Walau lumayan banyak yang menyukai  Fantastic Beasts and Where to Find Them (2016), namun tak dipungkiri bahwa tak sedikit juga kala itu yang kurang menyukai. Melihat opini campur (mix) ini, tak heran apabila banyak yang skeptis dengan Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald.

Keskeptisan semakin bertambah dengan bombardir review negatif yang kita baca selama beberapa minggu terakhir. Lalu, apakah kualitas film ini semengecewakan seperti review-review negatif yang kita dengar beberapa minggu terakhir ini?


Masih Magis & Indah Banget


Sejujurnya bagi kami, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, tidaklah seperti yang dikatakan oleh seluruh review negatif tersebut. Sebaliknya, film yang kembali diarahkan oleh veteran “Wizarding World”, David Yates (Fantastic Beasts and Where to Find Them) ini, masih membuat kita terpukau dan greget senang sendiri ketika menyaksikannya.

Malah bisa dikatakan perasaan terpukau dan magis tersebut, langsung benar-benar terasa semenjak adegan pembukanya yang menampilkan karakter yang menjadi judul film ini, Gellert Grindelwald (Johnny Depp) yang ditampilkan terkurung dalam penjara yang dijaga oleh pekerja Magical Congress of the United States of America (MACUSA).

Lebih jauh lagi, adegan pembuka tersebut bisa dikatakan adalah adegan pembuka terbaik dari seluruh film Harry Potter sejauh ini. Dan setelah adegan pembuka tersebut ditampilkan, film ini makin menaburkan mantra magisnya yang membuat mata kita makin terpukau saja.


Balik ke Hogwarts & Pengembangan Karakter Yang Lebih Dalam


Keterpukauan semakin menggila ketika seperti yang telah ditampilkan di trailer filmnya, kembali ke sekolah sihir favorit kita semua, Hogwarts. WOW Geeks! WOW. Merinding rasanya telinga ketika adegan balik ke Hogwarts ditampilkan. Aura ketika pertama kali kita menyaksikan film Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (2001) kembali merasuk raga ini.

Tidak peduli dengan fakta bahwa Hogwarts disini berlatar di tahun 1920 dan belum ada Snape, Hagrid, serta pentolan-pentolan sekolah sihir yang jauh lebih keren dari rival-nya, Ilvermorny ini, ketika halaman luar dan dalam Hogwarts ditampilkan, bulu kuduk langsung merinding seketika.

Selain faktor balik ke Hogwarts tersebut, yang membuat kita juga makin betah dengan The Crimes of Grindelwald, adalah sebagian besar karakter di film sebelumnya, dikembangkan lebih jauh lagi latar belakang karakternya yang alhasil, membuat kita makin kesal, sedih, simpatik dengan karakter-karakternya ini. Dan dari seluruh karakter, tak dipungkiri adalah Credence Barebone (Ezra Miller) yang paling dalam pengembangan karakternya.


Fantastic Beasts and the Credence Barebone Show


Yap benar sekali Geeks. Bahkan saking keren, menarik dan PENTING pengembangan karakternya, bisa dikatakan sekuel ini adalah dikhususkan bagi karakternya. Tapi jangan salah, fokus Grindelwald disini juga masih dominan.

Tapi sekali lagi kalau mau jujur, Credence lah yang paling dominan fokusnya. Mungkin bagi Geeks yang sejak awal memang ingin melihat fokus filmnya terhadap Grindelwald, mungkin agak merasa kecewa. Tapi percayalah Geeks, pemfokusan ini nantinya akan terbayarkan di twist ending filmnya yang super mengejutkan.


Pesta Twist


Betul sekali. Bisa dikatakan film ini menampilkan twist akhir yang bisa dikategorikan sebagai twist film terbaik di tahun 2018 ini. Namun jangan salah Geeks, twist di sekuel ini bukanlah yang super mengejutkan itu saja.

Tercatat setidaknya di mata kami, ada 3 twist yang ditampilkan di film ini yang bukan hanya mengejutkan, namun juga bakalan bisa membuat pandangan kita terhadap beberapa karakter di filmnya dan keseluruhan plot-nya, berubah total dari sebelum-sebelumnya.


Mr. Johnny Grindelwald


Tentunya semua aspek positif tersebut semakin diperkuat dengan penampilan seluruh aktor dan aktrisnya. Miller tentunya keren banget sebagai Credence. Well, kalau tidak keren, tidka mungkin bukan ia dipuji habis-habisan disini.

Eddie Redmayne sebagai Newt Scamander juga makin keren dan awkward lagi. Alison Sudol sebagai Queenie Goldstein “mengejutkan”. Jude Law sebagai Dumbledore muda fantastis. Intinya memang tidak ada penampilan buruk sama sekali di filmnya ini.

Namun kalau harus memilih manakah penampilan yang benar-benar mencuri perhatian, maka Depp sebagai si musuh sekaligus mantan terdekat Dumbledore lah yang paling gemilang. Kamipun ketika menyaksikan dirinya sebgai Grindelwald, jadi penasaran lagi, siapakah dulu casting director yang memilih Depp? Karena sekali lagi Depp memanglah Grindelwald.


Sekuel Yang Harus Disaksikan Secara “Polos”


Lalu apakah kekurangan The Crimes of Grindelwald ? Hmm, mungkin hanya 2 menurut kami: Beberapa karakter yang terlihat hanya sebagai pemanis saja (termasuk Nagini) dan cara pengungkapan twist (terkecuali yang menjelang akhir itu) yang terasa “umum” saja.

Bisa nanti kalian bandingkan dengan twist Snape (Alan Rickman) yang ada di Harry Potter and the Half-Blood Prince (2009) dan di Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 (2011).

Namun terlepas dua aspek negatif tersebut, sekali lagi Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald adalah sekuel yang sangat memuaskan bagi seluruh Potterheads atau bahkan bagi Geeks yang hanya mengikuti seluruh adaptasi film The Wizarding World saja.

Bagi Geeks yang mungkin ingin menonton tapi masih ragu, satu kuncinya: “Poloskan” diri kalian sebelum menyaksikan film ini. Maksudnya disini, jangan membaca review, terpengaruh bombardir negatif akhir-akhir ini, dan tentunya terlalu membandingkan dengan film pertamanya.

Geeks lakukan itu, kami jamin kalian akan merasakan sensasi balik ke Hogwarts yang sangat magis dan fantastis.

TINJAUAN IKHTISAR
Storyline
Acting
Cinematography
Music Scoring
review-film-fantastic-beasts-the-crimes-of-grindelwaldBeberapa karakter yang terlihat hanya sebagai pemanis saja (termasuk Nagini) dan cara pengungkapan twist (terkecuali yang menjelang akhir itu) yang terasa "umum" saja.