Harus diakui dan tidak bisa dipungkiri bahwa Marvel Studios dan Disney berhasil membangun Marvel Cinematic Universe, atau jagat sinematik Marvel, secara megah dan mewah. Mereka berhasil “menjahit” cerita dari satu film ke film yang lain secara berkesinambungan, dalam satu dekade terakhir. Ketika franchise lainnya mencoba untuk melakukan hal yang sama, mereka justru gagal.

Di sisi lain, MCU terus tumbuh dan menjadi salah satu franchise yang paling besar saat ini dengan cerita mereka yang menggugah. Hampir lebih dari dua lusin film sudah dihasilkan sejak 2008 sampai saat ini. Namun, permasalahan yang selalu muncul dalam sesuatu yang sangat besar seperti MCU adalah menjaga kualitas mereka agar tetap baik. Ada beberapa momen ketika para penonton bisa dianggap kecewa dengan film-film MCU. Berikut adalah pembahasannya.

Pertarungan T’Challa vs Killmonger – Black Panther

Sebagian besar fans MCU pastinya setuju bahwa Black Panther adalah salah satu film terbaik di MCU, dan terbukti bahwa film ini meraih banyak pujian serta prestasi di ajang Academy. Namun sayangnya, di tengah gegap gempita dan kesuksesan filmnya, ada momen yang cukup membuat para fans kecewa yaitu ketika pertarungan antara T’Challa melawan Killmonger yang terjadi di akhir ceritanya.

Meskipun Chadwick Boseman dan Michael B. Jordan berakting sangat apik, hal itu tidak menutup fakta bahwa adegannya dilengkapi oleh efek khusus yang dianggap mengecewakan. Pertarungannya dirasa kurang begitu memiliki makna atau arti. Ryan Coogler kemudian angkat bicara bahwa semua hal itu diakibatkan oleh ketatnya jadwal produksi filmnya, sehingga dia dan tim tidak bisa menyelesaikan filmnya dengan sempurna.

Thanos Hancurkan Xandar Secara Off-Screen – Avengers: Infinity War

Untuk mencari dan melengkapi keenam Infinity Stones, Thanos perlu pergi ke planet Xandar, rumah bagi para Nova Corps, untuk mengambil Power Stone. Disaat para penonton tidak sabar untuk menyaksikan momen tersebut di filmnya, sayangnya mereka tidak bisa melihat hal tersebut karena Russo bersaudara memutuskan untuk tidak menghadirkan adegan tersebut di filmnya.

Dan sebagai “gantinya” dalam filmnya diceritakan bahwa Thanos sudah memiliki  Power Stone, dan momen bagaimana Thanos mendapatkan Power Stone tersebut hanya muncul dalam cerita narasinya saja. Russo bersaudara kemudian menjelaskan bahwa mereka pada awalnya memang akan menghadirkan adegan tersebut, tapi kemudian memutuskan untuk menghilangkannya dengan alasan bahwa ceritanya dianggap sudah tidak diperlukan lagi dan akan membuat pace ceritanya menurun.

Menghilangnya sosok Sif – Thor Ragnarok

Apa yang dilakukan oleh MCU terhadap salah satu rekan dari Thor, Lady Sif, merupakan sesuatu yang mengejutkan dan dirasa kurang tepat, mengingat karakter yang pertama kali diperkenalkan di film pertama Thor ini dianggap sebagai karakter yang badass dan menjadi salah satu karakter favorit – mengingat sedikitnya pejuang wanita tangguh yang ada di Asgard.

Meskipun Sif sempat kembali di film Thor: The Dark World, dia belum muncul lagi di MCU sejak film tersebut. Karakter Sif sendiri terakhir kali muncul dalam series Agents of SHIELD. Joe Russo kemudian menjelaskan bahwa hilangnya Sif dari MCU karena menjadi bagian dari Decimation Thanos di Infinity War. Dengan TV series yang dibintangi Jaimie Alexander sudah selesai, dia mungkin akan kembali menjadi Lady Sif di Thor: Love and Thunder mendatang.

Kematian Quicksilver – Age of Ultron

Para fans begitu senang dan gembira ketika Joss Whedon memperkenalkan Quicksilver dalam film Avengers: Age of Ultron. Namun, sayangnya, di tengah kegembiraan tersebut para fans langsung dibuat sedih dan kecewa dengan kematiannya di akhir film. Quicksilver mengorbankan nyawanya untuk melindungi Hawkeye dan seorang anak kecil, dari serangan Ultron.

Yang membuat para fans kecewa adalah Marvel Studios begitu cepat menghilangkan karakter yang dianggap menjadi salah satu karakter favorit. Bisa dibilang, Marvel sudah menghilangkan karakter sebelum para penonton benar-benar “mengenal” karakternya. Sang aktor sendiri sempat memberikan sinyal bahwa dia akan kembali ke MCU, dan spekulasi pun sempat muncul bahwa Quicksilver akan kembali di Infinity War dan Endgame. Tapi, tidak ada bukti nyata sampai saat ini.

Karakter Gay Pertama di MCU – Avengers: Endgame

Avengers: Endgame menjadi film pertama di MCU yang menghadirkan seorang karakter yang secara gamblang digambarkan sebagai penyuka sesama jenis. Meskipun pada awalnya hal tersebut berniat untuk terus meningkatkan kampanye ‘diversity’ atau keberagaman di MCU, banyak yang menganggap bahwa usaha tersebut justru gagal karena karakter tersebut dianggap “hanya selewat”.

Karakternya sendiri diperankan oleh sang wakil sutradara Joe Russon. Dia berperan sebagai “grieving man” atau pria yang sedih, karena ditinggal oleh kekasih prianya akibat Decimation Thanos. Para fans sendiri beranggapan bahwa jika memang Disney dan Marvel Studios ingin terus mengkampanyekan ‘keberagaman’, maka mereka harus menampilkan karakternya lebih sering dan lebih banyak lagi. Saat ini, Valkyrie menjadi salah satu karakter lainnya yang diketahui menyukai sesama jenis. Masih belum diketahui apa langkah yang akan diambil terhadap karakter ini.

BERSAMBUNG KE HALAMAN 2

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.