Di perjalanan menuju teater untuk menyaksikan Ant-Man and the Wasp, jujur saja, kami merasa HHC (Harap-Harap Cemas) tidak karuan sendiri. Spesifiknya, kami merasa was-was kalau-kalau, nantinya sekuel Ant-Man (2015) ini, tidak akan se-fun seperti film pertamanya dulu.

Selain itu, kami juga was-was untuk mengetahui apakah film yang kembali diarahkan oleh Peyton Reed (Yes Man) ini, dapat menyesuaikan dirinya terhadap keseluruhan kisah MCU sejauh ini. Maklumlah, seperti kita tahu, pasca momen penjentikan “jari maut” Thanos (Josh Brolin) di Avengers: Infinity War, sebagian besar karakter MCU saat ini, telah “binasa”.

Lalu, apakah Ant-Man and the Wasp memang masih lucu dan menyenangkan? Apakah bisa sesuai (fit) dengan sikon MCU saat ini? Dan yang lebih penting, Apakah mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap Avengers 4 (2019) mendatang?


Sekuel  Yang Super Fun


Dan seperti catchphrase ikonik yang kerap diucapkan oleh pegulat Smackdown Live! top, Daniel Bryan, maka jawaban untuk seluruh pertanyaan-pertanyaan tersebut: YES! YES! YES! Ant-Man and the Wasp, adalah sekuel  yang sama lucu dan fun seperti pendahulunya.

Dari adegan pertama yang berlatar beberapa hari / minggu setelah adegan post-credit Ant-Man dimulai, kita seperti langsung menaiki wahana taman hiburan (theme park) yang membuat senyum merekah lebar. Joke-joke yang ditampilkan pun, juga masih membuat kita terpingkal walau, terdapat beberapa yang miss.


Plot Yang Masih Enteng Dan Enak Diikuti


Rasa fun pun semakin terasa dengan alur plot yang masih enteng untuk diikuti. Oke, oke. Kalau kalian mungkin kemarin-kemarin membaca beberapa ringkasan review berbagai media, kebanyakan dari mereka mengeluhkan plot film ini yang “rame” dan tidak memberikan bobot penting terhadap keseluruhan MCU ke depanya.

Oke, menurut kami, pertama, memang plot film ini memiliki beberapa sub-plot di tengah-tengah plot utamanya seperti: Scott Lang (Paul Rudd) yang harus menyeimbangkan tugasnya sebagai Ant-Man dan tahanan rumah pasca keterlibatannya di Captain America: Civil War (2016), sahabat-sahabat Lang yang berjuang memulai bisnis baru mereka dan, Sonny Burch (Walton Goggins) yang ingin menjual Pym Technologies untuk keuntungannya sendiri.

Dan seluruh sub-plot ini, terjadi di tengah-tengah plot utamanya yang mengisahkan misi penyelamatan (pengembalian) Janet Van Dyne (Michelle Pfeiffer) dari Quantum Realm. Tapi menurut kami, Reed cs, justru mampu mengolah seluruh plot-plot ini, sehingga tidak terasa “rame” alias, enak untuk diikuti.

Kedua, memang secara keseluruhan, kisah Ant-Man and the Wasp, adalah sekuel stand-alone sendiri. Namun, bukan berarti film ini tidak menampilkan bobot atau keterkaitan yang mumpuni terhadap keseluruhan rana MCU ke depannya. Pokoknya, kalian tunggu saja hingga adegan mid-credit ditampilkan. Pasalnya adegannya, akan memberikan clue yang sangat penting untuk Avengers 4 mendatang. Jadi, bisa dibilang film ini adalah salah satu film penting di MCU.


Seluruh Keluarga Semut Bekerjasama Dengan Sangat Baik


Oke. Lalu bagaimana dengan cast-nya? Well, sama hal-nya seperti film pertamanya, seluruh cast di film ini masih sama gokil dan kompaknya. Malah kalau dilihat, kekompakannya sudah terlihat bagaikan keluarga “semut besar” Pokoknya, tidak ada yang namanya si A mendominasi atau si B yang paling lemah.

Secara individu, Rudd, Lily & Douglas bisa dibilang sudah tidak bisa “diutak-atik” lagi dalam memerankan karater masing-masing. Dengan kata lain, mereka sudah oke banget. Pfeiffer  sebagai legenda pendatang MCU baru juga sukses mencuri perhatian. Namun dari semua, bagi kami adalah karakter Luis yang kembali diperankan oleh aktor sekaligus komedian asal Mexico (Michael Pena) yang lagi-lagi bersinar cemerlang.

WOW. Sama seperti penampilannya di film pertamanya, aktor berusia 42 tahun ini, benar-benar bagaikan “mesin canda”. Seluruh lontaran joke yang dilontarkannya, maish membuat kita terpingkal. Walau, seperti yang dikatakan di paragraf sebelumnya, sayangnya untuk penampilannya kali ini, candaannya tidak sekonyol dulu. Tapi hey, yang penting karakternya disini semakin ditampilkan sebagai sosok yang lebih penting lagi bukan?

 


Ghost = Turun Derajat


Sayangnya, hal yang sama tidak bisa dikatakan terhadap sosok villain utama, Ava Starr / Ghost (Hannah John-Kamen). Bukannya buruk. Namun secara keseluruhan villain ini ya terlihat biasa-biasa saja jika di bandingkan dengan beberapa villain yang hadir di MCU.

Apalagi setelah sebelumnya kita menyaksikan sosok Thanos yang tidak dipungkiri, merupakan sosok yang sangat kejam, intimidatif dan tentunya sosok villain MCU terbaik, tiba-tiba kita menyaksikan sosok Ghost yang motifnya sangat umum dan satu dimensional. Apa gak jadi turun banget-banget tuh Geeks?

Tapi, terlepas beberapa kekurangan yang disebutkan, sekali lagi, Ant-Man and the Wasps, adalah sekuel yang sangat fun dan worth watching. Lucu, menyenangkan, seru, dan tentunya, membuat kita semakin greget tidak sabar untuk segera cepat-cepat sampai ke tanggal perilisan Avengers 4, 3 Mei 2019.

Oh ya mengingatkan lagi, pokoknya bagi Geeks yang ingin mendapatkan “kisi-kisi” terkait Avengers 4, pokoknya jangan sampai tidak menyaksikan adegan mid-credit. Sedangkan untuk adegan post-credit, bisa kalian skip tapi, tidak mengapa juga kalau disaksikan. Karena menurut kami, terlepas adegannya “ngelenyeh”, entah mengapa kami merasa bahwa adegan tersebut juga menyimpan “misteri science” terkait Quantum Realm dengan semut-semut artifisial tersebut.

Score: 7 / 10

TINJAUAN IKHTISAR
Storyline
Acting
Cinematography
Music Scoring
review-ant-man-and-the-wasp-tetap-menghibur-tetap-pentingOh ya mengingatkan lagi, pokoknya bagi Geeks yang ingin mendapatkan "kisi-kisi" terkait Avengers 4, pokoknya jangan sampai tidak menyaksikan adegan mid-credit. Sedangkan untuk adegan post-credit, bisa kalian skip tapi, tidak mengapa juga kalau disaksikan. Karena menurut kami, terlepas adegannya "ngelenyeh", entah mengapa kami merasa bahwa adegan tersebut juga menyimpan "misteri science" terkait Quantum Realm dengan semut-semut artifisial tersebut.