekerja dan bagaimana hal tersebut bisa menarik.

Bahkan saat adegan laga sekalipun. Karena, dalam sebuah adegan aksi, kita akan disuguhkan sudut yang lebar, tapi apa yang membuat adegan tersebut menarik adalah ketika kau melakukan close up saat momen tersebut dimana kita bisa melihat dia terbang melewati Grewishka dan kita bisa melihat ekspresinya. Jadi, jika kita tidak mendapatkan ekspresi wajah yang tepat, adegan tersebut akan gagal. Jadi, mulut dan bagian bawah dari wajah adalah bagian yang banyak menghabiskan waktu kami.

Selama lebih dari satu dekade James Cameron menyerahkan 186 halaman naskah skrip dan lebih dari 600 halaman catatan kepada sutradara yang dirasa mampu untuk mengaplikasikan apa yang sudah dibangun oleh James Cameron tersebut. Dan seluruh konsep yang diberikan tersebut berfokus kepada sosok Alitta agar karakter tersebut bisa terlihat sempurna. Bukan hanya dari segi teknologi tapi juga dari segi cerita.

Alitta sendiri bercerita tentang seorang robot yang ditemukan di sebuah tempat pembuangan sampah. Saat ditemukan dia tidak memiliki ingatan apapun, termasuk tentang dirinya sendiri. Dia kemudian diambil oleh Ido, seroang dokter yang meyakini bahwa ada jiwa seorang perempuan muda di dalam tubuh cyborg tersebut di masa lalunya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.