Bukannya bermaksud merendahkan. Namun faktanya selama bertahun-tahun keberadaan Asia di Hollywood, kerap berada di posisi terbawah “rantai makanan”. Hal ini dikarenakan sejak dulu, Hollywod lebih prefer untuk memproduksi film dengan bakat-bakat yang berasal dari negaranya sendiri atau paling tidak yang berasal dari Eropa.

Sekali lagi sakit & miris memang. Tapi ya itulah kenyataan yang terjadi bukan? Untungnya seiring berkembangnya zaman, hal ini semakin memudar. Dan salah satu bukti pemudarannya ini adalah dengan dirilisnya film drama romantis arahan Jon M. Chu (Step Up: 3-D) ini.

Yap. Crazy Rich Asians tidak hanya merupakan film dengan cast Asia terbaik, namun juga merupakan bentuk statement terbesar (atau mungkin tepatnya jari tengah) terhadap eksekutif-eksekutif Hollywood yang selama ini memandang sebelah mata bakat sekaligus potensi pasar Asia di Hollywood.

 


Alur Kisah Yang Sangat Mulus Dan Enak Diikuti


Dan faktor utama yang membuat adaptasi novel Kevin Kwan ini langsung dilirik habis-habisan baik oleh audiens maupun seluruh eksekutif Hollywood, adalah dikarenakan kemumpunian Peter Chiarelli (Now You See Me 2) dan Adele Lim (Reign) dalam mengadaptasikan halaman demi halaman novelnya.

Terlihat sekali bahwa keduanya sudah melahap benar-benar seluruh halamannya yang alhasil, membuat mereka terlihat super enteng ketika harus menulis dan mengolah naskahnya lagi di atas kertas. Dan tentunya hal ini membuat kita sebagai audiens (terlebih yang belum membaca novel orisinilnya) menjadi nyaman sekali mengikuti alur kisahnya.

 


Pengarahan M. Chu Yang Indah dan Glamor


Namun, terlepas Lim & Chiarelli telah keren dalam mengolah naskhanya, semuanya akan menjadi sia-sia kalau sang sutradaranya tidak bisa mengarahkannya dengan sesuai. Untungnya, M. Chu tahu betul dengan arahan-arahan yang harus dilakukannya.

Tidak hanya sutradara keturunan Cina-Taiwan ini mampu mengarahkan seluruh naskah kisahnya dengan sangat baik, Chu juga sukses membuat kita “ngiler” dengan shot-shot keren yang menampilkan keglamoran kostum, “bling-bling” dan tentunya seluruh kota Singapura terutama, di malam hari.

Kami jamin 100% bahwa setelah keluar pintu bioskop, Geeks bakalan langsung bergegas ke rumah untuk mandi, berkemas (packing), lalu memesan tiket pesawat (entah itu kelas ekonomi seperti yang dinaiki oleh Rachel atau kelas VIP seperti yang dinaiki oleh Nick di filmnya), dan langsung terbang ke negeri tetangga kita tersebut.

Oh ya ngomong-ngomong soal kostum, tentunya Chu tidak akan mampu memaksimalkan keindahan kostumnya kalau pilihan desain kostum yang dipilih dan dirancang oleh Mary E. Vogt (Batman Returns) “norak-norak”. Untunglah Vogt memiliki mata yang super mumpuni sehingga sekali lagi memudahkan pekerjaan Chu dalam memaksimalkan keindahan kostumnya.

 


Seluruh Karakter Terlihat Super Penting & Berkelas


Hampir saja kelupaan. Satu hal vital yang juga diperlihatkan oleh Chu dalam pengarahannya di film yang hingga tulisan ini diturunkan telah sukses meraup keuntungan box-office sebesar $190 juta ini, adalah Chu sukses membuat seluruh karakter yang ada terlihat sangat berkelas.

Pokoknya tampilan keluarga Young yang super tajir dan keluarga sahabat Rachel (Constance Wu), Goh Peik Lin (Awkwafina) yang juga memiliki kekayaan berlimpah, terlihat tidak kalah berkelas binti mewahnya dengan keluarga Kardashian atau keluarga Hilton.

Selain itu Chu juga sukses men-treat masing-masing karakternya sehingga terlihat sangat penting. Bahkan Peik Lin yang esensinya adalah karakter pembantu yang kerap melontarkan guyon demi guyon ditampilkan memiliki peranan yang sangat penting bagi sahabatnya Rachel.

 


Wu Yang Tangguh & Yeoh Yang Judes


Seluruh aspek-aspek positif yang telah disebut, semakin tertopang dengan penampilan seluruh cast-nya yang sangat total dalam memerankan masing-masing karakternya. Namun dari semua, yang paling terlihat total dan keren banget adalah Wu dan Yeoh.

Wu dalam memerankan sosok Rachel yang walau cerdas namun, tidak disetujui hubungannya dengan kekasihnya Nick yang merupakan pewaris utama harta kekayaan keluarganya, tampil dengan sangat keren.

Keren disini bukan hanya karena Wu memahami bagaimana memerankan karakteristik karakter tersebut. Lebih dari itu, dengan bantuan arahan mumpuni Chu, ia mampu menampilkan sosok Rachel yang tangguh (tough).

Rachel memang kesal, sedih, marah dengan perlakuan dingin yang diberikan ibunda Nick, Eleanor (Michelle Yeoh). Tapi sekali lagi, ia langsung bangkit dan emembuktikan bahwa ia tidak hanya pantas untuk mendampingi anaknya, namun juga pantas untuk masuk ke lingkaran keluarga tajir mereka.

Dan Yeoh disini juga sangat sukses menampilkan kedinginan dan kejudesan si ibu mertua. Pokoknya ketika melihatnya, kita pasti langsung mengepalkan tangan sekeras-kerasanya karena geram melihat kejudesannya. Walau pada akhirnya, kita menjadi paham mengapa ia berkelakuan menyebalkan seperti itu.

 


Calon Nomine Film Asia Tenggara Pertama di Oscar 2019


Pada akhirnya, seperti yang kami katakan di awal paragraf, Crazy Rich Asians adalah film Asia terbaik yang pernah diproduksi oleh Hollywood. Dan bukan tidak mungkin apabila film ini pada tahun 2019 mendatang akan meraih nomine Academy Awards aka Oscar terutama untuk kategori Best Costume dan Best Production Design.

Semoga saja prediksi tersebut nantinya bakalan menjadi kenayataan. Karena hanya dengan rekognisi tertinggi itulah satu-satunya cara agar Hollywood, akhirnya mengakui kemumpunian karya-karya Asia di industri perfilman dunia tersebut. Amin semoga saja.

Sekarang kami ingin tahu nih. Apakah Geeks telah menyaksikan Crazy Rich Asians? Kalau sudah bagaimana pendapatnya?

TINJAUAN IKHTISAR
Storyline
Acting
Cinematography
Music Scoring
review-crazy-rich-asians-asiaBukannya bermaksud merendahkan. Namun faktanya selama bertahun-tahun keberadaan Asia di Hollywood, kerap berada di posisi terbawah "rantai makanan". Hal ini dikarenakan sejak dulu, Hollywod lebih prefer untuk memproduksi film dengan bakat-bakat yang berasal dari negaranya sendiri atau paling tidak yang berasal dari Eropa. Sekali lagi...