Kita semua sudah tahu kalau film sekuel Spider-Man yaitu Far From Home, akan dirilis pada tahun depan tepat setelah dirilisnya bagian kedua film Infinity War. Kemungkinan, film sekuel ini akan sedikit mengalami kesulitan dalam membangun “kesuksesan” apalagi setelah kejadian di film Infinity War kemarin. Kabarnya juga kejadian yang akan ditampilkan dalam Far From Home, akan muncul selama beberapa menit di akhir Avengers 4.

Bila harus menebak cerita, maka akan muncul di Avengers 4 nanti Thanos akan dikalahkan oleh para Avengers dan Peter Parker akan kembali dengan selamat ke bumi, dan juga berhasil untuk pergi ke Eropa untuk mengalahkan musuhnya disana. Tapi, setelah berbagai kejadian yang sudah dilewati oleh Spider-Man dan Peter Parker sebelumnya, apakah Spider-Man : Far From Home bisa memberikan sensasi yang sama atau memberikan pengalaman yang berbeda atau bahkan menjadi film yang monumental, khususnya untuk karakter Spider-Man?

Seperti yang sudah disampaikan oleh Marvel, film Avengers : Infinity War dan Avengers 4 nanti, akan menjadi penutup 10 tahun dari MCU, dan akan menjadi “tempat berkumpul” para karakter MCU. Dengan kata lain, sebagai penutup tentunya film ini harus mencoba melewati film-film lainnya dengan villain yang lebih besar, lebih banyak tentara, lebih banyak kekuatan, dan lebih banyak tantangannya. Dalam kasus Infinity War dan Avengers 4, Thanos merupakan ujung tombak ceritanya. Bukan hanya menang melawan semua Avengers, dia juga menjadi karakter terkuat di alam raya dengan Infinity Stonesnya.

Namun, yang jadi masalah adalah jika Spider-Man : Far From Home nantinya akan mencoba untuk melakukan hal yang sama, hasilnya bisa dipastikan akan flat atau mungkin bisa jadi flop. Meskipun kreatif dari film ini coba untuk membuat villain yang lebih kejam dan lebih kuat daripada Thanos, nantinya film ini akan melewatkan beberapa elemen utama yang membuat Homecoming menjadi film yang kuat dan dicintai banyak orang. Akan lebih baik jika Far From Home dibangun dari kekuatan yang sudah ada dari Homecoming, dan membuat film superhero yang lebih “kecil” yang berfokus pada aspek pribadi seorang Peter Parker, baik sebagai seorang murid SMA maupun seorang pahlawan.


Spider-man Bertarung Dengan Thanos dan Mati


Thanos benar-benar menjadi sosok yang sangat kuat dan sangat susah untuk dikalahkan. Kekuatannya sudah muncul saat film GOTG, bahkan sebelum dia berhasil mengumpulkan semua Infinity Stones. Di akhir Infinity War, Spider-Man pun ikut menghilang di pelukan Tony Stark, bersama dengan karakter-karakter lainnya. Lalu apakah dia benar-benar mati? Para penonton dan kalian tentunya sudah bisa menjawab pertanyaan itu. Dengan rencana pembuatan film Far From Home bisa disimpulkan kalau Peter Parker tidak benar-benar mati.

Yang paling penting adalah apapun yang akan terjadi di Avengers 4 nantinya, akan meninggalkan penagruh yang sangat besar buat seorang Peter Parker. Dengan dirinya yang sudah melawan Thanos, yang jelas lebih kuat dari musuh-musuhnya terdahulu bahkan mampu melenyapkan semua orang di alam semesta, bisa dibilang hampir tidak mungkin untuk memunculkan sesuatu yang dramatis atau yang lebih menantang dari pengalamannya melawan Thanos.


Bagaimana Mysterio Bersaing Dengan Thanos


Film Spider-Man : Far From Home sudah disiapkan untuk melanjutkan cerita yang sudah ada sebelumnya di film Avengers : Infinity War. Cerita film ini akan “dimulai” beberapa menit setelah kejadian di akhir Avengers 4 nanti, yang artinya aka nada kseinambungan yang sangat kuat diantara dua film ini.

Diperkirakan, kembalinya Peter dari kematian akan memberikan dampak kepadanya di film Far From Home nanti, seperti yang sudah diketahui juga kalau Iron Man tidak akan lagi muncul di film MCU. Jadi, kemungkinan karkater MCU lainnya akan muncul sebagai Cameo. Dalam laporan sebelumnya yang menyebutkan kalau Jake Gyllenhaal akan berperan sebagai Mysterio, memberikan sinyal bahwa Marvel ingin meneruskan untuk melakukan casting terhadap aktor yang bisa dibilang masuk dalam kategori A.

Juga dengan berbagai aktor dan aktris lainnya yang akan bermain di film ini. Jika, semua orang menginginkan “hal” yang sama seperti yang dilakukan oleh Josh Brolin, Jake Gyllenhaal bisa masuk dalam pilihan cast. Sama seperti Brolin, Gyllenhaal sudah menjadi aktor yang bisa menjadi seorang bintang film aksi, penjahat, dan juga aktor yang diakui aktingnya.

Tapi, tentu membandingkan Gyllenhaal dan Brolin, Mysterio dan Thanos, tentunya bukan sesuatu yang bisa dikatakan adil. Bisa dilihat dari kasat mata kalau kekuatan Thanos sangat jauh melebihi kekuatan yang dimiliki oleh Mysterio. Meskipun di film ini nantinya ada kemungkinan akan diperkenalkan Sinister Six, enam bahkan tujuh penjahat sekalipun tidak akan mampu untuk melawan Thanos. Tentu, apa yang dilakukan oleh Mysterio tidak sama dengan yang dilakukan oleh Thanos, yang ingin melenyapkan sebagian jagat raya.

Tetapi, kekuatan yang dimiliki oleh Mysterio lebih kepada kekuatan psikologis alami. Menggunakan kekuatan dari “deception” atau tipuan/trik. Mysterio akan membangun sebuah situasi untuk menyerang orang-orang dari segi psikologis dan emisonalnya. Daripada menggunakan konsep “semakin besar musuh, semakin bagus”, lebih baik film ini menggunakan konsep yang lebih sederhana, dengan menggunakan konflik melawan Mysterio untuk membangun pertarungan yang sifatnya pribadi untuk Peter.


Mengapa seorang Spider-Man “friendly Neighborhood” lebih baik


Kalau film Far From Home butuh panduan dalam membentuk cerita, mereka bisa mengambil contoh dari film sebelumnya yaitu Homecoming. Dalam film ini, mereka tidak mencoba untuk membentuk skala pertempuran yang besar atau epic, seperti dalam film Civil War atau bahkan Black Panther. Homecoming lebih mengedepankan kualitas yang membuat Spider-Man versi Tom Holland sangat spesial. Yaitu dia adalah seorang remaja, yang sesungguhnya. Memang, dia sedikit berbeda dengan kebanyak remaja lainnya dengan kemampuan dan talentanya tapi, dia tidak melupakan karakternya sebagai remaja SMA.

Peter Parker dikenal sebagai seorang yang “ramah” terhadap lingkungannya di New York dan dia juga fokus pada usahanya untuk melindungi kota tersebut. Vulture, musuh utama dalam film Homecoming, tidak sebesar villain yang dihadapi oleh para Avengers. Vulture tidak menginginkan dominasi dunia, dan dia juga bahkan tidak masuk ke dalam radar seorang Iron Man. Tapi, senjata illegal milik Vulture membuat ancaman bagi keamanan “rumah” Spider-Man, teman-temannya, dan juga masyarakat Queens. Peter merasa harus bertindak karena dia melihat ada keharusan untuk dirinya menjadi pahlawan, setidaknya untuk daerahnya sendiri.

Selain itu juga, cerita Peter berpusat pada apa artinya menjadi seorang pahlawan dan juga seorang remaja. Dia berusaha sangat keras untuk menyeimbangkan tanggung jawabnya utuk bersekolah sebagai murid, teman-teman, pekerjaan rumah, ekstrakurikuler, disamping menjadi seorang pahlawan. Pada akhirnya, ketika peter diberi kesempatan untuk keluar dari sekolah dan menjadi anggota penuh Avengers, dia menolak tawaran Iron Man, dia lebih memilih untuk hidup sebagai Spider-Man dan seorang Peter Parker.

Disaat film-film seperti Infinity War dan Avengers 4 nanti menampilkan berbagai karkater hero, Spider-Man : Far From Home bisa membeikan penawaran kepada para penonton ,fokus dan cerita intim yang film mega-blockbuster seperti Avengers, tidak bisa berikan. Jika Far From home memilih untuk “beripisah” dari dari Avengers 4, film ini juga bisa memberikan penonton sebuah cerita keseluruhan yang baru. Peter sebagai seorang teman, seorang murid, dan seorang anak muda baru dari Queens yang pergi ke Eropa untuk melaksanakan wisata sekolah.

Dibangun dengan humor dan momen-momen hangat dari Homecoming, dibantu dengan karisma seorang Tom Holland, sekuel ini bisa memberikan cerita remaja yang sangat ringan dan bisa dinikmati oleh mereka semua. Setelah berbagai kejadian berat, gelap, dan menyedihkan yang terjadi di Infinity War dan Avengers 4 nanti, sebuah film pahlawan yang menyenangkan dan lucu bisa menjadi pilihan bagi para fans Marvel dan para penonton semua.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.