Joker versi Christopher Nolan adalah salah satu karakter Joker terbaik yang pernah muncul di film Batman. Almarhum Heath Ledger, secara sempurna berhasil memerankan sosok Joker yang gila, pshyco, dan pandai bermain dengan sisi emosional dan psikologis dari orang lain. Joker versi Nolan adalah salah satu tolak ukur untuk seorang villain yang ada di sebuah film, sampai saat ini. Joker versi Nolan juga selalu menjadi perbandingan jika ada siapapun yang berani mencoba untuk memerankan Joker lagi.

Tapi, banyak sekali misteri yang menyelimuti tentang sosok Joker versi Nolan ini. Seperti, bagaimana jika keinginannya untuk tidak memiliki identitas, adalah bagian dari identitasnya? Bagaimana jika hal tersebut adalah bagian dari pekerjaannya? Dan pertanyaan paling besar, bagamana jika Joker adalah seorang mata-mata? Teori gila yang masuk akal untuk awal adalah dia adalah seorang veteran perang teluk.


Joker Seorang Veteran Perang


Diantara sekian banyak teori yang berkembang tentang Joker yang diperankan oleh Heath Ledger adalah dia adalah seorang tentara yang menderita PTSD (trauma perang). Hal ini menjelaskan tentang bagaimana dia bisa mengerti tentang masalah taktikal dan juga kemahirannya dalam masalah persenjataan dan peperangan. Dia terlihat seperti memiliki pengalaman dalam sebuah perang dan hal ini menjelaskan tentang krisis identitasnya dan keinginannya untuk melihat dunia ini hancur.

Tapi, hal itu tidak serta merta membuat dia dimasukan ke dalam daftar veteran perang.  Tapi, dengan tingkat presisi ketika dia membuat sebuah rencana itu sudah lebih dari cukup membuktikan kalau Joker memiliki pengalaman taktis dalam berperang. Hal ini juga bisa dilihat saat Joker menggunakan Melvin White sebagai umpan untuk menghentikan Batman menganggu rencananya membunuh komisioner polisi. Joker, atau siapapun orang dibalik semuanya, adalah sebuah instrument yang mampu membuat sebuah rencana matang dan presisi selama berminggu-minggu sebelum dilakukan. Dia adalah kebalikan dari apa yang orang pikirkan.


Memiliki Intel Di Dalam Hirarki Dan Kepemimpinan Gotham


Joker tahu banyak tentang jaringan kriminal di kota Gotham, detil tahanan penjara, dan bahkan dia juga tahu tentang korupsi terang-terangan yang terjadi di tubuh kepolisian dan pemerintahan.  Informasi tersebut tentunya bukan informasi yang mudah dan begitu saja untuk didapatkan. Sepertinya Joker banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan analisis dan pengumpulan informasi sebanyak mungkin yang dia tahu, sebelum akhirnya muncul dan meneror kota Gotham.

Bagaimana dia bisa tahu tentang identitas Melvin White? Tentunya dia harus mengakses data kriminal di kota Gotham. Dia juga terus memonitor para polisi korup dan para pejabat yang korup lalu kemudian dia menyatukan semuanya. Kemunculannya tersebut  sepertinya merupakan bagian akhir dari segala rencana panjang yang sudah dia buat. Dan tanpa jaringan yang dia miliki, penjelasan yang paling memungkinkan adalah dia dilatih untuk melakukan pengintaian dan mencari informasi.

Pertanyaan utamanya, apakah dia tahu kalau Bruce Wayne adalah Batman? Ada beberapa petunjuk seperti saat dia bertanya kepada Batman apakah Harvey Dent tahu tentangnya dan Rachel. Secara ekstrim, Joker sepertinya tidak peduli siapa Bruce Wayne, karena hal itu akan menghancurkan idenya tentang dinamisme saling “melengkapi” Joker/Batman.


Manipulasi Psikologis Dan Pemahaman Tentang Teknik Penyiksaan


Salah satu adegan yang paling signifikan dalam mebahas masa lalu dari Joker adalah ketika Batman dan Joker bertemu tatap muka saat akan diinterogasi. Nampak, Joker seperti sedang dihabisi dan tidak melakukan perlawanan sama sekali. Joker ingin Batman menghajar dan melukainya. Tapi hal itu sepertinya bukan masalahnya.

Penyiksaan yang dilakukan oleh Batman sepertinya bukan apa-apa bagi Joker. Dia mengatakan, Batman tidak punya kekuasaan atas dirinya karena interogasi tersebut memang tidak berpengaruh besar untuknya. Dia juga sempat mengungkapkan pengalamannya tentang teknik interogasi dengan mengatakan, “Never start with the head, the victim gets all fuzzy. He can’t feel the next“.

Dengan kemampuannya untuk bertahan terhadap siksaan, juga pemahamannya tentang bagaimana cara kerja dari sebuah interogasi, membuktikan lebih lanjut dia pernah bekerja di garis depan untuk masalah spionase. Teknik penyiksaan adalah teknik yang sering dilakukan dalam mengungkap informasi. Badan rahasia pemerintah, CIA, bahkan menggunakan teknik yang mereka miliki yaitu Survival, Evasion, Resistance, dan Escape (SERE), untuk dilatih kepada para anggota militer untuk bertahan dari siksaan saat ditangkap.


Menggunakan Topeng sebagai Simbol


Joker tidak pernah mau untuk mengungkapkan bagaimana dia bisa mendapatkan luka di mulutnya. Diperkirakan hal itu juga merupakan bagian dari rencana panjangnya. Penampilannya tidak lebih dari sebuah topeng badut karet, seperti yang dia tampilkan di adegan pembuka The Dark Knight. Simbolisme dari adegan tersebut mengkonfirmasi  bahwa topeng badut yang dia pakai adalah persona yang secara khusus dibuat untuk menyembunyikan identitas aslinya.

Tentunya Joker tidak perlu menggunakan topeng untuk menutupi identitasnya jika dia memang ingin menghancurkan kota Gotham. Topeng tersebut hanyalah sebuah elemen yang diberikan kepada para penonton, sebuah trik yang digunakan untuk menunjukan bahwa keseluruhan karakter adalah sebuah topeng. Seperti Bourne, Hunt, dan Bond yang melakukan penyamaran untuk menyelesaikan misinya. Dan siapa dibawah topeng tersebut adalah seorang veteran pasukan khusus yang memiliki rencana kepada kota Gotham, menyamar, dan melancarkan aksinya. Tapi, apa sebenarnya tujuannya?


Joker Sebenarnya Ingin Menyelamatkan Gotham


Pasti kalian akan merasa aneh dan langsung mengerutkan dahi ketika melihat teori bahwa sebenarnya Joker bekerja untuk kota Gotham. Hal ini dia buktikan dengan “membersihkan”  kepolisian Gotham dan juga pejabat local yang korupsi, dia menghancurkan lebih dalam organisasi kriminal dibandingan dengan Harvey Dent (dan Batman), dan dia juga mengajarkan Gotham tentang moralitas.

Joker juga memberikan sesuatu yang kota Gotham inginkan, yaitu seorang martir (seorang yang harus disalahkan atas sebuah aksi) dan juga seorang monster yang membangkitkan kesadaran mereka. Hal ini bekerja sampai Thalia Al-Ghul dan Bane datang ke Gotham untuk membalas dendam kepada Batman.

Image dari Joker sebagai mantan warga Gotham yang kembali untuk menggunakan kemampuannya demi menyelamatkan tempat tinggalnya sebelum menghilang, adalah yang paling mendekati. Dan ini tentunya lebih baik dari Joker yang tidak memiliki rencana apa-apa untuk kota Gotham.  Dia bukanlah seorang agen kekerasan, tapi dia bisa saja seorang agen dari sesuatu hal.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.