Home REVIEW MOVIE REVIEW Review Eight Grade: Potret Realistis Perjuangan Gadis Introvert Generasi Z

Review Eight Grade: Potret Realistis Perjuangan Gadis Introvert Generasi Z

Menjadi sosok berkepribadian introvert tak dipungkiri merupakan sebuah perjuangan. Bagaimana tidak? Di kala sekeliling kita terlihat sangat bersahabat atau gaul dengan satu sama lain, di lain pihak kita malah terlihat diam nan kaku untuk ikutan berinteraksi dengan mereka.

Hal ini terasa semakin berat ketika ini terjadi di era generasi milenial aka Generasi Z saat ini. Bayangkan saja. Di kala ingin mencoba memberanikan diri untuk memulai sebuah percakapan, yang ada sosok yang kita ajak bicara justru malah asyik sendiri memainkan gadget mereka.

Alhasil, kitapun melakukan “pelarian” ke media sosial untuk mengekspresikan diri dan isi kepala dengan harapan, akan ada warganet asing yang bisa menjadi sahabat virtual kita. Dan potret miris inilah yang diperlihatkan secara gamblang oleh sineas yang juga adalah seorang YouTuber, Bo Burnham (Make Happy) melalui Eight Grade. Dan dapat dikatakan Burnham sukses besar dalam menampilkan “combo” super ironis tersebut.


Pendekatan Yang Super Natural


Gamblang. Ya itulah kata kunci kesuksesan dari film coming-of age ini. Dalam menangkap momen demi momen, scene demi scene, Burnham sukses mengangkapnya dengan sangat alami / natural.

Ini terbukti dari keputusannya yang mengambil gambarnya dengan kamera lensa lebar (wide lens) dan memanfaatkan webcam MacBook Pro di setiap adegan yang menampilkan Kayla (Elsie Fisher) mengunggah video dirinya ke YouTube.

Dengan memanfaatkan teknik pengambilan gambarnya yang sudah sangat natural tersebut, alhasil sekali lagi tak heran apabila keseluruhan kisah perjuangan Kayla, si introvert kelas 8 untuk bisa fit in, terlihat bergitu realistis sehingga, mampu menyentuh langsung kita-kita yang juga pernah merasakan hal yang serupa.


Elsie Fisher, The Introverted Rising Star


Tentunya kemumpunian Burnham tersebut jugalah didukung oleh penampilan Fisher yang sangat brilian. Pengisi suara Agnes di franchise animasi Despicable Me ini, terlihat benar-benar sangat polos nan alami. Intinya Fisher adalah Kayla dan Kayla, adalah Fisher.

Kayla adalah sosok introvert, tidak percaya diri dan sangat ironis di saat bersamaan. Ia mampu memberikan berbagai nasihat-nasihat ke rekan sebayanya untuk bisa percaya diri dan kata-kata pembangkit semangat lainnya melalui YouTube. Namun sangatlah disayangkan, ia tak bisa menerapkan nasihatnya tersebut ke dirinya sendiri di dunia nyata.

Melihat penampilannya yang mampu menampilkan kekompleksitasan sifat tersebut, alhasil tak heran apabila aktris asal California ini, dalam beberapa bulan belakangan kerap disebut-sebut sebagai calon pemenang atau paling tidak nomine di berbagai ajang penghargaan film khususnya, penghargaan independen.


Pilihan Scoring Musik Yang Unik Namun Sangat Efektif


Aspek-aspek positif yang telah disebutkan tersebut, kian terasa super sempurna dengan pemilihan lagu scoring-nya yang sangat unik namun sukses menghidupkan scene demi scene yang ada.

Kami katakan demikian karena film ini, tidaklah menampilkan alunan musik Pop, Rock atau Bubblegum yang umumnya digunakan di genre coming of age. Melainkan, Eight Grade mempergunakan musik ber-genre New Age (“Orinoco Flow”) dan elektronik yang digubah oleh komposer Anna Meredith.

Sekali lagi, genre musik tersebut bukanlah genre yang identik dengan film-film seperti Eight Grade ini. Tapi nyatanya, seluruh gubahannya terdengar sangat pas binti cocok banget. Tapi walau demikian, belum tentu juga jaminan akan sukses meraih kategori best scoring di berbagai penghargaan.


Salah Satu Coming of Age Terbaik Yang Pernah Diproduksi


“Sepertinya tidak ada kekurangan nih”. Memang nyaris tidak ada. Kalaupun ada yang ingin dikomplain mungkin adalah ending-nya yang terasa agak biasa saja. Tapi walau demikian, kekurangan tersebut tidaklah terlalu terasa sama sekali.

Pasalnya secara keseluruhan, Eight Grade memanglah merupakan film coming of age terbaik tidak hanya di era “Zaman NOW” ini, namun juga sepanjanng masa. Depiksi perjuangan mereka-mereka yang introvert di zaman Generasi Z saat ini serta isu mengenai minimnya interaksi akibat gadget-gadget canggih yang bertebaran saat ini, benar-benar terlihat akurat.

Namun di saat yang sama, film ini juga sukses menyeimbangkannya dengan menampilkan aspek positif dari media sosial. WOW. Siapa yang menyangka bahwa seorang YouTuber mampu memproduksi sebuah film yang memuji sekaligus mengkritik media sosial secara berimbang di saat yang sama? You’re such a talented genius Burnham!

Exit mobile version