Hype adalah satu kata yang tepat untuk mendefinisikan Star Wars. Ia tetap mampu menjadi sebuah franchise yang paling diantisipasi kedatangannya, bahkan setelah hampir 40 tahun berlalu sejak Star Wars pertama hadir. Tidak ada yang menyangka bahwa kesuksesan Star Wars awalnya muncul dari sebuah gagasan George Lucas karena kecintaannya terhadap space opera seperti Buck Rogers dan Flash Gordon. Awal naskah film Star Wars juga banyak ditolak oleh para petinggi Hollywood karena mereka menganggap kisah fantasi perang bintang pada kala itu sepi akan peminat. Namun Lucas membuktikan sebaliknya, ia berhasil membawa ide gilanya menjadi sebuah gebrakan baru dalam industri film kala itu bahkan hingga saat ini.

Film terbaru Star Wars Eps. VIII The Last Jedi masih menceritakan kembali tentang kisah Rey yang melanjutkan perjalanan panjangnya bersama dengan Finn dan Poe dalam mengalahkan First Order. Disaat bersamaan Rey yang dibantu Luke harus berpacu dengan waktu untuk mengungkap potensi besar yang ada dalam dirinya.

Dalam serial kedua dari sequel trilogy Star Wars ini, sang kreator George Lucas sama sekali tidak terlibat dalam film ini. Namun walau hadir tanpa tangan dingin sang kreator utama, Rian Johnson selaku sutradara dan penulis tetap menghadirkan atmosfir nostalgia yang kuat, terlebih banyak twist yang luar biasa mengejutkan. Johnson juga berhasil membangun sebuah pondasi cerita yang solid dan tidak terduga untuk seri terakhirnya nanti. Sebuah pondasi cerita yang cukup untuk membuat kami pribadi menginginkan segera sekuel terakhir ini dirilis. Kami harus mengakui bahwa Rian Johnson harus mengemban tugas dan tanggung jawab yang sangat besar pada Star Wars ini. Bukan perkara mudah memang untuk menyuntikan sesuatu yang baru pada franchise ini, apalagi ketika kita membicarakan sebuah franchise raksasa lintas generasi dengan basis fans fanatik begitu kuat.

Dua jempol yang membuat The Last Jedi begitu baik justru terletak pada daya tarik emosional karakter yang ditawarkan. Nampaknya apresiasi tertinggi pantas diarahkan pada karakter Kylo yang selalu tampil begitu luar biasa bahkan di The Force Awakens sebelumnya. Kylo mampu mengukuhkan dirinya sebagai seorang tokoh antagonis dengan sisi emosional yang berbeda dibanding Darth Vader. Bukan karena Kylo lebih baik dibanding Darth Vader, tetapi karena motif yang lebih kuat dan lebih emosional ada padanya. Dan lagi posisinya tidak pernah soal ‘mengganti’ peran seorang Darth Vader. Memang tak mudah untuk menyaingi sosok seorang Sith Lord yang satu itu. Namun ketika Kylo Ren pertama kali muncul di film sebelumnya di Star Wars Eps VII The Force Awakens, kami langsung terpukau olehnya. Luke dan Rey yang tampil mendominasi film juga berhasil membangun chemistry dengan sangat baik selama mereka dalam proses saling mengenal. Satu lagi yang tidak ketinggalan yaitu Finn yang berperan untuk memberikan nuansa komedi di The Force Awakens, sekarang ia tidak lantas tampil menjadi konyol, malah ia mengemban tugas utama yang cukup vital di film ini.

Film – film Star Wars memang dikenal sebagai pelopor visual efek dan music scoring yang luar biasa. Ia selalu berhasil untuk dapat mempertahankan gelar itu bahkan hingga saat ini. Apalagi dengan teknologi sekarang yang lebih maju, The Last Jedi bisa membangun apapun yang mereka ingin, seperti efek kehancuran yang masif, hingga kedatangan dramatis para X-Wing dengan kecepatan tinggi. The Last Jedi tentu menunjukan sensasi sebuah film Star Wars “modern” yang kentara jauh meninggakan film terdaluhunya.

Tidak salah jika film episode kedelapan ini menciptakan hype tersendiri, baik dari para fans fanatiknya hingga orang awam sekalipun. Penantian 2 tahun setelah The Force Awakens memanglah tidak sia – sia. Terlebih lagi dengan fanservice, dan twist yang sangat luar biasa mengejutkan. Star Wars: The Last Jedi menampilkan segalanya yang diinginkan oleh fans Star Wars.

 

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/