Di era modern saat ini pastinya Geeks sangat mudah untuk menyaksikan film kesayangan kalian. Namun bila kalian flashback ke pertengahan tahun 1970-an sepertinya sulit untuk menikmati film karena di tahun tersebut hanya ada proyekor 16mm/8mm dengan harga yang sangat mahal dan hanya beberapa orang saja yang mempunyai home player tersebut. Berbicara tentang home player, sebagian Geeks pasti sudah mengalami beberapa format untuk bisa menyaksikan film berbeda dengan jaman sekarang.

Geeks kali ini editor akan membahas ‘timeline‘ dari pemutar film atau home player dari masa ke masa. Mungkin diantara kalian akan bernostalgia dalam pembahasan kali ini, daripada penasaran so check this out!


Betamax


Betamax berbentuk kaset analog yang mampu merekam secara magnetik untuk format video. Format ini dikembangkan oleh Sony dan dirilis di Jepang pada tanggal 10 Mei 1975. Sedangkan perangkat Betamax yang pertama kali diperkenalkan di Amerika adalah LV-1901 untuk kebutuhan monitor warna 19 inch dan mulai dijual ditoko kaset pada awal bulan November 1975. Namun kehadiran Betamax mampu digantikan dengan VHS dan produksi Betamax berhenti pada tahun 2002. Beberapa kaset Betemax baru sempat diperjual belikan oleh Sony pada tahun 2016 sebelum mereka benar-benar berhenti memproduksinya.


VHS


Diantara kalian yang lahir di tahun 1970-1990an pasti merasakan bagaimana rasanya memutar film dengan format ini. VHS atau kepanjangan dari The Video Home System ini masih dikatakan standar rekaman video analog yang dikembangkan oleh Victor Company of Japan (JVC) pada awal tahun 1970 dan dirilis di Jepang pada akhir tahun 1976, sedangkan VHS di Amerika Serikat mulai ada pada tahun 1977. Seperti yang kalian simak, VHS bisa terbilang mengalahkan format sebelumnya yaitu Betamax setelah dua perangkat ini ‘perang format’ dan ramai di beritakan di berebagai media di antara tahun 1970-an sampai awal 1980-an. Perang itu berhasil dimenangkan oleh VHS dengan mendominasi pasar Amerika Utara sebesar 60% di tahun 1980. VHS pun menjadi format Home Video Player yang mendominasi pada tahun 80-an.


Laser Disc


Selang beberapa tahun Betamax dan VHS masuk ke pasaran, saat itu disk optik komersil pertama mulai di perjual belikan untuk umum. Laser Disc pertama kali ditemukan oleh David Paul Greenn dan James Russell pada tahun 1958 dan dipatenkan pada tahun 1961. Sementara di Amerika Utara perusahaan DiscoVision MCA pertama kali memperkenalkan formt Laser Disc ini pada tahun 1978 dan film Jaws menjadi film pertama yang diputar dalam format ini. Laser Disc bisa terbilang sebagai format home player yang paling laku dipasaran, karena kualitas audio dan gambar mampu mengalahkan kualitas dari Betamax dan VHS. Kualitas gambar yang dihasilkan oleh VHS mempunyai resolusi 240 TVL (Television Lines) sedangkan Laser Disc mampu menghasilkan antara 425-440 TVL. Di Indonesia, Laser Disc mulai populer di awal tahun 90 sampai awal 2000-an. Meskipun Laser Disc sukses di negara Asia lainnya seperti Jepang, format ini ternyata belum pernah masuk ke pasaran Eropa. Di akhir masanya, Laser Disc merilis film Bringing Out The Dead pada tahun 2000 dan Jepang resmi berhenti merilis Laser Disc pada tahun 2009. Teknologi dari Laser Disc telah menjadi fondasi bagi beberapa format lainnya seperti CD dan DVD.


DVD


Para Geeks pastinya sangat familiar dengan format pemutar film satu ini. DVD atau Digital Video Disc pertama ditemukan pada tahun 1995 oleh brand-brand elektronik besar seperti Phillips, Sony, Toshiba dan Panasonic. Format ini hampir mirip dengan Laser Disc, namun DVD memiliki fisik yang lebih kecil serta dilengkapi dengan storage dengan kapasitas yang besar. Industri film sangat antusias dengan keberadaan teknologi terbaru yang dihadirkan DVD ini dan memanfaatkan DVD ini sebagai format untuk menjual film Hollywood ke pasaran. Awalnya DVD diperkenalkan di Jepang pada tahun 1996, namun format ini butuh memakan waktu yang lama untuk mencakup belahan dunia lainnya. Pada tahun 1997 DVD mulai diperkenalkan di Amerika Serikat, tapi tidak terlalu mendominasi pasaran sehingga pada tahun 2003 rental DVD mampu menguasai dunia salah satunya di Indonesia.


HD DVD & Blu-Ray


Setelah DVD mendominasi di pasaran, akhirnya Toshiba merilis fitur baru yang dinamakan High-Definition DVD pada tahun 2006. Film pertama yang dirilis dalam format ini adalah The Last Samurai, Million Dollar Baby dan The Phantom of Opera. Tak berselang lama dengan keberadaan HD DVD, sekelompok peneliti hardware komputer mengembangkan sebuah fitur bernama Blu-Ray. Tentu format Blu-Ray ini mampu menampilkan gambar dengan kualitas 1080p sedangkan HD DVD hanya mampu menghasilkan gambar 720p saja. Awalnya konsumen tertarik dengan HD DVD karena Blu-Ray masih terbilang mahal pada saat itu, namun Sony menjalankan marketing Blu-Ray ini secara agresif dengan menghadirkan fitur Blu-Ray dalam console vide game mereka yaitu Play Station 3. Hal tersebut memungkinkan para konsumennya mampu memainkan game sekaligus menonton di platform yang sama.


Streaming


Yang terakhir ini pastinya para Geeks sedang menikmati fitur yang satu ini. Tentu peranan Internet sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan kalian terutama industri hiburan. Beberapa layanan streaming saat ini sudah banyak kalian temukan di Internet terutama layanan streaming Netflix. Mereka memulai layanan streaming di Internet pada tahun 2007 dan pada tahun 2010 menjadi puncak kejayaan Netflix dimana para studio film, televisi mempercayakan filmnya untuk masuk ke library mereka. Keunggulan yang dihadirkan Netflix diantaranya kalian dapat mendapatkan film atau tv series berkualitas Blu-ray tanpa membawa DVD fisik kemana-mana dan kalian pun bisa menyaksikan beribu film lewat Gadget di tangan kalian.

Itulah beberapa format pemutar film dari waktu ke waktu. Pastinya diantara para Geeks memiliki kisah masing-masing tentang beberapa format pemutar film diatas. Manakah format pertama kali saat kalian menonton film ? Share pengalaman kalian di bawah ini Geeks !

Dapatkan berita terbaru seputar film & entertainment lebih cepat dan mudah dengan bergabung di line official Greenscene.co.id. KLIK DISINI untuk bergabung.